Sunday, 27 May 2012

tataniaga hasil pertanian


Pengertian Tata Niaga Hasil Pertanian.
a. American Marketing Assosiation, memberi batasan:
Marketing is the performance of business activities directed toward and incident to the flow of goods and services from producer to consumer or user.
b. Nystrum
Marketing includes all those activities involved in the flow of goods and services from producer to consumer.
c. Prof. Hansen
Marketing is the delivery of standard of living.
d. Paul D. Converse, dkk.
(1) Marketing is the creation of time, place and possesion (ownership) utilities (penciptaan nilai-nilai guna atas waktu, tempat dan milik)
(2) Marketing moves goods from place, and effects changes in ownership by buying and selling them (menggerakkan barang-barang dari suatu tempat ketempat lain, dan mengakibatkan perobahan/perpindahan milik melalui jalan pembelian atau penjualan).
e. Thomsen
Marketing of agricultural products is the study of agricultural marketing, then, comprises all of the operations, and agencies conducting them involved in the movement of farm produced foods and raw materials, and their derivatines such as textiles, from the farms to final consumer and the effects such operations on farmers, middlemen and consumers.
f. Uhl and Kohl
Food marketing as the performance of al business activities involvel in the flow of food products and services from the point of initial agricultural production until they are in the hands of consumers.
Batasan tata niaga (marketing) hasil pertanian lainnya adalah sebagai berikut:
a. Panglaykim dan Hazil
Marketing adalah bagian daripada kegiatan usaha dan dengan mana kebutuhan manusia dapat dipenuhi, yakni dengan tukar menukar barang-barang dan jasa-jasa untuk sesuatu yang dianggap perlu dan berharga.
b. Alex S. Nitisemito
Marketing adalah semua kegiatan aktivitas untuk memperlancar arus barang/jasa dari produsen kegiatan konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.
c. Winardi
Marketing terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas benda-benda dan jasa-jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka.
Setelah menelaah batasan-batasan tata niaga yang telah diutarakan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga atau marketing itu meliputi kegiatan-kegiatan yang sangat luas sekali, diantaranya: kegiatan pembelian (buying), kegiatan menjual (selling), kegiatan pembungkusan (packing), kegiatan pemindahan (transport), kelancaran arus barang dan jasa dan lain sebagainya. Atau dengan lebih singkat tataniaga itu adalah segala kegiatan yang bersangkut paut dengan semua aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-barang dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, marketing ini merupakan sesuatu kegiatan moving process atau moving activities.


Tata Niaga Hasil Pertanian
PENDAHULUAN                      
1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Pada dasarnya keseluruhan aktivitas ekonomi dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu:
a.    Aktivitas Produksi   
b.   Aktivitas Konsumsi    
c.    Aktivitas Distribusi
Dari sini terbentuklah tiga sektor kegiatan ekonomi dan terjadi diseluruh kehidupan ekonomi.
§  Sektor DISTRIBUSI
§  Sektor PRODUKSI
§  Sektor KONSUMSI
Disektor produksi, barang-barang dan jasa dihasilkan, disektor konsumsi barang-barang dan jasa dikonsumsi oleh para konsumen. Jarak antara kedua sektor sangat relative. Ada yang jauh dan ada yang dekat. Umumnya jarak fisik produksi dan konsumsi  hasil pertanian/usahatani relatif cukup jauh,  karena usahatani berada dipelosok desa yang membutuhkan areal yang cukup luas. Sebaliknya barang-barang industri justru diproduksi didekat-dekat kota besar. Termasuk sarana produksi pertanian seperti  pupuk,  pestisida,alat-alat  dan  mesin  pertanian.  Oleh sebab itu jarak ini harus “dijembatani” agar barang-barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen memenuhi azas yaitu tempat, jumlah, waktu, mutu, jenis dan pada tingkat harga yang layak dibayar konsumen. Sektor distribusilah yang merupakan “jembatan” penghubung tersebut. Sektor inilah yang “bertanggung jawab” memindahkan, mengalokasikan, mendayagunakan, menganekaragamkan barang-barang yang dihasilkan disektor produksi. Dan disektor inilah tataniaga berperan.
Istilah tata niaga sering juga disebut pemasaran yang bersumber dari kata marketing. Kegiatan tata niaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi. Distribusi menimbulkan suatu kesan seolah- olah  orang-orang  yang  bergerak  didalam  bagian  ini  bersifat statis, menunggu saja apa yang akan mereka peroleh dari produsen  untuk  dibagi-bagikan  lagi  kepada  konsumen. Sedangkan marketing (tata niaga) sebaliknya bersifat dinamis karena tata niaga mencakup semua persiapan, perencanaan dan penelitian dari segala sesuatu yang bersangkutpaut dengan perpindahan, peralihan milik atas sesuatu barang atau jasa serta pelaksanaan perpindahan dan peralihan tersebut. Oleh sebab itu sering terjadi  “perbedaan” penggunaan istilah dengan maksud yang sama.
Agar pengertian tata niaga itu semakin jelas berikut ini disajikan beberapa batasan-batasan (defenisi) yang diberikan oleh beberapa para ahli.
    American Marketing Assosiation, memberi batasan: Marketing   is   the   performance   of   business   activities   directed toward  and  incident  to  the  flow  of  goods  and  services  from producer to consumer or user
    Nystrum Marketing includes all those activities involved in the flow of goods and services from producer to consumer
    Prof. Hansen : Marketing is the delivery of standard of living.
    Paul D. Converse, dkk. (1)  Marketing   is   the   creation   of   time,   place   and   possesion (ownership) utilities (penciptaan nilai-nilai guna atas waktu, tempat dan milik) (2)  Marketing  moves  goods  from  place,  and  effects  changes  in ownership   by   buying   and   selling   them   (menggerakkan barang-barang   dari   suatu   tempat   ketempat   lain,   dan mengakibatkan perobahan/perpindahan milik melalui jalan pembelian atau penjualan).
    Thomsen : Marketing  of  agricultural  products  is  the  study  of  agricultural marketing,  then,  comprises  all  of  the  operations,  and  agencies conducting them involved in the movement of farm produced foods and raw materials, and their derivatines such as textiles, from the farms  to  final  consumer  and  the  effects  such  operations  on farmers, middlemen and consumers.
    Uhl and Kohl Food  marketing  as  the  performance  of  al  business  activities involvel in the flow of food products and services from the point of initial  agricultural  production  until  they  are  in  the  hands  of consumers.
Sedangkan   beberapa   batasan   tata   niaga   (marketing)   yang bersumber dari literatur dalam negeri adalah sebagai berikut:
    Panglaykim dan Hazil : Marketing adalah bagian daripada kegiatan usaha dan dengan mana kebutuhan manusia dapat dipenuhi, yakni dengan tukar menukar   barang-barang   dan   jasa-jasa   untuk   sesuatu   yang dianggap perlu dan berharga.
    Alex S. Nitisemito : Marketing adalah semua kegiatan aktivitas untuk memperlancar arus   barang/jasa   dari   produsen   kegiatan   konsumen   secara paling  efisien  dengan  maksud  untuk  menciptakan  permintaan efektif.
    Winardi : Marketing terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas benda-benda dan jasa-jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka.
            Setelah menelaah batasan-batasan tata niaga yang telah diutarakan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga atau marketing itu meliputi kegiatan-kegiatan yang sangat luas sekali, diantaranya: kegiatan pembelian (buying), kegiatan menjual (selling), kegiatan pembungkusan (packing), kegiatan pemindahan (transport), kelancaran arus barang dan jasa dan lain sebagainya. Atau dengan lebih singkat tataniaga itu adalah segala  kegiatan  yang  bersangkut  paut  dengan  semua  aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-barang dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, marketing ini merupakan sesuatu kegiatan moving process atau moving activities.
Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi, baik dalam berproduksi, kelancaran komunikasi dan perhubungan, teknik pembungkusan, handling dan sebagainya, tidak mustahil akan merubah strategi dan kebijakan tata niaga, sehingga batasan- batasan tersebut di atas akan mengalami penyempurnaan atau perubahan secara dinamis pada masa-masa mendatang.
2. Mengapa Tata Niaga Penting
a.  Tinjauan tata niaga dari berbagai aspek
Tata niaga dapat ditinjau dari berbagai segi.
1).  Tata niaga sebagai suatu proses
2).  Tata niaga sebagai suatu sistem
3).  Tata niaga sebagai suatu kegiatan ekonomis
4).  Tata niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi
5).  Tata niaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (Business)
6).  Tata niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan
1). Tata   niaga   sebagai   suatu   proses  menyoroti  gerakan perpindahan barang-barang dan jasa-jasa dari sektor produsen  kegiatan  sektor  konsumen  serta  segala  kejadian dan perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik,  botol  atau  kaleng,  dipetikan dan  dikirim  kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.
2).  Tata niaga sebagai suatu sistem meliputi cara, model strategi penyampaian   barang-barang   dan   jasa-jasa   dari   sektor
produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses
penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan   sosial   budaya   dan   perekonomian   masyarakat.
Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga  tertentu  selalu  berusaha  mencapai  tujuan  masing-
masing.  Jadi  suatu  sistem  tata  niaga  terdiri  dari  berbagai
sistem ataupun sub sistem pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga
(channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau beberapa lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai
saluran tunggal (sole agent) atau koperasi.
3).  Tata niaga sebagai suatu kegiatan ekonomi. Sebagai aktivitas ekonomi peninjauan dari segi ini selalu menyoroti kegiatan
yang produktif oleh sebab itu tinjauan dari segi ini, tata niaga
dianggap atau dipandang sebagai bahagian dari kegiatan produksi, dalam arti kata yang luas.
4).  Tata niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi.
5).  Masyarakat  selalu  “berobah”  dalam  arti  kata  berkembang sesuai dengan kemajuan-kemajuan jaman. Perkembangan teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif) terhadap   sosial,   budaya,   sosial-politik,   sosial   ekonomi, preferensi dan lain-lain. Spesialisasi misalnya akan merobah pola    pembagian    kerja    dan    lain-lain.    Tuntutan    sektor konsumen  turut  pula  mengalami  perobahan  atau penyusuaian  atas  perubahan-perubahan  tersebut, sehingga “jarak”      antara      sektor      produsen      kegiatan      sektor konsumenpun  menjadi  semakin  “jauh”,  sehingga  semakin besar dan penting pula peranan tata niaga. Timbullah badan- badan   usaha   (Perseroan   Terbatas,   Firma,   CV,   Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi diri dari berbagai profesinya   dan   didalam   masyarakat   terjadilah   semacam pembagian peranan pihak swasta, perorangan, badan dan pemerintah.
6).  Tata  niaga  sebagai  suatu  kegiatan  usaha  niaga  (business).
Munculnya bentuk-bentuk spesialisasi menuntut penataan, pengorganisasian, pembiayaan, pengolahan, perencanaan, dll yang satu persatu menjadi komponen yang khusus. Badan-badan yang bergerak dalam bidang niaga diarahkan dan dikontrol  para  manajer  untuk  mengendalikan perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan itu memerlukan kegiatan tata niaga bersama-sama dengan kegiatan produksi. Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian pemasaran bersama.
7).  Tata niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan.
8).  Sebagai  salah  satu  bagian  dari  unit  perusahaan  tata  niaga sifatnya  operasional.  Dalam  pelaksanaan  operasional  ini, kegiatan tata niaga diorganisasikan dalam berbagai unit yang lebih  kecil  yang  mengkhususkan diri, seperti  bagian  iklan, langganan,     penjualan,     pergudangan,    penelitian    pasar,
pengembangan, dll.
b.  Tata Niaga adalah kegiatan Produktif
Dalam teori ekonomi lama ada pendapat mengatakan bahwa kegiatan  dalam  perusahaan  yang  produktif  hanyalah  dalam sektor  produksi  saja.  Misalnya  menanam  padi,  beternak,  dan lain-lain.  Kemajuan  peradaban,  teknologi  dan  perkembangan ekonomi telah merobah pandangan tersebut yaitu bahwa setiap usaha yang dapat memberikan faedah atau guna (utility) adalah sesuatu yang juga termasuk kegiatan yang produktif. Beberapa ahli ekonomi menggambarkan produksi itu sebagai penciptaan nilai guna (utility), yaitu proses bagaimana membuat barang dan jasa bermanfaat. Proses penciptaan nilai guna tersebut merupakan    kegiatan    productive,    yang    selanjutnya    dapat digolongkan ke dalam: (a) place utility (kegunaan karena tempat), (b)   form   utility   (kegunaan   karena   bentuk),   (c)   possesion/ ownership utility (kegunaan karena milik) dan,  (d) time utility (kegunaan karena waktu).
Kegiatan tata niaga umumnya kebanyakan berorientasi dengan utility tersebut. Sebagai contoh, pohon-pohon kayu di hutan belantara secara ekonomis tidak punya nilai guna, akan tetapi bila ditebang dan diangkat ke kampung paling sedikit bernilai guna untuk bahan bakar (Place Utility). Jelas dalam hal ini ada korban (input) kegiatan desa (paling sedikit tebang). Bila kayu balok tadi dipotong dan dijadikan papan atau beroti (perobahan bentuk), maka faedah kegunaan semakin ditingkatkan (Form Utility). Bila dilanjutkan lagi papan diolah menjadi lemari, meja dan lain-lain. Perubahan bentuk ini semakin memberi nilai kegunaan yang lebih tinggi. Para tukang pembuat lemari, meja dan lain-lain, akan menjualnya kepada konsumen (karena dibutuhkan)  yang  memberikan  kepuasan  (faedah)  atau kegunaan  baginya.  Maka  terjadilah  peralihan  pemilikan (Possesion  Utility)  atau  (Ownership  Utility)  melalui  proses  jual beli. Barang-barang dan jasa selalu dibutuhkan pada waktu- waktu  tertentu.  Jadi  barang  harus  tersedia  setiap  saat dibutuhkan oleh konsumennya (kegunaan waktu (time utility). Kegiatan  menyimpan  barang,  misalnya  pada  saat  panen harganya turun dan pada waktu paceklik dijual, termasuk dalam kegunaan   waktu   (Time   Utility).   Dengan   penjelasan   melalui contoh diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga itu adalah kegiatan yang produktif.
Bertitik tolak dari tinjauan tata niaga dari aspek kegunaan maka defenisi tata niaga adalah “segala kegiatan manusia yang berhubungan dengan penciptaan nilai guna dari barang-barang dan jasa-jasa”.
Alex Nitisemito menggambarkan arti pentingnya tata niaga sebagai berikut: “tidak ada suatu perusahaan yang mampu bertahan bilamana perusahaan tersebut tidak mampu memasarkan/menjual barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya. Oleh karena itu bilamana suatu perusahaan dimisalkan sebagai tubuh manusia maka kegiatan tata niaga itu dapatlah dimisalkan sebagai kegiatan jantung manusia. Apabila jantung terganggu maka seluruh tubuh juga akan terganggu dan apabila “jantung” berhenti, maka matilah perusahaan tersebut. Disamping pendapat yang menyatakan tata niaga produktif ada pula pendapat menyatakan tata niaga tidak produktif. Pendapat ini diajukan dengan latar belakang kehidupan Robinson Cruses disuatu pulau. Sudah barang tentu dijaman ini fungsi pertukaran belum memainkan peranan.
3. Sejarah Singkat dan Perkembangan Tata Niaga
Sejak manusia mengenal pembagian kerja dalam masyarakat sehingga kelompok masyarakat hanya membuat suatu barang tertentu dimana dengan saling tukar menukar barang yang dihasilkan   maka   sebenarnya   telah   ada   kegiatan   marketing. Hanya  saja  kegiatan  marketing  tersebut  masih  dalam  bentuk yang sangat sederhana.
Keadaan masyarakat lebih maju dan mulai mengenal mata uang sehingga untuk mendapatkan suatu barang tidak perlu lagi tukar menukar, tetapi dengan jalan membeli. Disini pembagian kerja lebih  luas  lagi  dan tidak terikat oleh sekelompok  masyarakat. Dengan demikian kegiatan marketingpun mengalami kemajuan sesuai dengan kemajuan dalam masyarakat.
Meskipun  demikian  pada  saat  tersebut  kegiatan  perusahaan lebih diarahkan pada kegiatan produksi atau dengan kata lain, perusahaan masih berorientasi pada bidang produksi daripada berorientasi pada pemasaran. Hal ini dapat kita maklumi karena hampir semua barang-barang yang diproduksikan dapat dijual habis, atau dengan kata lain pembeli mencari barang, yaitu kekuatan pasar ditangan penjual. Tetapi setelah timbulnya revolusi industri di Inggris dimana dalam bidang produksi telah ditemukan mesin-mesin yang lebih baik, sehingga dapat dilakukan produksi massal secara besar-besaran. Akibatnya perusahaan untuk dapat menjual barang-barangnya tidak cukup untuk pasar lokal saja, tetapi lebih luas daripada itu. Dengan demikian  pemasaran  meliputi  seluruh  negara  bahkan,  keluar dari batas negara. Dengan demikian masalah marketing menjadi lebih kompleks dengan kegiatan-kegiatannya menjadi lebih luas.
Dengan ditemukannya mesin-mesin yang lebih modern dan timbullah persaingan yang makin tajam maka keadaan pasar berubah dari seller’s market menjadi buyer’s market yaitu kekuatan pasar dipengaruhi pembeli. Dalam keadaan yang demikian maka masalah marketing menjadi lebih kompleks, sehingga perusahaan yang ingin maju dan berkembang harus merubah  orientasinya  dari  bidang  produksi  kegiatan  bidang pasar atau istilah yang terkenal market oriented. Disamping itu perusahaan   tidak   boleh   bersifat   pasif   dalam   memasarkan barang-barangnya artinya hanya menunggu langganan, tetapi harus bersifat aktif dalam mencari langganan.
Bagaimana dengan di Indonesia?, sebelum perang dunia kedua, dan beberapa tahun sesudah merdeka, yang mana komando pemerintah adalah politik dimana dicanangkan semboyang “berdikari”, maka untuk barang-barang tertentu masih bersifat seller’s market artinya pembeli mencari barang. Pada saat itu misalnya  seseorang  pedagang  mendapat  fasilitas  dari perusahaan  dagang  negara  untuk  menjual  barang-barangnya
seperti tekstil, sabun dan sebagainya, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan dapat untung besar. Hal ini disebabkan pemasaran barang tersebut tidak merupakan persoalan sehingga tanpa   mengalami   kesulitan   pedagang   tersebut   akan   dapat menjual seluruh barangnya dengan cepat.
Pada saat ini telah banyak masuk modal-modal asing kegiatan Indonesia baik dalam bentuk PMDN atau dalam bentuk join ventura dan masuk pula teknologi yang lebih maju maka keadaan perekonomian telah berubah. Apalagi keadaan ini tingkat persaingan juga makin tajam. Dalam keadaan yang demikian sifat pasar berobah dari seller’sektor market menjadi buyer’sektor market, yaitu penjual mencari pembeli.
Dengan  demikian  orientasi perusahaan  berobah dari  orientasi pada produksi menjadi orientasi pada pasar. Sehingga bagi perusahaan yang tidak berbuat demikian akan tenggelam. Maka serapan marketing disini makin kompleks, makin diperhatikan dan dianggap penting.
TANIAGA PERTANIAN
Arti dan Fungsi Tataniaga
Tataniaga / pemasaran / distribusi, yaitu suatu macam kegiatan ekonomi yangberfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen.Syarat efisiensinya tataniaga :a. mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumendengan biaya yang semurah-murahnya.b. mam,pu mengadakan pembagian yang adil dari pada keseluruhan hargayang dibayar konsusmen terakhir kepada semua pihak yang ikut sertadalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu.Biaya tataniaga di Indonesia masih tinggi disebabkan oleh bermacam-macam,misal jalan yang buruk, kelemahan modal petani, industri pengolahan yangbelum maju dsb.Macam perdagangan :a. distribusi, yaitu barang yang diproduksi oleh suatu pabrik pada tempattertentu kemudian dibagi-bagi ke pelosok yang tersebar.b. pengumpulan, yaitu menunjuk pada kegiatan mengumpulkan hasil-hasilyang jumlahnya sedikit dari petani produsen yang tersebar-sebar.Fungsi tataniaga : mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yangdiinginkan pada tempat, waktu dan bentuk serta harga yang tepat(pengngkutan, penyimpanan dan pengolahan).
Biaya Tataniaga (marketing margin)
Semakin maju ekonomi suatu negara maka biaya pemasaran akan semakintinggi. Tinggi rendahnya biaya tidak bisa dibandingkan dengan efisiensitataniaga .Yang mempengaruhi biaya tataniaga antara lain :a. Kualitas produk b. daya tahan produk c. faktor resikod. macam komoditie. daerah / lokasi pemasaranf. pungutan-pungutan resmi/tidak resmig. macam lemnbaga pemasaran & efektifitas pemasaran yang dilaksanakan
Industri Pengolahan Hasil-Hasil Pertanian
Makin maju suatu negara, industri pengolahan hasil pertanian semakin pentingdalam pemasaran. Semula dari barang setengah jadi menjadi barang-barangyang siap dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil pertanian,diharapkan keuntiungan yang didapat menjadi semakin tinggi.
Grading dan Standardisasi
Grading, yaitu klasifikasi hasil-hasil pertanian ke dalam beberapa golonganmutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan nama dan etiket tertentu.
 Ekonomi Pertanian Universitas Kediri : Tutut Dwi Sutiknjo
29Standardisasi, yaitu penentuan mutu barang menurut ukuran atau patokantertentu.Keuntungan grading yang baik, adil dan teliti antara lain :a. Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengankeinginannya dan tingkat pendapatannya.b. Produsen mendapat jaminan memperolejh harga yang sesuai dengan mutuhasil produksinya.
Konsumen dan produsen terlindung dari praktek-praktek kurang jujurdalam tataniaga.
Peranan tataniaga dalam pembangunan pertanian
Produktivitas hasil pertanian selalu mengalami fluktuasi, sedangkan harga hasil pertanian ditingkat prodesen cenderung mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini diduga berkaitan dengan rendahnya produktivitas dari hasil pertanian. Singh dalam Sahara (2001) mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di sektor pertanian merupakan suatu fenomena yang umum akibat ketidakstabilan (inherent instability) pada sisi penawaran.
Hal ini berarti harga hasil pertanian disebabkan oleh sifat alami dari produksi pertanian, yaitu dalam jangka pendek tidak dapat merespon tambahan permintaan atau tidak dapat mengurangi produksi pada saat harga yang rendah. Pengaruh fluktuasi harga pertanian lebih besar bila dibandingkan dengan fluktuasi produksi. Keadaan ini dapat menyebabkan petani menderita kerugian dalam jangka pendek sehingga menimbulkan kurangnya keinginan untuk melakukan investasi di sektor pertanian atau petani akan beralih ke komoditas yang memiliki harga jual yang lebih tinggi.
Persoalan mutu dan harga hasil pertanian merupakan bagian dari masalah tataniaga hasil pertanian yang tidak dapat dipisahkan karena mempunyai dampak langsung terhadap pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan hasil pertanian. Selain itu keberadaan lokasi lahan pertanian yang terpencar-pencar dan jauh dari pusat perekonomian yang mengarah pada terbentuknya rantai tataniaga yang panjang karena adanya peran hierarki dari pedagang perantara yang cenderung menambah kompleksitas upaya perbaikan mutu hasil pertanian.
Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001).

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...