Pengertian Tata
Niaga Hasil Pertanian.
a. American Marketing Assosiation, memberi batasan:
Marketing is the performance of
business activities directed toward and incident to the flow of goods and
services from producer to consumer or user.
b. Nystrum
Marketing includes all those
activities involved in the flow of goods and services from producer to
consumer.
c. Prof. Hansen
Marketing is the delivery of
standard of living.
d. Paul D. Converse, dkk.
(1) Marketing is the creation of
time, place and possesion (ownership) utilities (penciptaan nilai-nilai
guna atas waktu, tempat dan milik)
(2) Marketing moves goods from
place, and effects changes in ownership by buying and selling them (menggerakkan
barang-barang dari suatu tempat ketempat lain, dan mengakibatkan
perobahan/perpindahan milik melalui jalan pembelian atau penjualan).
e. Thomsen
Marketing of agricultural products
is the study of agricultural marketing, then, comprises all of the operations,
and agencies conducting them involved in the movement of farm produced foods
and raw materials, and their derivatines such as textiles, from the farms to
final consumer and the effects such operations on farmers, middlemen and
consumers.
f. Uhl and Kohl
Food marketing as the performance of
al business activities involvel in the flow of food products and services from
the point of initial agricultural production until they are in the hands of
consumers.
Batasan tata niaga (marketing) hasil
pertanian lainnya adalah sebagai berikut:
a. Panglaykim dan Hazil
Marketing adalah bagian daripada kegiatan
usaha dan dengan mana kebutuhan manusia dapat dipenuhi, yakni dengan tukar
menukar barang-barang dan jasa-jasa untuk sesuatu yang dianggap perlu dan
berharga.
b. Alex S. Nitisemito
Marketing adalah semua kegiatan aktivitas
untuk memperlancar arus barang/jasa dari produsen kegiatan konsumen secara
paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.
c. Winardi
Marketing terdiri dari tindakan-tindakan yang
menyebabkan berpindahnya hak milik atas benda-benda dan jasa-jasa dan yang
menimbulkan distribusi fisik mereka.
Setelah menelaah batasan-batasan
tata niaga yang telah diutarakan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
tata niaga atau marketing itu meliputi kegiatan-kegiatan yang sangat luas
sekali, diantaranya: kegiatan pembelian (buying), kegiatan menjual (selling),
kegiatan pembungkusan (packing), kegiatan pemindahan (transport),
kelancaran arus barang dan jasa dan lain sebagainya. Atau dengan lebih singkat
tataniaga itu adalah segala kegiatan yang bersangkut paut dengan semua aspek
proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-barang dan
jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, marketing ini merupakan
sesuatu kegiatan moving process atau moving activities.
Tata Niaga Hasil Pertanian
PENDAHULUAN
1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Pada dasarnya keseluruhan aktivitas ekonomi dapat
dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu:
a.
Aktivitas Produksi
b. Aktivitas
Konsumsi
c.
Aktivitas Distribusi
Dari sini terbentuklah tiga sektor kegiatan ekonomi
dan terjadi diseluruh kehidupan ekonomi.
§ Sektor
DISTRIBUSI
§ Sektor
PRODUKSI
§ Sektor
KONSUMSI
Disektor produksi, barang-barang dan jasa
dihasilkan, disektor konsumsi barang-barang dan jasa dikonsumsi oleh para
konsumen. Jarak antara kedua sektor sangat relative. Ada yang jauh dan ada yang
dekat. Umumnya jarak fisik produksi dan konsumsi hasil pertanian/usahatani relatif cukup
jauh, karena usahatani berada dipelosok
desa yang membutuhkan areal yang cukup luas. Sebaliknya barang-barang industri
justru diproduksi didekat-dekat kota besar. Termasuk sarana produksi pertanian
seperti pupuk, pestisida,alat-alat dan
mesin pertanian. Oleh sebab itu jarak ini harus “dijembatani”
agar barang-barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen memenuhi azas yaitu
tempat, jumlah, waktu, mutu, jenis dan pada tingkat harga yang layak dibayar
konsumen. Sektor distribusilah yang merupakan “jembatan” penghubung tersebut.
Sektor inilah yang “bertanggung jawab” memindahkan, mengalokasikan,
mendayagunakan, menganekaragamkan barang-barang yang dihasilkan disektor produksi.
Dan disektor inilah tataniaga berperan.
Istilah tata niaga sering juga disebut pemasaran
yang bersumber dari kata marketing. Kegiatan tata niaga adalah sebagian dari
kegiatan distribusi. Distribusi menimbulkan suatu kesan seolah- olah orang-orang
yang bergerak didalam
bagian ini bersifat statis, menunggu saja apa yang akan
mereka peroleh dari produsen untuk dibagi-bagikan lagi
kepada konsumen. Sedangkan
marketing (tata niaga) sebaliknya bersifat dinamis karena tata niaga mencakup
semua persiapan, perencanaan dan penelitian dari segala sesuatu yang
bersangkutpaut dengan perpindahan, peralihan milik atas sesuatu barang atau
jasa serta pelaksanaan perpindahan dan peralihan tersebut. Oleh sebab itu
sering terjadi “perbedaan” penggunaan
istilah dengan maksud yang sama.
Agar pengertian tata niaga itu semakin jelas berikut
ini disajikan beberapa batasan-batasan (defenisi) yang diberikan oleh beberapa
para ahli.
American
Marketing Assosiation, memberi batasan: Marketing is
the performance of
business activities directed toward and
incident to the
flow of goods
and services from producer to consumer or user
Nystrum
Marketing includes all those activities involved in the flow of goods and
services from producer to consumer
Prof.
Hansen : Marketing is the delivery of standard of living.
Paul D.
Converse, dkk. (1) Marketing is
the creation of
time, place and
possesion (ownership) utilities (penciptaan nilai-nilai guna atas waktu,
tempat dan milik) (2) Marketing moves
goods from place,
and effects changes
in ownership by buying
and selling them
(menggerakkan barang-barang
dari suatu tempat
ketempat lain, dan mengakibatkan perobahan/perpindahan
milik melalui jalan pembelian atau penjualan).
Thomsen :
Marketing of agricultural
products is the
study of agricultural marketing, then,
comprises all of
the operations, and
agencies conducting them involved in the movement of farm produced foods
and raw materials, and their derivatines such as textiles, from the farms to
final consumer and
the effects such
operations on farmers, middlemen
and consumers.
Uhl and
Kohl Food marketing as
the performance of
al business activities involvel in the flow of food
products and services from the point of initial
agricultural production until
they are in
the hands of consumers.
Sedangkan
beberapa batasan tata
niaga (marketing) yang bersumber dari literatur dalam negeri
adalah sebagai berikut:
Panglaykim
dan Hazil : Marketing adalah bagian daripada kegiatan usaha dan dengan mana
kebutuhan manusia dapat dipenuhi, yakni dengan tukar menukar barang-barang dan
jasa-jasa untuk sesuatu
yang dianggap perlu dan berharga.
Alex S.
Nitisemito : Marketing adalah semua kegiatan aktivitas untuk memperlancar
arus barang/jasa dari
produsen kegiatan konsumen
secara paling efisien dengan
maksud untuk menciptakan
permintaan efektif.
Winardi :
Marketing terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak
milik atas benda-benda dan jasa-jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik
mereka.
Setelah menelaah
batasan-batasan tata niaga yang telah diutarakan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tata niaga atau marketing itu meliputi kegiatan-kegiatan yang
sangat luas sekali, diantaranya: kegiatan pembelian (buying), kegiatan menjual
(selling), kegiatan pembungkusan (packing), kegiatan pemindahan (transport),
kelancaran arus barang dan jasa dan lain sebagainya. Atau dengan lebih singkat
tataniaga itu adalah segala kegiatan yang
bersangkut paut dengan
semua aspek proses yang terletak diantara
fase kegiatan sektor produksi barang-barang dan jasa-jasa sampai kegiatan
sektor konsumen. Jadi, marketing ini merupakan sesuatu kegiatan moving process
atau moving activities.
Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi, baik
dalam berproduksi, kelancaran komunikasi dan perhubungan, teknik pembungkusan,
handling dan sebagainya, tidak mustahil akan merubah strategi dan kebijakan
tata niaga, sehingga batasan- batasan tersebut di atas akan mengalami
penyempurnaan atau perubahan secara dinamis pada masa-masa mendatang.
2. Mengapa Tata Niaga Penting
a. Tinjauan
tata niaga dari berbagai aspek
Tata niaga dapat ditinjau dari berbagai segi.
1). Tata
niaga sebagai suatu proses
2). Tata
niaga sebagai suatu sistem
3). Tata
niaga sebagai suatu kegiatan ekonomis
4). Tata
niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi
5). Tata
niaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (Business)
6). Tata
niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan
1). Tata
niaga sebagai suatu
proses menyoroti gerakan perpindahan barang-barang dan
jasa-jasa dari sektor produsen
kegiatan sektor konsumen
serta segala kejadian dan perlakukan yang dialami oleh
barang. Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli pedagang,
diproses oleh pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong
plastik, botol atau
kaleng, dipetikan dan dikirim
kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.
2). Tata
niaga sebagai suatu sistem meliputi cara, model strategi penyampaian barang-barang dan
jasa-jasa dari sektor
produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari
proses
penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi
oleh keadaan sosial budaya
dan perekonomian masyarakat.
Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem
tata niaga tertentu selalu
berusaha mencapai tujuan
masing-
masing.
Jadi suatu sistem
tata niaga terdiri
dari berbagai
sistem ataupun sub sistem pengorganisasiannya.
Misalnya suatu saluran tata niaga, atau suatu mata rantai tata niaga
(channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau
beberapa lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai
saluran tunggal (sole agent) atau koperasi.
3). Tata
niaga sebagai suatu kegiatan ekonomi. Sebagai aktivitas ekonomi peninjauan dari
segi ini selalu menyoroti kegiatan
yang produktif oleh sebab itu tinjauan dari segi
ini, tata niaga
dianggap atau dipandang sebagai bahagian dari
kegiatan produksi, dalam arti kata yang luas.
4). Tata
niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi.
5).
Masyarakat selalu “berobah”
dalam arti kata
berkembang sesuai dengan kemajuan-kemajuan jaman. Perkembangan teknologi
akan membawa dampak (positif dan negatif) terhadap sosial,
budaya, sosial-politik, sosial
ekonomi, preferensi dan lain-lain. Spesialisasi misalnya akan merobah
pola pembagian kerja
dan lain-lain. Tuntutan
sektor konsumen turut pula
mengalami perobahan atau penyusuaian atas
perubahan-perubahan tersebut,
sehingga “jarak” antara sektor produsen kegiatan sektor konsumenpun menjadi
semakin “jauh”, sehingga
semakin besar dan penting pula peranan tata niaga. Timbullah badan-
badan usaha (Perseroan
Terbatas, Firma, CV,
Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi diri dari berbagai
profesinya dan didalam
masyarakat terjadilah semacam pembagian peranan pihak swasta,
perorangan, badan dan pemerintah.
6). Tata niaga
sebagai suatu kegiatan
usaha niaga (business).
Munculnya bentuk-bentuk spesialisasi menuntut
penataan, pengorganisasian, pembiayaan, pengolahan, perencanaan, dll yang satu
persatu menjadi komponen yang khusus. Badan-badan yang bergerak dalam bidang
niaga diarahkan dan dikontrol para manajer
untuk mengendalikan
perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan itu memerlukan kegiatan tata niaga
bersama-sama dengan kegiatan produksi. Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian
pemasaran bersama.
7). Tata
niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan.
8).
Sebagai salah satu
bagian dari unit
perusahaan tata niaga sifatnya operasional.
Dalam pelaksanaan operasional
ini, kegiatan tata niaga diorganisasikan dalam berbagai unit yang
lebih kecil yang
mengkhususkan diri, seperti
bagian iklan, langganan, penjualan, pergudangan, penelitian pasar,
pengembangan, dll.
b. Tata Niaga
adalah kegiatan Produktif
Dalam teori ekonomi lama ada pendapat mengatakan
bahwa kegiatan dalam perusahaan
yang produktif hanyalah
dalam sektor produksi saja.
Misalnya menanam padi,
beternak, dan lain-lain. Kemajuan
peradaban, teknologi dan
perkembangan ekonomi telah merobah pandangan tersebut yaitu bahwa setiap
usaha yang dapat memberikan faedah atau guna (utility) adalah sesuatu yang juga
termasuk kegiatan yang produktif. Beberapa ahli ekonomi menggambarkan produksi
itu sebagai penciptaan nilai guna (utility), yaitu proses bagaimana membuat
barang dan jasa bermanfaat. Proses penciptaan nilai guna tersebut
merupakan kegiatan productive, yang
selanjutnya dapat digolongkan
ke dalam: (a) place utility (kegunaan karena tempat), (b) form
utility (kegunaan karena
bentuk), (c) possesion/ ownership utility (kegunaan
karena milik) dan, (d) time utility
(kegunaan karena waktu).
Kegiatan tata niaga umumnya kebanyakan berorientasi
dengan utility tersebut. Sebagai contoh, pohon-pohon kayu di hutan belantara
secara ekonomis tidak punya nilai guna, akan tetapi bila ditebang dan diangkat
ke kampung paling sedikit bernilai guna untuk bahan bakar (Place Utility).
Jelas dalam hal ini ada korban (input) kegiatan desa (paling sedikit tebang).
Bila kayu balok tadi dipotong dan dijadikan papan atau beroti (perobahan
bentuk), maka faedah kegunaan semakin ditingkatkan (Form Utility). Bila
dilanjutkan lagi papan diolah menjadi lemari, meja dan lain-lain. Perubahan
bentuk ini semakin memberi nilai kegunaan yang lebih tinggi. Para tukang
pembuat lemari, meja dan lain-lain, akan menjualnya kepada konsumen (karena
dibutuhkan) yang memberikan
kepuasan (faedah) atau kegunaan
baginya. Maka terjadilah
peralihan pemilikan (Possesion Utility)
atau (Ownership Utility)
melalui proses jual beli. Barang-barang dan jasa selalu
dibutuhkan pada waktu- waktu
tertentu. Jadi barang
harus tersedia setiap
saat dibutuhkan oleh konsumennya (kegunaan waktu (time utility).
Kegiatan menyimpan barang,
misalnya pada saat
panen harganya turun dan pada waktu paceklik dijual, termasuk dalam
kegunaan waktu (Time
Utility). Dengan penjelasan
melalui contoh diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga
itu adalah kegiatan yang produktif.
Bertitik tolak dari tinjauan tata niaga dari aspek
kegunaan maka defenisi tata niaga adalah “segala kegiatan manusia yang
berhubungan dengan penciptaan nilai guna dari barang-barang dan jasa-jasa”.
Alex Nitisemito menggambarkan arti pentingnya tata
niaga sebagai berikut: “tidak ada suatu perusahaan yang mampu bertahan bilamana
perusahaan tersebut tidak mampu memasarkan/menjual barang-barang dan jasa-jasa
yang dihasilkannya. Oleh karena itu bilamana suatu perusahaan dimisalkan
sebagai tubuh manusia maka kegiatan tata niaga itu dapatlah dimisalkan sebagai
kegiatan jantung manusia. Apabila jantung terganggu maka seluruh tubuh juga
akan terganggu dan apabila “jantung” berhenti, maka matilah perusahaan tersebut.
Disamping pendapat yang menyatakan tata niaga produktif ada pula pendapat
menyatakan tata niaga tidak produktif. Pendapat ini diajukan dengan latar
belakang kehidupan Robinson Cruses disuatu pulau. Sudah barang tentu dijaman
ini fungsi pertukaran belum memainkan peranan.
3. Sejarah Singkat dan Perkembangan Tata Niaga
Sejak manusia mengenal pembagian kerja dalam
masyarakat sehingga kelompok masyarakat hanya membuat suatu barang tertentu
dimana dengan saling tukar menukar barang yang dihasilkan maka sebenarnya
telah ada kegiatan
marketing. Hanya saja kegiatan
marketing tersebut masih
dalam bentuk yang sangat
sederhana.
Keadaan masyarakat lebih maju dan mulai mengenal
mata uang sehingga untuk mendapatkan suatu barang tidak perlu lagi tukar
menukar, tetapi dengan jalan membeli. Disini pembagian kerja lebih luas
lagi dan tidak terikat oleh
sekelompok masyarakat. Dengan demikian
kegiatan marketingpun mengalami kemajuan sesuai dengan kemajuan dalam
masyarakat.
Meskipun
demikian pada saat
tersebut kegiatan perusahaan lebih diarahkan pada kegiatan
produksi atau dengan kata lain, perusahaan masih berorientasi pada bidang
produksi daripada berorientasi pada pemasaran. Hal ini dapat kita maklumi
karena hampir semua barang-barang yang diproduksikan dapat dijual habis, atau
dengan kata lain pembeli mencari barang, yaitu kekuatan pasar ditangan penjual.
Tetapi setelah timbulnya revolusi industri di Inggris dimana dalam bidang
produksi telah ditemukan mesin-mesin yang lebih baik, sehingga dapat dilakukan
produksi massal secara besar-besaran. Akibatnya perusahaan untuk dapat menjual
barang-barangnya tidak cukup untuk pasar lokal saja, tetapi lebih luas daripada
itu. Dengan demikian pemasaran meliputi
seluruh negara bahkan,
keluar dari batas negara. Dengan demikian masalah marketing menjadi
lebih kompleks dengan kegiatan-kegiatannya menjadi lebih luas.
Dengan ditemukannya mesin-mesin yang lebih modern
dan timbullah persaingan yang makin tajam maka keadaan pasar berubah dari
seller’s market menjadi buyer’s market yaitu kekuatan pasar dipengaruhi
pembeli. Dalam keadaan yang demikian maka masalah marketing menjadi lebih
kompleks, sehingga perusahaan yang ingin maju dan berkembang harus merubah orientasinya
dari bidang produksi
kegiatan bidang pasar atau
istilah yang terkenal market oriented. Disamping itu perusahaan tidak
boleh bersifat pasif
dalam memasarkan
barang-barangnya artinya hanya menunggu langganan, tetapi harus bersifat aktif
dalam mencari langganan.
Bagaimana dengan di Indonesia?, sebelum perang dunia
kedua, dan beberapa tahun sesudah merdeka, yang mana komando pemerintah adalah
politik dimana dicanangkan semboyang “berdikari”, maka untuk barang-barang
tertentu masih bersifat seller’s market artinya pembeli mencari barang. Pada
saat itu misalnya seseorang pedagang
mendapat fasilitas dari perusahaan dagang
negara untuk menjual
barang-barangnya
seperti tekstil, sabun dan sebagainya, maka dapat
dipastikan bahwa perusahaan akan dapat untung besar. Hal ini disebabkan
pemasaran barang tersebut tidak merupakan persoalan sehingga tanpa mengalami
kesulitan pedagang tersebut
akan dapat menjual seluruh
barangnya dengan cepat.
Pada saat ini telah banyak masuk modal-modal asing
kegiatan Indonesia baik dalam bentuk PMDN atau dalam bentuk join ventura dan
masuk pula teknologi yang lebih maju maka keadaan perekonomian telah berubah.
Apalagi keadaan ini tingkat persaingan juga makin tajam. Dalam keadaan yang
demikian sifat pasar berobah dari seller’sektor market menjadi buyer’sektor
market, yaitu penjual mencari pembeli.
Dengan
demikian orientasi
perusahaan berobah dari orientasi pada produksi menjadi orientasi
pada pasar. Sehingga bagi perusahaan yang tidak berbuat demikian akan
tenggelam. Maka serapan marketing disini makin kompleks, makin diperhatikan dan
dianggap penting.
TANIAGA PERTANIAN
Arti dan Fungsi Tataniaga
Tataniaga / pemasaran / distribusi, yaitu suatu
macam kegiatan ekonomi yangberfungsi membawa atau menyampaikan barang dari
produsen ke konsumen.Syarat efisiensinya tataniaga :a. mampu menyampaikan
hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumendengan biaya yang
semurah-murahnya.b. mam,pu mengadakan pembagian yang adil dari pada keseluruhan
hargayang dibayar konsusmen terakhir kepada semua pihak yang ikut sertadalam
kegiatan produksi dan tataniaga barang itu.Biaya tataniaga di Indonesia masih
tinggi disebabkan oleh bermacam-macam,misal jalan yang buruk, kelemahan modal
petani, industri pengolahan yangbelum maju dsb.Macam perdagangan :a. distribusi,
yaitu barang yang diproduksi oleh suatu pabrik pada tempattertentu kemudian
dibagi-bagi ke pelosok yang tersebar.b. pengumpulan, yaitu menunjuk pada
kegiatan mengumpulkan hasil-hasilyang jumlahnya sedikit dari petani produsen
yang tersebar-sebar.Fungsi tataniaga : mengusahakan agar pembeli memperoleh
barang yangdiinginkan pada tempat, waktu dan bentuk serta harga yang
tepat(pengngkutan, penyimpanan dan pengolahan).
Biaya Tataniaga (marketing margin)
Semakin maju ekonomi suatu negara maka biaya
pemasaran akan semakintinggi. Tinggi rendahnya biaya tidak bisa dibandingkan
dengan efisiensitataniaga .Yang mempengaruhi biaya tataniaga antara lain :a.
Kualitas produk b. daya tahan produk c. faktor resikod. macam komoditie. daerah
/ lokasi pemasaranf. pungutan-pungutan resmi/tidak resmig. macam lemnbaga
pemasaran & efektifitas pemasaran yang dilaksanakan
Industri Pengolahan Hasil-Hasil Pertanian
Makin maju suatu negara, industri pengolahan hasil
pertanian semakin pentingdalam pemasaran. Semula dari barang setengah jadi
menjadi barang-barangyang siap dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil
pertanian,diharapkan keuntiungan yang didapat menjadi semakin tinggi.
Grading dan Standardisasi
Grading, yaitu klasifikasi hasil-hasil pertanian ke
dalam beberapa golonganmutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan nama dan
etiket tertentu.
Ekonomi
Pertanian Universitas Kediri
: Tutut Dwi Sutiknjo
29Standardisasi, yaitu penentuan mutu barang menurut
ukuran atau patokantertentu.Keuntungan grading yang baik, adil dan teliti antara
lain :a. Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengankeinginannya
dan tingkat pendapatannya.b. Produsen mendapat jaminan memperolejh harga yang
sesuai dengan mutuhasil produksinya.
Konsumen dan produsen terlindung dari
praktek-praktek kurang jujurdalam tataniaga.
Peranan
tataniaga dalam pembangunan pertanian
Produktivitas
hasil pertanian selalu mengalami fluktuasi, sedangkan harga hasil pertanian
ditingkat prodesen cenderung mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini
diduga berkaitan dengan rendahnya produktivitas dari hasil pertanian. Singh
dalam Sahara (2001) mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di sektor
pertanian merupakan suatu fenomena yang umum akibat ketidakstabilan (inherent
instability) pada sisi penawaran.
Hal ini berarti
harga hasil pertanian disebabkan oleh sifat alami dari produksi pertanian,
yaitu dalam jangka pendek tidak dapat merespon tambahan permintaan atau tidak
dapat mengurangi produksi pada saat harga yang rendah. Pengaruh fluktuasi harga
pertanian lebih besar bila dibandingkan dengan fluktuasi produksi. Keadaan ini
dapat menyebabkan petani menderita kerugian dalam jangka pendek sehingga
menimbulkan kurangnya keinginan untuk melakukan investasi di sektor pertanian
atau petani akan beralih ke komoditas yang memiliki harga jual yang lebih
tinggi.
Persoalan mutu
dan harga hasil pertanian merupakan bagian dari masalah tataniaga hasil
pertanian yang tidak dapat dipisahkan karena mempunyai dampak langsung terhadap
pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan hasil pertanian. Selain itu
keberadaan lokasi lahan pertanian yang terpencar-pencar dan jauh dari pusat
perekonomian yang mengarah pada terbentuknya rantai tataniaga yang panjang
karena adanya peran hierarki dari pedagang perantara yang cenderung menambah
kompleksitas upaya perbaikan mutu hasil pertanian.
Analisis margin
pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas
pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian harga yang
diterima petani. Atau dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan
untuk mengetahui tingkat kompetensi dari para pelaku pemasaran yang terlibat
dalam pemasaran/disribusi (Tomeck and Robinson, 1990; Sudiyono, 2001).
No comments:
Post a Comment