BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Kegiatan
Pada
dasarnya pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia adapun beberapa
pengertian pendidikan yaitu Pengertian pertama Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu
lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga dapat
survive di dalam kompetisi kehidupannya. Pengertian kedua Pendidikan adalah pengaruh bimbingan dan arahan dari orang dewasa
kepada orang lain, untuk menuju kearah kedewasaan, kemandirian serta kematangan
mentalnya. Pengertian ketiga Pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani
orang lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi
proses perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup
kehidupannya Insan Cerdas dan Kompetitif.
Proses pendidikan itu sendiri bisa ditempuh melalui dua cara dalam
lingkungan yang berbeda, yaitu:
1.
Pendidikan Formal
Yang dimaksud dengan
pendidikan formal adalah proses pendidikan dengan cara dan dalam lingkungan
sekolah. Pendidikan formal sangat memegang peranan penting dalam proses mengembangkan pikiran seseorang,
sehingga karena itu pula seorang Taoyupun diharapkan berpendidikan yang tinggi.
Adapun alasannya adalah karena pendidikan
disekolah:
Ø Membentuk dasar atau
pondasi cara-cara / pola berpikir yang sistematis dan konseptual secara
konsisten dan terarah.
Ø Mengajarkan banyak
disiplin ilmu dengan berbagai teori-teori dan ilmu pengetahuan yang ada
sehingga wawasan dan pengetahuan menjadi banyak dan luas.
Ø Melatih dan menanamkan
sikap mental dan emosional yang matang, dewasa dan mandiri. Sehingga biasanya
seorang yang berpendidikan tinggi lebih dapat mengendalikan sikap dan emosinya
secara baik.
Ø Menanamkan disiplin
belajar yang sangat tinggi, sehingga seseorang yang berpendidikan akan lebih
terbiasa untuk belajar dan belajar lagi.
Pendidikan formal memang
penting, tetapi tentunya bisa disadari bahwa sekolahpun bukan satu-satunya
tempat untuk mendapatkan pendidikan, selain itu pendidikan formal yang ada
itupun harus disadari bukan sebagai hal yang paling mutlak sekali. Masih banyak
hal yang tidak bisa didapatkan hanya dari pendidikan formal saja dan banyak
faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap mental dan cara / pola berpikir
seorang individu diluar sekolah.
2.
Pendidikan Non-formal
Ini adalah segala pendidikan
yang didapat diluar pendidikan formal. Dapat dikatakan bahwa kehidupan didalam
masyarakatlah (termasuk keluarga) yang merupakan bangku sekolah dari pendidikan
non-formal ini. Oleh karenanya pendidikan non-formal ini bersifat tak terbatas
dan biasanya cenderung bersifat hal-hal yang praktis.
Di dalam masyarakat inilah
seseorang menjalani kehidupan yang sebenarnya, terjun dan mempraktekkan segala
kemampuan berpikir, bersikap dan bersosialisasi secara nyata dalam
lingkungannya. Disini pula seseorang akan mendapatkan pendidikan dalam sangat
banyak hal serta pengalaman pribadi dan akan lebih melengkapi dirinya dari apa
yang tidak didapatkan dari bangku sekolahnya.
Perjalanan pendidikan
disini adalah seumur hidup di dalam perkembangan segala keadaan dan jaman yang
selalu berubah setiap saat. Dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat
ini, kesempatan untuk belajar (termasuk juga belajar Tao) selalu terbuka setiap
saat.
Program kuliah
kerja nyata profesi (KKNP) adalah salah satu kegiatan yang harus diikuti oleh
setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studinya di
Universitas, baik universitas negeri maupun swasta. Program kegiatan KKNP tahun 2011 ini
merapukan KKNP tahun Kedua di Universitas Cokroaminoto Palopo setelah
sebelumnya di tahun 2010 KKNP perdana dilakukan dan mendapat sambutan yang
sangat bagus dan luar biasa di tengah masyarakat. Dimana kelebihan kknp yaitu
peserta kknp di perhadapkan langsung dengan bidang keprofesiannya
masing-masing.
B. Identifikasi Kegiatan
Mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan
adalah salah satu penyambung tongkat estafet dalam menggagas dan menjalankan
perannya sebagai seorang yang profesional di bidangnya. Oleh karena itu,
pendidik berperan sentral sebagai motivator
terhadap peserta didiknya dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah tempat siswa di berikan pembelajaran dan memperoleh layanan
konseling. Guru sebagai profesi berperan
sentral terhadap peningkatan mutu pendidikan di tanah air. Karena guru adalah
jabatan profesi maka orientasi ke profesionalnya diharapkan solid dalam
berbagai bidang khususnya profesi keguruan dan pelayan pendiikan
Guru dituntut memahami berbagai segmen
profesionalismenya seperti menata kepemimpinan, menata urusan kesiswaan,
mengelola laboratorium, koperasi sekolah, urusan kurikulum, dan aspek lainnya
yang bersentuhan langsung dengan profesi keguruan. Asumsi inilah yang
semestinya menjadi konsumsi mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan dalam menata
kemajuan pendidikan di era yang akan datang yang tidak hanya terpaku pada
aspek kegiatan belajar.
C. Tujuan
dan Manfaat Kegiatan
Tujuan utama KKNP adalah selain
terkait dengan bidang ke profesiannya dalam hal ini adalah guru, juga bagaimana
agar mahasiswa bisa merasakan langsung realita permasalahan di masyarakat
(bukankah universitas dan perguruan tinggi hari ini semakin menjadi menara
gading, semakin jauh dari realita masyarakat). KKN Profesi, sebenarnya lebih
punya peluang besar untuk mengaplikasikan ilmunya di masyarakat, karena
mahasiswa yang KKN Profesi rata-rata
punya basis keilmuan yang sama, sehingga program kerja bisa lebih difokuskan
pada peningkatan kualitas masyarakat. Mahasiswa yang mengikuti KKN profesi juga
diharapkan mampu mengerti permasalahan kemasyarakatan secara holistik karena
permasalahan-permasalahan yang didapatkan di masyarakat lebih bisa dikaji
secara komprehensif dan diterapi secara holistik lintas disiplin ilmu.
Selain itu manfaat yang sangat
dirasakan mahasiswa KKNP kali ini yaitu :
a.
Bagi
Mahasiswa KKNP
-
Melatih
ketrampilan perserta Kulia Kerja Nyata Profesi (KKNP) dalam mengaplikasikan
ilmunya dalam ketika proses belajar mengajar di dalam kelas.
-
Belajar
bagaimana menjadi seorang guru, apalagi di era global ini di tuntut
profesionalitas tenaga pendidik yang benar-benar kualified di bidangnya.
-
Belajar
bagaimana bekerja sama dalam sebuah tim sehingga bisa menghasilkan
program-program yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
-
Bagaimana beradaptasi di lingkungan yang benar-benar
baru bagi peserta KKNP khususnya di Kecamatan Walenrang.
-
Belajar
bersosialisasi dengan guru-guru serta siswa di lokasi KKNP.
b.
Bagi
Komunitas Sekolah
-
Sebagai
ajang untuk melihat kemampuan mahasiswa yang kedepannya diharapkan dapat
dipersiapakan menjadi tenaga pendidik di sekolah tempat mahasiswa ber KKNP
-
Sebagai
tambahan tenaga pendidik baik dari
pemikiran, tenaga, ilmu dan teknologi dalam melaksanakan program-program di
sekolah.
c.
Bagi Kampus Univ. Cokroaminoto Palopo
-
Sebagai
referensi guna pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan
(sekolah-sekolah)
-
Memperoleh
berbahgai permasalahan untuk diteliti dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
-
Terjalin
kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, sekolah serta universitas dalam
mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
PELAKSANAAN KKNP
A. Uraian
Materi Pembekalan
Dari pembekalan yang telah penulis ikuti terdapat
beberapa muatan materi yang selain membahas tentang teori KKNP itu sendiri,
juga terdapat materi tentang kemasyarakatan yang diharapkan dapat membantu mahasiswa
dalam pelaksanaan KKNP di lokasi. Adapun
beberapa materi tersebut antara lain :
1. Etika
Pengertian
Etika (Etimologi),
berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang
berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik, dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan
moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk
pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Macam-macam Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki
tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara
moral (mores). Manusia
disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat
hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak
yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai
makhluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang
dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika sebagai berikut:
Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang
sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam
hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut
berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku
manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Da-pat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan
nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi
tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Etika Normatif
Etika
yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa
yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika
Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
- Pengorganisasian Sumber Daya Manusia Dan Kewirausahaan
Pengorganisasian SDM
Pengorganisasian
SDM merupakan proses pengalokasian SDM untuk melaksanakan rencana organisasi.
Alokasi SDM
dilakukan melalui pemecahan rencana organisasi ke dalam tugas-tugas.
Tugas-tugas
beserta SDM yang digunakan disusun dalam suatu hierarki kerja dalam bentuk
struktur organisasi.
Mengapa
Pengorganisasian SDM Penting ?
Pengorganisasian
SDM penting karena :
Mengatur
pembagian tugas dan tanggung jawab dalam organisasi melalui struktur yang
jelas.
Mengkoordinasikan
SDM yang ada di dalam organisasi.
Mengatur
penggunaan SDM secara efektif dan efisien.
Mengatur
hubungan-hubungan formal yang terjadi dalam organisasi.
Empat Pilar Pengorganisasian
1.
Pembagian
kerja (division of work)
2.
Pengelompokan
pekerjaan (Departementalization)
3.
Penentuan
relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)
4.
Penentuan
mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam organisasi (coordination)
Pengorganisasian Masyarakat/Kelompok
Sasaran
Langkah – langkah yang harus ditempuh
dalam Pengorganisasian Masyarakat/Kelompok Sasaran adalah:
1)
Persiapan
sosial :
a.
Pengenalan
Masyarakat
b.
Pengenalan
Masalah
c.
Penyadaran
Masyarakat
2)
Pelaksanaan
3)
Evaluasi
4)
Perluasan
Bentuk-Bentuk Sarana Pengorganisasian
Masyarakat
1)
Diskusi,
baik yang bersifat formal maupun yang bersifat informal (privat).
2)
Pelatihan,
yang ditujukan pada anggota masyarakat yang nantinya akan mampu menjadi aktor
utama dalam pengorganisasian masyarakat.
3)
Aksi,
suatu aksi yang memberikan impresi yang positif di mata masyarakat juga
memiliki potensi untuk meningkatkan partisipasi dalam pengorganisasian
tersebut.
4)
Sosialisasi,
sarana ini dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu dalam bentuk selebaran,
pertemuan , dan lain-lain.
- Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
§
Pemberdayaan
adalah terjemahan dari empowerment, sedangkan memberdayakan adalah terjemahan dari empower
§
Pemberdayaan
adalah terjemahan dari empowerment, sedangkan memberdayakan adalah terjemahan dari empower
Mengapa Perlu Dilakukan Pemberdayaan
Ekonomi Dan Swadaya Masyarakat ?
§
Persoalan
atau isu strategis perekonomian masyarakat lazimnya bersifat lokal-spesifik dan
problem-spesifik, maka konsep dan operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat
tidak dapat diformulasikan secara generik.
§
Masalah ketidakberdayaan masyarakat di bidang ekonomi.
§
Masyarakat
lemah dalam hal akses untuk memperoleh modal, mereka diperlakukan diskriminatif
oleh lembaga keuangan.
§
Terjadi aliran
modal dari masyarakat lemah ke
masyarakat yang kuat.
§
Atas
perlakuan yang tidak adil itu, masyarakat tidak memiliki kekuatan tawar menawar
dengan pihak lembaga kuangan.
§
Rendahnya ketrampilan masyarakat tunadaya disebabkan
karena akses atau kesempatan mereka untuk mendapatkan pelayanan pendidikannya
pada umumnya buruk.
Konsep pemberdayaan sudah lahir sejak revolusi industri
atau ada juga yang menyebut sejak lahirnya Eropa modern pada abad 18 atau zaman
renaissance, yaitu ketika orang mulai mempertanyakan diterminisme
keagamaan. Kalau pemberdayaan dipahami sebagai upaya untuk keluar atau melawan
diterminisme gereja serta monarki, maka pendapat bahwa gerakan pembedayaan
mulai muncul pada abad pertengahan barangkali benar
Tujuan Pemberdayaan Ekonomi adalah Peningkatan
kesejahteraan warga komunitas dari bertambahnya sumber pendapatan dengan
memanfaatkan potensi lokal, yang ditandai dengan terbukanya jaringan pasar yang
berkelanjutan.
Pada
prinsipnya, pemberdayaan adalah
penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan yang mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat
memperoleh faktor-faktor produksi, dan penguatan masyarakat untuk dapat
menentukan pilihan masa depannya.
Pada
prinsipnya, pemberdayaan adalah
penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan yang mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat
memperoleh faktor-faktor produksi, dan penguatan masyarakat untuk dapat
menentukan pilihan masa depannya.
Pemberdayaan
ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan
penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan
gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi,
pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari
aspek masyarakatnya sendiri, mapun aspek kebijakannya.
Konsep
pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap model pembangunan dan model
industrialisasi yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun
dari kerangka logik sebagai berikut:
Ø
Bahwa
proses pemusatan kekuasan terbangun dari pemusatan penguasaan faktor produksi;
Ø
Pemusatan
kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan masyarakat
yang pengusaha pinggiran;
Ø
Kekuasaan
akan membangun bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem politik, sistem
hukum, dan ideologi yang manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi; dan
Ø
Kooptasi
sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politik, dan ideologi, secara
sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat berdaya
dan masyarakat tunadaya. Akhirnya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu masyarakat
yang berkuasa dan manusia yang dikuasai. Untuk membebaskan situasi
menguasai dan dikuasai, maka harus dilakukan pembebasan melalui proses
pemberdayaan bagi yang dikuasai (empowerment of the powerless).
Perkembangan
sektor informal pada saat ini mendapatkan sorotan yang serius oleh pemerintah,
khususnya pemerintah daerah dengan adanya otonomi daerah. Oleh sebab itu,
otonomi daerah merupakan suatu proses yang memerlukan transformasi paradigmatik
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Perilaku
ekonomi seseorang bisa jadi merupakan suatu tindakan sosial, bila tindakan
tersebut memperhitungkan perilaku orang lain.
Jaringan
hubungan ekonomi antar pembeli dengan penjual, dapat dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan non ekonomi. Hal tersebut terjadi pada suatu
masyarakat yang mempunyai ikatan emosional yang kuat baik ras, etnik maupun
agama.
Keadaan
seperti ini disebut sebagai solidaritas mekanik dan banyak dijumpai di
masyarakat tertentu yang lebih menyukai melakukan transaksi usaha dengan
didasari petimbangan-perimbangan non ekonomi, transaksi tersebut dapat
dilakukan dengan suatu kelompok masyarakat tertentu lainnya dengan
perimbangan-perimbangan ekonomi semata.
Ada 4 konsep pemberdayaan ekonomi
secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)
Perekonomian
rakyat adalah pereknomian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang
deselenggarakan oleh rakyat adalah bahwa perekonomian nasional yang berakar
pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas untuk menjalankan roda
perekonomian mereka sendiri. Pengertian rakyat adalah semua warga negara.
2)
Pemberdayaan
ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern,
dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena kendala
pengembangan ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan
ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural.
3)
Perubahan
struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi
modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ekonomi subsisten ke ekonomi
pasar, dari ketergantungan ke kemandirian. Langkah-langkah proses perubahan
struktur, meliputi: (1) pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya; (2)
penguatan kelembagaan; (3) penguasaan teknologi; dan (4) pemberdayaan
sumberdaya manusia.
4)
Pemberdayaan
ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan peningkatan produktivitas, memberikan
kesempatan berusaha yang sama, dan hanya memberikan suntikan modal sebagai
stumulan, tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yang erat antara
yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum berkembang.
B. Gambaran
Umum Pelaksanaan kegiatan
Kuliah Kerja
Nyata lahir pada tanggal 16 November 1972, yang sebagai acuan darsarnya adalah Undang-Undang
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Tinggi serdta dalam Kurikulum KKNP
Termasuk Mata Kuliah Berbobot 3 Sks Yg Berbentuk Kuliah Kerja di Lembaga/
Instansi/Perusahaan yang memiliki
keterkaitan antara keilmuan dan keprofesian dengan latar belakang
program pendidikan mahasiswa
Nama kegiatan KKNP terbentuk melalui proses yg panjang. Diawali dengan nama :
KKN
(Kuliah Kerja Nyata)
KKU
(Kuliah Kerja Usaha)
KPK
(Kuliah Praktek Kerja)
dan
akhirnya terbentuklah nama
KKNP
(Kuliah Kerja Nyata Profesi) yg dimaksudkan untuk memperjelas tujuan yang ingin dicapai program sesuai latar belakang pendidikan mahasiswa.
Jika sebelumnya berorientasi pada pembekalan
pengalaman praktek dan manfaat terhadap bidang ilmu, maka KKNP lebih ditekankan
pada peningkatan kematangan mahasiswa dalam berpikir dan ketajaman analisis
terhadap problem empirik, sehingga
mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinya dalam praktek keprofesian
(keberhasilan kerja)
Kegiatan KKNP Univ. Cokroaminoto
Palopo tahun 2011 ini dilaksanakanselama kurang lebih 1 (satu) bulan yaitu pada tanggal 24 maret – 25 April 2011.
Mahasiswa KKNP Profesi kali ini di sebar di sebanyak 40 titik lokasi KKNP yang
melingkupi 5 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara, Palopo, Luwu
serta Kab. Maros.
Penulis berkesempatan melaksanakan
Kulia Kerja Nyata Profesi (KKNP) serta melaksanakan salah asatu Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat di Kab. Luwu tepatnya
Kecamatan Walenrang, Kel. Bulo, serta untuk bidang keprofesiannya penulis
mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan dari kampus yaitu di SMP BAKTI NUSA di
Kecamatan Walenrang.
C. Faktor
Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata profesi
Dalam pelaksanaan KKNP di Kec. Walenrang terkhusus di SMP BAKTI NUSA penulis sangat senang bisa mengaplikasikan
ilmunya di sekolah ini, selain itu suasana sekolah yang asri serta kepala
sekolah dan para pendidik yang ramah menjadi motivasi bagi penulis untuk
belajar di smp Bakti nusa ini. Tapi proses
belajar ini tentunya tidak luput juga dari hambatan-hambatan baik
langsung maupun tak langsung dalam proses belajar mengajar atau kegiatan
lainnya di sekolah yaitu :
Hambatan
1.
Siswa
merasa pelajaran Biologi adalah pelajaran yang sulit.
2.
Siswa
masih kesulitan dalam mengerjakan tugas.
3.
Siswa
masih kurang dalam penguasaan bahasa latin sehingga siswa terlalu sering sekali
bertanya ke pada guru.
4.
Masih
kurangnya kesadaran siswa untuk memiliki alat bantu seperti buku paket yang
merupakan salah satu alat untuk proses pembelajaran.
5.
Siswa
kurang bertanya pada saat proses pembelajaran sehingga jika ada kendala
praktikan tidak dapat memberikan solusi.
6.
Pada
jam-jam tertentu konsentrasi siswa mulai berkurang sehingga proses penerimaan
pelajaran oleh siswa sangat tidak maksimal.
7.
Suasana
kelas yang gaduh karena diantara siswa kadang ada saja yang mengganggu temannya
yang sedang belajar.
Pemecahannya
1.
Yang
paling pertama dilakukan adalah memberikan pemahaman bahwa Biologi adalah
pelajaran yang mengasyikkan dan tidak perlu takut untuk belajar Biologi,
2.
Praktikan
memberikan dorongan/semangat kepada siswa yang ingin mengungkapkan sesuatu
dalam pelajaran biologi.
3.
Praktikan
memberikan materi tambahan yang mungkin bisa membantu siswa dalam penguasaan
materi misalkan kembali ke materi-materi dasar.
4.
Memberikan
pancingan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang tidak di pahami.
5.
Ketika
suasana kelas kurang kondusif atau siswa merasa jenuh maka praktikan memberikan
games-games kecil yang bias membangkitkan mereka untuk belajar.
BAB III
DESKRIPSI HASIL KEGIATAN
A. Tinjauan
Konsep Kegiatan
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral
yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung
pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74)
mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalah orang yang
akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang
menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam
batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks
belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktivitas
siswa dalam belajar.
Gambaran aktivitas itu tercermin
dari adanya usaha yang dilakukan guru dalam
kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh
karena itu mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi
dengan menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif ke arah
pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai
penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director
and facilitator of learning.
Nasution (1982:8) mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai
segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga
terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar
siswa turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama
interaksi proses belajar mengajar berlangsung. Usman (1994:3) mengemukakan
mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar
mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha
mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini
mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator
kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik
ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan
belajar mengajar.
Pendidik adalah seseorang
yang mempuyai peran penting dalam pencarian identis atau jati diri peserta
didik. Dalam pencarian tersebut siswa mampu memposisikan dirinya dalam ruang
lingkup pembelajaran dan mampu memiliki kapasitas intelektual, ketrampilan,
motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam
keluarga dan lain-lain.
Dalam bimbingan belajar pendidik memberikan trik – trik belajar yang baik dan tidak sukar agar siswa
mampu menyelesaikan soal – soal Biologi tersebut.
Adapun beberapa kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan di sekolah
(formal) dan luar sekolah (non formal) adalah sebagai berikut :
a. Mengajar Biologi pada
kelas VIII
b. Pendidikan luar sekolah
(non formal)
c. Bimbingan belajar
B. Relevansi
Kegiatan Dengan Bidang Keprofesian
Siswa datang ke sekolah dengan harapan agar bisa mengikuti
pendidikan dengan baik, tetapi tidak selamanya demikian. Adanya masalah yang
mereka hadapi, bersumber dari adanya ketegangan karena tugas-tugas,
ketidakmampuan mengerjakan tugas. Keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya tetapi
ketidakmampuan persaingan dengan teman, kemampuan dasar intelektual yang kurang,
motivasi belajar yang kurang/lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru yang
kurang ramah dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut tidak selalu dapat
terselesaikan dalam situasi belajar mengajar di kelas melainkan memerlukan
pelayanan khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran dalam hal ini
adalah peran guru.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut seorang guru seharusnya
perlu mengingat bahwa tugas seorang sebagai pendidik, sebagai pembimbing.
Peranan guru sebagai pengajar mungkin merupakan peran yang paling populer
selama ini. Guru sebaiknya memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Karena guru sebagai informator terutama berkaitan dengan
tugasnya membantu guru pembimbing dalam memasyarakatkan layanan bimbingan dan
konseling kepada siswa. Guru sebagai fasilitator terutama ketika
dilangsungkannya layanan pembelajaran baik yang bersifat prefentif ataupun
kuratif. Guru sebagai mediator kedudukannya yang strategis yakni berhadapan
langsung dengan guru pembimbing. Guru sebagai motivator berperan sebagai
pemberi motivator siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah siswa memperoleh layanan konseling. Guru sebagai kolaborator sebagai
mitra seprofesi yakni sama sebagai tenaga pendidik di sekolah. Seorang siswa
yang mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika, siswa
tersebut perlu mengalami bimbingan yang dilakukan oleh guru maupun orang tua
yaitu dengan cara menambah jam pelajaran, membimbing siswa dalam belajar,
memberikan motivasi, dan cara lain yang perlu dilakukan untuk menambah
kemampuan anak supaya tidak kesulitan dalam belajar.
Kesulitan belajar berkaitan erat dengan setiap pelajaran bagi
siswa yang kemampuannya kurang. Oleh karena itu belajar secara formal sangatlah
perlu sejak anak-anak memasuki sekolah lanjutan tingkatan pertama yang sudah
bisa belajar dengan baik. Meskipun demikian masih banyak juga anak usia sekolah
lanjutan tingkat pertama yang mengalami kesulitan atau keterlambatan belajar.
Dengan adanya kesulitan-kesulitan tersebut, maka peran guru sebagai pembimbing
sangat dibutuhkan
Dari beberapa masalah yang dihadapi oleh seorang anak yang
disebutkan di atas, maka guru kelas sekaligus pembimbing berkewajiban
memberikan bimbingan pada anak tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Pemberian motivasi kepada anak supaya mau belajar
b.
Pemberian tambahan belajar ataupun les privat pada anak tersebut
c.
Berkerja sama dengan orang tua murid tentang perkembangan anaknya yang mengalami
kesulitan belajar.
Dari bimbingan yang dilakukan ternyata hasil bimbingan yang
dilakukan belum maksimal karena kendalanya perlu waktu yang lama untuk
menghadapi siswa yang kesulitan belajar tersebut.
C. Pembahasan
Hasil Kegiatan
Berdasarkan konseptual dalam Kuliah Kerja Nyata Propesi (KKNP) ada
beberapa kegiatan yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah adalah :
a.
Mengajar
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu
usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini
mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator
kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik
ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan
belajar mengajar.
Burton (dalam Usman, 1994:3) menegaskan “teaching
is the guidance of learning activities”. Hamalik (2001:44-53)
mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan
kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha
mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4)
memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk
menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan,
mengajar adalah any action performed by an
individual (the teacher) with
the intention of facilitating learning in another individual (the
learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan
seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang
lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep
mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif.
Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan
pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang
studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil
atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian
institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching
skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini
guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar
terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat,
kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan
sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan
belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala,
2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang
dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi
proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1)
mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas
maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan,
dan dorongan kepada siswa.
Dalam hal ini
mahasiswa KKNP di SMP Bakti nusa Walenrang yang dalam hal ini bidang ilmu yang
penulis tekuni adalah Pendidikan Biologi setelah menghadap kepada guru pamong
kemudian menyesuaikan dengan jadwal dan jam pelajaran maka guru pamong
memberikan penulis sebanyak 1 kelas untuk di bimbing sekaligus ajang bagi
penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama di bangku kuliah, yang
merupakan tantangan yang membuat penulis agak sedikit grogi sebelum melakukan proses
belajar mengajar tersebut. Dari satu kelas tersebut ( kelas VII ) dengan
pertemuan tiap kelas sebanyak 2 kali per minggu dan tiap pertemuan sebanyak 2
jam pelajaran jadi total selama satu minggu penulis melakukan 2 kali pertemuan
di 1 kelas tersebut jika di jumlah sebanyak
4 jam/minggu.
Awalnya penulis memang merasa sedikit deg-degan/ grogi sebelum
mengajar tapi lama kelamaan penulis akhirnya bisa menguasai kelas dan dapat
melanjutkan proses belajar mengajar dengan lancar, tapi memang terkadang dalam
tiap kelas terdapat saja siswa yang mengganggu temannnya pada saat belajar tapi
hal itu dapat diatasi dengan trik dan ilmu dari penulis yang mengeluarjkan
jurus-jurus jitunya untuk mengatasi hal tersebut.
b.
Perpustakaan
Perpustakaan
merupakan tempat bagi para siswa memperoleh referensi dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang di berikan oleh guru yang merupakan jantung bagi tiap sekolah.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki
perpustakaan yang baik dengan pengelolaan yang bagus serta memiliki
referensi bagi siswa dalam menambah wawasan serta minat bacanya.
Hal ini
berbanding terbalik dengan perpustakaan yang berada di SMP Bakti nusa Walenrang,
keadaan perpustakaan yang penuh dengan siswa yang mencari referensi untuk
tugas-tugasnya tidak penulis temukan di sini. Justru hanya meja-meja yang ber
jejera rapi tanpa satupun siswa yang datang untuk membaca. Mungkin karena
kondisi perpustakaan ini siswa jadi malas ke perpustakaan. Hhal inilah yang
membuat penulis berinisistif untuk melakukan make over terhadap perpustakaan tersebutwalaupun awalnya penulis tidak tau harus mulai dari
mana karena kondisi perpustakaan yang seperti itu. Tapi dengan semangat yang
penulis miliki sehingga penulis bisa melakukan sedikit-demi sedikit perubahan
mulai dari meja yang kusam serta penuh dengan coretan-coretan di make over
menjadi meja yang cantik dengan mengubah
catnya.
Kemudian penulis
dibantu siswa melakukan pengecatan ruang perpustakaan dengan warna-warna yang
ceria sehingga dapat merubah suasana pengunjung, sebagai tambahan penulis
memberikan tambahan kata–kata motivasi
yang di tempel di dinding dan meja perpustakaan sehingga kelihatan sangat
menarik.
Tidak cukup
sampai disitu penulis pun turut berpartisipasi dalam pencatatan pengunjung yang
datang ke perpustakaan sebagai pustakawan, jika di hotel-hotel ibarat
recepcionist. Suasana yang berbeda
inilah yang membuat siswa yang lewat di depan perpustakaan ingin tahu “ada
apakah di perpustakaan ?” karena ingin tahunya inilah siswa masuk ke perpustakan.
c.
Bimbingan belajar
a)
Pengertian
Bimbingan Belajar
Menurut A J Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian
bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan
masalah dalam kehidupannya.
Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang
dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana
usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Jadi, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar
yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak
hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat
menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam
kehidupannya.
b)
Latar Belakang
Bimbingan Belajar
Suatu kegiatan yang dilaksanakan sudah pasti memiliki latar belakang.
Demikian pula halnya dengan layanan bimbingan belajar. Kegiatan bimbingan
belajar dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh beberapa hal, sebagai
berikut:
1.
Adanya criterion
referenced evaluation yang
mana mengklasifikasikan siswa berdasarkan keberhasilan mereka dalam menguasai
pelajaran. Dan kualifikasi itu, antara lain :
a. Siswa yang benar-benar
dapat meguasai pelajaran.
b. Siswa yang cukup menguasai
pelajaran.
c. Siswa yang belum dapat
menguasai pelajaran.
2. Adanya kemampuan/tingkat kecerdasan dan bakat
yang dimiliki oleh tiap siswa yang mana berbeda dengan siswa yang lainnya.
Dimana klasifikasi siswa tersebut antara lain :
a. Siswa
yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes
kemampuan belajarnya.
b. Siswa
yang prestasiya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan berdasarkan tes
kemampuanbelajarnya.
c. Siswa
yang prestasinya ternyata lebih rendah dai apa yang diperkirakan berdasarkan
hasil tes kemampuan belajarnya.
3. Adanya penerapan waktu untuk menyelesaikan suatu program belajar. Dan
klasifikasi siswa dalam hal ini antara lain :
a. Siswa yang ternyata dapat
menyelesaikan pelajaran lebih cepat dari waktu yang disesuaikan.
b. Siswa yang dapat
menyelesaikan pelajaran sesuai waktu yang telah disesuaikan.
c. Siswa yang ternyata tidak
dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Adanya penggunaan norm referenced yang mana membandingkan prestasi siswa
yang satu dengan yang lainnya. Dan klasifikasi siswa berdasarkan perstasinya
itu antara lain :
a. Siswa yang prestasi
belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
b. Siswa yang prestasi
belajarnya selalu berada di sekitar nilai rata-rata dari kelompoknya.
c. Siswa yang prestasinya
selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
Setelah mengetahui begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh setiap
siswa dalam kegiatan belajarnya, maka diperlukanlah suatu bentuk layanan
bimbingan belajar. Hal ini dimaksudkan agar para siswa yang memiliki
permasalahan dalam belajarnya dapat segera memperoleh bantuan atau bimbingan
dalam kegiatan belajar yang diperlukannya. Jadi, layanan bimbingan belajar
sangat diperlukan oleh semua orang yang sedang melakukan proses atau kegiatan
belajar.
3. Jenis Layanan Bimbingan Belajar dalam Kaitannya
dengan PBM
Seorang guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar harus tetap
berporos pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu,
diperlukanlah suatu jenis layanan bimbingan belajar yang berkaitan dengan
Proses Belajar Mengajar. Maka
jenis layanan bimbingan belajar dalam konteks Proses Belajar Mengajar yang
dapat dan seyogianya dijalankan oleh para guru, antara lain :
a. Mengumpulkan informasi
mengenai diri siswa
b. Memberikan informasi
mengenai berbagai kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
c. Menempatkan siswa dengan
kelompok belajar yang sesuai
d. Memberikan program belajar
yang sesuai
e. Mengidentifikasi siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar
f. Membuat rekomendasi
tentang kemungkinan usaha selanjutnya
g. Melakukan remedial teaching
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamat pada saat mengajar, di
perpustakaan serta melakukan bimbingan Biologi di SMP Bakti nusa penulis mengambil simpulan :
1.
Mengajar adalah aktivitas
kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa,
sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain
adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik
ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus,
bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
2.
Perpustakaan sebagai jantung sekolah harus mendapat perhatian yang
lebih guna meningkatkan minat baca siswa di smp bakti nusa, selain itu
pengelolaan yang baik juga harus dilakukan dengan menambah berbagai referensi
serta buku-buku yang juga merupakan kebutuhan bagi siswa.
3.
Bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang
dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal
untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat
menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam
kehidupannya.
B. Saran
Sesuai
dengan tema yang ada maka untuk meningkatkan mutu pendidikan dibidang biologi memerlukan pengembangan
metode pembelajaran. Ketika didalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Propesi (KKNP) Peserta belum memaksimalkan perannya maka diharapkan
saran untuk dijadikan sebagai bahan acuan kedepannya. Jadi persiapan yang matang sebelum
melaksanakan KKNP sangat di butuhkan guna memaksimalkan KKNP tersebut. Serta
meningkatkan ketrampilan untuk menjadi seorang guru professional perlu di dikembangkan
terkhusus di bidang ke profesiannya.
LAPORAN
INDIVIDU HASIL KEGIATAN
KULIAH
KERJA NYATA PROFESI (KKNP)
MAHASISWA
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
PADA
SMP
BAKTI NUSA
OLEH
DIANA
NPM.
0803409107
LEMBAGA
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS
COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN
2011
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KULIAH KERJA NYATA PROFESI (KKNP)
Mengajar
PADA
SMP BAKTI NUSA
Bosso, 21
April 2011
Mengetahui,
Camat Walenrang
H.
DJAWIL, S.Sos
NIP.
19571229 198103 1 006
|
Mahasiswa
DIANA.
NPM.
0803409107
|
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
P.R.
Lande, S.H., M.H.
NIP.
131430671
|
Ketua LPPM UNCP,
Drs.
Muh. Ilyas, M.Pd
NIP.
19650721 199103 1 003
|
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
A.
Latar
Belakang Kegiatan......................................................................
B.
Identifikasi
kegiatan .............................................................................
C.
Tujuan
dan manfaat kegiatan ..............................................................
BAB II TINJAUAN UMUM PELAKSANAAN KKNP ...........................................
A.
Uraian
materi Pembekalan...................................................................
B.
Gambaran
Umum Pelaksanaan Kegiatan ..........................................
C.
Faktor
Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan
Kegiatan KKNP..
BAB III DESKRIPSI HASIL KEGIATAN .........................................................
A.
Tinjauan
konsep kegiatan ....................................................................
B.
Relefansi
kegiatan dengan bidang keprofesian ..................................
C.
Pembahasan
hasil kegaiatan................................................................
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
A.
Simpulan
..............................................................................................
B.
Saran ..................................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
|
||||
|
No comments:
Post a Comment