Sunday 27 May 2012

contoh laporan KKNP biologi


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Kegiatan
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia adapun beberapa pengertian pendidikan yaitu Pengertian pertama Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya. Pengertian kedua Pendidikan adalah pengaruh bimbingan dan arahan dari orang dewasa kepada orang lain, untuk menuju kearah kedewasaan, kemandirian serta kematangan mentalnya. Pengertian ketiga Pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup kehidupannya Insan Cerdas dan Kompetitif.
Proses pendidikan itu sendiri bisa ditempuh melalui dua cara dalam lingkungan yang berbeda, yaitu:
1.      Pendidikan Formal
Yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah proses pendidikan dengan cara dan dalam lingkungan sekolah. Pendidikan formal sangat memegang peranan penting dalam proses mengembangkan pikiran seseorang, sehingga karena itu pula seorang Taoyupun diharapkan berpendidikan yang tinggi.
Adapun alasannya adalah karena pendidikan disekolah:
Ø  Membentuk dasar atau pondasi cara-cara / pola berpikir yang sistematis dan konseptual secara konsisten dan terarah.
Ø  Mengajarkan banyak disiplin ilmu dengan berbagai teori-teori dan ilmu pengetahuan yang ada sehingga wawasan dan pengetahuan menjadi banyak dan luas.
Ø  Melatih dan menanamkan sikap mental dan emosional yang matang, dewasa dan mandiri. Sehingga biasanya seorang yang berpendidikan tinggi lebih dapat mengendalikan sikap dan emosinya secara baik.
Ø  Menanamkan disiplin belajar yang sangat tinggi, sehingga seseorang yang berpendidikan akan lebih terbiasa untuk belajar dan belajar lagi.
Pendidikan formal memang penting, tetapi tentunya bisa disadari bahwa sekolahpun bukan satu-satunya tempat untuk mendapatkan pendidikan, selain itu pendidikan formal yang ada itupun harus disadari bukan sebagai hal yang paling mutlak sekali. Masih banyak hal yang tidak bisa didapatkan hanya dari pendidikan formal saja dan banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap mental dan cara / pola berpikir seorang individu diluar sekolah.
2.      Pendidikan Non-formal
Ini adalah segala pendidikan yang didapat diluar pendidikan formal. Dapat dikatakan bahwa kehidupan didalam masyarakatlah (termasuk keluarga) yang merupakan bangku sekolah dari pendidikan non-formal ini. Oleh karenanya pendidikan non-formal ini bersifat tak terbatas dan biasanya cenderung bersifat hal-hal yang praktis.
Di dalam masyarakat inilah seseorang menjalani kehidupan yang sebenarnya, terjun dan mempraktekkan segala kemampuan berpikir, bersikap dan bersosialisasi secara nyata dalam lingkungannya. Disini pula seseorang akan mendapatkan pendidikan dalam sangat banyak hal serta pengalaman pribadi dan akan lebih melengkapi dirinya dari apa yang tidak didapatkan dari bangku sekolahnya.
Perjalanan pendidikan disini adalah seumur hidup di dalam perkembangan segala keadaan dan jaman yang selalu berubah setiap saat. Dalam kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat ini, kesempatan untuk belajar (termasuk juga belajar Tao) selalu terbuka setiap saat.
Program kuliah kerja nyata profesi (KKNP) adalah salah satu kegiatan yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studinya di Universitas, baik universitas negeri maupun swasta.  Program kegiatan KKNP tahun 2011 ini merapukan KKNP tahun Kedua di Universitas Cokroaminoto Palopo setelah sebelumnya di tahun 2010 KKNP perdana dilakukan dan mendapat sambutan yang sangat bagus dan luar biasa di tengah masyarakat. Dimana kelebihan kknp yaitu peserta kknp di perhadapkan langsung dengan bidang keprofesiannya masing-masing.

B.    Identifikasi Kegiatan
Mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan adalah salah satu penyambung tongkat estafet dalam menggagas dan menjalankan perannya sebagai seorang yang profesional di bidangnya. Oleh karena itu, pendidik berperan sentral sebagai motivator  terhadap peserta didiknya dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tempat siswa di berikan pembelajaran dan memperoleh layanan konseling. Guru sebagai profesi  berperan sentral terhadap peningkatan mutu pendidikan di tanah air. Karena guru adalah jabatan profesi maka orientasi ke profesionalnya diharapkan solid dalam berbagai bidang khususnya profesi keguruan dan pelayan pendiikan
Guru dituntut memahami berbagai segmen profesionalismenya seperti menata kepemimpinan, menata urusan kesiswaan, mengelola laboratorium, koperasi sekolah, urusan kurikulum, dan aspek lainnya yang bersentuhan langsung dengan profesi keguruan. Asumsi inilah yang semestinya menjadi konsumsi mahasiswa keguruan dan ilmu pendidikan dalam menata kemajuan pendidikan di era yang akan datang yang tidak hanya terpaku pada aspek  kegiatan belajar.

C.   Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Tujuan utama KKNP adalah selain terkait dengan bidang ke profesiannya dalam hal ini adalah guru, juga bagaimana agar mahasiswa bisa merasakan langsung realita permasalahan di masyarakat (bukankah universitas dan perguruan tinggi hari ini semakin menjadi menara gading, semakin jauh dari realita masyarakat). KKN Profesi, sebenarnya lebih punya peluang besar untuk mengaplikasikan ilmunya di masyarakat, karena mahasiswa yang  KKN Profesi rata-rata punya basis keilmuan yang sama, sehingga program kerja bisa lebih difokuskan pada peningkatan kualitas masyarakat. Mahasiswa yang mengikuti KKN profesi juga diharapkan mampu mengerti permasalahan kemasyarakatan secara holistik karena permasalahan-permasalahan yang didapatkan di masyarakat lebih bisa dikaji secara komprehensif dan diterapi secara holistik lintas disiplin ilmu.
Selain itu manfaat yang sangat dirasakan mahasiswa KKNP kali ini yaitu :
a.    Bagi Mahasiswa KKNP
-       Melatih ketrampilan perserta Kulia Kerja Nyata Profesi (KKNP) dalam mengaplikasikan ilmunya dalam ketika proses belajar mengajar di dalam kelas.
-       Belajar bagaimana menjadi seorang guru, apalagi di era global ini di tuntut profesionalitas tenaga pendidik yang benar-benar kualified di bidangnya.
-       Belajar bagaimana bekerja sama dalam sebuah tim sehingga bisa menghasilkan program-program yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
-       Bagaimana  beradaptasi di lingkungan yang benar-benar baru bagi peserta KKNP khususnya di Kecamatan Walenrang.
-       Belajar bersosialisasi dengan guru-guru serta siswa di lokasi KKNP.
b.    Bagi Komunitas Sekolah
-       Sebagai ajang untuk melihat kemampuan mahasiswa yang kedepannya diharapkan dapat dipersiapakan menjadi tenaga pendidik di sekolah tempat mahasiswa ber KKNP
-       Sebagai tambahan tenaga pendidik  baik dari pemikiran, tenaga, ilmu dan teknologi dalam melaksanakan program-program di sekolah.
c.     Bagi Kampus Univ. Cokroaminoto Palopo
-       Sebagai referensi guna pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan (sekolah-sekolah)
-       Memperoleh berbahgai permasalahan untuk diteliti dalam meningkatkan kualitas  pendidikan.
-       Terjalin kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, sekolah serta universitas dalam mengaplikasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.




BAB II
TINJAUAN UMUM PELAKSANAAN KKNP


A.   Uraian Materi Pembekalan
Dari pembekalan yang telah penulis ikuti terdapat beberapa muatan materi yang selain membahas tentang teori KKNP itu sendiri, juga terdapat materi tentang kemasyarakatan yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam  pelaksanaan KKNP di lokasi. Adapun beberapa materi tersebut antara lain :
1.    Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupa­kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik, dan menghin­dari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Macam-macam Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai­-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika sebagai berikut:


Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Da-pat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertin­dak secara etis.
Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang da­pat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng­hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

  1. Pengorganisasian Sumber Daya Manusia Dan Kewirausahaan
Pengorganisasian SDM
  Pengorganisasian SDM merupakan proses pengalokasian SDM untuk melaksanakan rencana organisasi.
  Alokasi SDM dilakukan melalui pemecahan rencana organisasi ke dalam tugas-tugas.
  Tugas-tugas beserta SDM yang digunakan disusun dalam suatu hierarki kerja dalam bentuk struktur organisasi.
Mengapa Pengorganisasian SDM Penting ?
Pengorganisasian SDM penting karena :
  Mengatur pembagian tugas dan tanggung jawab dalam organisasi melalui struktur yang jelas.
  Mengkoordinasikan SDM yang ada di dalam organisasi.
  Mengatur penggunaan SDM secara efektif dan efisien.
  Mengatur hubungan-hubungan formal yang terjadi dalam organisasi.
Empat Pilar Pengorganisasian
1.    Pembagian kerja (division of work)
2.    Pengelompokan pekerjaan (Departementalization)
3.    Penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)
4.    Penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar bagian dalam organisasi (coordination)
Pengorganisasian Masyarakat/Kelompok Sasaran
Langkah – langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat/Kelompok Sasaran adalah:
1)    Persiapan sosial :
a.    Pengenalan Masyarakat
b.    Pengenalan Masalah
c.    Penyadaran Masyarakat
2)    Pelaksanaan
3)    Evaluasi
4)    Perluasan
Bentuk-Bentuk Sarana Pengorganisasian Masyarakat
1)    Diskusi, baik yang bersifat formal maupun yang bersifat informal (privat).
2)    Pelatihan, yang ditujukan pada anggota masyarakat yang nantinya akan mampu menjadi aktor utama dalam pengorganisasian masyarakat.
3)    Aksi, suatu aksi yang memberikan impresi yang positif di mata masyarakat juga memiliki potensi untuk meningkatkan partisipasi dalam pengorganisasian tersebut.
4)    Sosialisasi, sarana ini dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu dalam bentuk selebaran, pertemuan , dan lain-lain.

  1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
§  Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment, sedangkan memberdayakan adalah  terjemahan dari empower
§  Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment, sedangkan memberdayakan adalah  terjemahan dari empower
Mengapa Perlu Dilakukan Pemberdayaan Ekonomi Dan Swadaya Masyarakat ?
§  Persoalan atau isu strategis perekonomian masyarakat lazimnya bersifat lokal-spesifik dan problem-spesifik, maka konsep dan operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak dapat diformulasikan secara generik.
§  Masalah ketidakberdayaan masyarakat di bidang ekonomi.
§  Masyarakat lemah dalam hal akses untuk memperoleh modal, mereka diperlakukan diskriminatif oleh lembaga keuangan.
§  Terjadi  aliran   modal   dari masyarakat lemah ke masyarakat yang kuat.
§  Atas perlakuan yang tidak adil itu, masyarakat tidak memiliki kekuatan tawar menawar dengan pihak lembaga kuangan.
§  Rendahnya ketrampilan masyarakat tunadaya disebabkan karena akses atau kesempatan mereka untuk mendapatkan pelayanan pendidikannya pada umumnya buruk.
Konsep pemberdayaan sudah lahir sejak revolusi industri atau ada juga yang menyebut sejak lahirnya Eropa modern pada abad 18 atau zaman renaissance, yaitu ketika orang mulai mempertanyakan diterminisme keagamaan. Kalau pemberdayaan dipahami sebagai upaya untuk keluar atau melawan diterminisme gereja serta monarki, maka pendapat bahwa gerakan pembedayaan mulai muncul pada abad pertengahan barangkali benar
Tujuan Pemberdayaan Ekonomi adalah Peningkatan kesejahteraan warga komunitas dari bertambahnya sumber pendapatan dengan memanfaatkan potensi lokal, yang ditandai dengan terbukanya jaringan pasar yang berkelanjutan.
Pada prinsipnya,  pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat memperoleh faktor-faktor produksi, dan penguatan masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa depannya.
Pada prinsipnya,  pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat memperoleh faktor-faktor produksi, dan penguatan masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa depannya.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, mapun aspek kebijakannya.
Konsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap model pembangunan dan model industrialisasi yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari kerangka logik sebagai berikut:
Ø  Bahwa proses pemusatan kekuasan terbangun dari pemusatan penguasaan faktor produksi;
Ø  Pemusatan kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan masyarakat yang pengusaha pinggiran;
Ø  Kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum, dan ideologi yang manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi; dan
Ø  Kooptasi sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politik, dan ideologi, secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya. Akhirnya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu masyarakat yang berkuasa dan manusia yang dikuasai. Untuk membebaskan situasi menguasai dan dikuasai, maka harus dilakukan pembebasan melalui proses pemberdayaan bagi yang dikuasai (empowerment of the powerless).
Perkembangan sektor informal pada saat ini mendapatkan sorotan yang serius oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah dengan adanya otonomi daerah. Oleh sebab itu, otonomi daerah merupakan suatu proses yang memerlukan transformasi paradigmatik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Perilaku ekonomi seseorang bisa jadi merupakan suatu tindakan sosial, bila tindakan tersebut memperhitungkan perilaku orang lain.
Jaringan hubungan ekonomi antar pembeli dengan penjual, dapat dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan non ekonomi. Hal tersebut terjadi pada suatu masyarakat yang mempunyai ikatan emosional yang kuat baik ras, etnik maupun agama.
Keadaan seperti ini disebut sebagai solidaritas mekanik dan banyak dijumpai di masyarakat tertentu yang lebih menyukai melakukan transaksi usaha dengan didasari petimbangan-perimbangan non ekonomi, transaksi tersebut dapat dilakukan dengan suatu kelompok masyarakat tertentu lainnya dengan perimbangan-perimbangan ekonomi semata.

Ada 4 konsep pemberdayaan ekonomi secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)    Perekonomian rakyat adalah pereknomian yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang deselenggarakan oleh rakyat adalah bahwa perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. Pengertian rakyat adalah semua warga negara.
2)    Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural.
3)    Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari ketergantungan ke kemandirian. Langkah-langkah proses perubahan struktur, meliputi: (1) pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya; (2) penguatan kelembagaan; (3) penguasaan teknologi; dan (4) pemberdayaan sumberdaya manusia.
4)    Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan peningkatan produktivitas, memberikan kesempatan berusaha yang sama, dan hanya memberikan suntikan modal sebagai stumulan, tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yang erat antara yang telah maju dengan yang masih lemah dan belum berkembang.

B.   Gambaran Umum Pelaksanaan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata lahir pada tanggal 16 November 1972, yang sebagai acuan darsarnya adalah Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Tinggi serdta dalam Kurikulum KKNP Termasuk Mata Kuliah Berbobot 3 Sks Yg Berbentuk Kuliah Kerja di Lembaga/ Instansi/Perusahaan yang memiliki keterkaitan antara keilmuan dan keprofesian dengan  latar belakang program pendidikan mahasiswa
Nama kegiatan KKNP terbentuk melalui proses yg panjang. Diawali dengan nama :
            KKN (Kuliah Kerja Nyata)
            KKU (Kuliah Kerja Usaha)
            KPK (Kuliah Praktek Kerja)
            dan akhirnya terbentuklah nama
KKNP (Kuliah Kerja Nyata Profesi) yg dimaksudkan untuk memperjelas tujuan yang ingin dicapai program sesuai latar belakang pendidikan mahasiswa.
      Jika sebelumnya berorientasi pada pembekalan pengalaman praktek dan manfaat terhadap bidang ilmu, maka KKNP lebih ditekankan pada peningkatan kematangan mahasiswa dalam berpikir dan ketajaman analisis terhadap problem empirik, sehingga mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinya dalam praktek keprofesian (keberhasilan kerja)
Kegiatan KKNP Univ. Cokroaminoto Palopo tahun 2011 ini dilaksanakanselama kurang lebih 1 (satu) bulan  yaitu pada tanggal 24 maret – 25 April 2011. Mahasiswa KKNP Profesi kali ini di sebar di sebanyak 40 titik lokasi KKNP yang melingkupi 5 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara, Palopo, Luwu serta Kab. Maros.
Penulis berkesempatan melaksanakan Kulia Kerja Nyata Profesi (KKNP) serta melaksanakan salah asatu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat di Kab. Luwu tepatnya Kecamatan Walenrang, Kel. Bulo, serta untuk bidang keprofesiannya penulis mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan dari kampus yaitu di SMP BAKTI NUSA di Kecamatan Walenrang.


C.   Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata profesi
Dalam pelaksanaan KKNP di Kec. Walenrang terkhusus di SMP BAKTI NUSA  penulis sangat senang bisa mengaplikasikan ilmunya di sekolah ini, selain itu suasana sekolah yang asri serta kepala sekolah dan para pendidik yang ramah menjadi motivasi bagi penulis untuk belajar di smp Bakti nusa ini. Tapi proses  belajar ini tentunya tidak luput juga dari hambatan-hambatan baik langsung maupun tak langsung dalam proses belajar mengajar atau kegiatan lainnya di sekolah yaitu : 
Hambatan
1.    Siswa merasa pelajaran Biologi adalah pelajaran yang sulit.
2.    Siswa masih kesulitan dalam mengerjakan tugas.
3.    Siswa masih kurang dalam penguasaan bahasa latin sehingga siswa terlalu sering sekali bertanya ke pada guru.
4.    Masih kurangnya kesadaran siswa untuk memiliki alat bantu seperti buku paket yang merupakan salah satu alat untuk proses pembelajaran.
5.    Siswa kurang bertanya pada saat proses pembelajaran sehingga jika ada kendala praktikan tidak dapat memberikan solusi.
6.    Pada jam-jam tertentu konsentrasi siswa mulai berkurang sehingga proses penerimaan pelajaran oleh siswa sangat tidak maksimal.
7.    Suasana kelas yang gaduh karena diantara siswa kadang ada saja yang mengganggu temannya yang sedang belajar.

Pemecahannya
1.    Yang paling pertama dilakukan adalah memberikan pemahaman bahwa Biologi adalah pelajaran yang mengasyikkan dan tidak perlu takut untuk belajar Biologi,
2.    Praktikan memberikan dorongan/semangat kepada siswa yang ingin mengungkapkan sesuatu dalam pelajaran biologi.
3.    Praktikan memberikan materi tambahan yang mungkin bisa membantu siswa dalam penguasaan materi misalkan kembali ke materi-materi dasar.
4.    Memberikan pancingan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang tidak di pahami.
5.    Ketika suasana kelas kurang kondusif atau siswa merasa jenuh maka praktikan memberikan games-games kecil yang bias membangkitkan mereka untuk belajar.
































BAB III
DESKRIPSI HASIL KEGIATAN


A.   Tinjauan Konsep Kegiatan 
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya  pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji  apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya  dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi  pengajaran  dalam  konteks  belajar  mengajar  diarahkan untuk  pengembangan  aktivitas  siswa  dalam  belajar.
Gambaran  aktivitas  itu  tercermin  dari  adanya  usaha  yang  dilakukan  guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director and facilitator of learning.
Nasution (1982:8) mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa    turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung. Usman (1994:3) mengemukakan mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar.
Pendidik  adalah seseorang yang mempuyai peran penting dalam pencarian identis atau jati diri peserta didik. Dalam pencarian tersebut siswa mampu memposisikan dirinya dalam ruang lingkup pembelajaran dan mampu memiliki kapasitas intelektual, ketrampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang kehidupan dalam keluarga dan lain-lain.  
Dalam bimbingan belajar pendidik memberikan trik – trik  belajar yang baik dan tidak sukar agar siswa mampu menyelesaikan soal – soal Biologi tersebut.
Adapun beberapa kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan di sekolah (formal) dan luar sekolah (non formal) adalah sebagai berikut :
a.    Mengajar Biologi pada kelas VIII   
b.    Pendidikan luar sekolah (non formal)
c.    Bimbingan belajar

B.   Relevansi Kegiatan Dengan Bidang Keprofesian 
Siswa datang ke sekolah dengan harapan agar bisa mengikuti pendidikan dengan baik, tetapi tidak selamanya demikian. Adanya masalah yang mereka hadapi, bersumber dari adanya ketegangan karena tugas-tugas, ketidakmampuan mengerjakan tugas. Keinginan untuk bekerja sebaik-baiknya tetapi ketidakmampuan persaingan dengan teman, kemampuan dasar intelektual yang kurang, motivasi belajar yang kurang/lemah, kurangnya dukungan orang tua, guru yang kurang ramah dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut tidak selalu dapat terselesaikan dalam situasi belajar mengajar di kelas melainkan memerlukan pelayanan khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran dalam hal ini adalah peran guru.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut seorang guru seharusnya perlu mengingat bahwa tugas seorang sebagai pendidik, sebagai pembimbing. Peranan guru sebagai pengajar mungkin merupakan peran yang paling populer selama ini. Guru sebaiknya memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Karena guru sebagai informator terutama berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing dalam memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Guru sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkannya layanan pembelajaran baik yang bersifat prefentif ataupun kuratif. Guru sebagai mediator kedudukannya yang strategis yakni berhadapan langsung dengan guru pembimbing. Guru sebagai motivator berperan sebagai pemberi motivator siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah siswa memperoleh layanan konseling. Guru sebagai kolaborator sebagai mitra seprofesi yakni sama sebagai tenaga pendidik di sekolah. Seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika, siswa tersebut perlu mengalami bimbingan yang dilakukan oleh guru maupun orang tua yaitu dengan cara menambah jam pelajaran, membimbing siswa dalam belajar, memberikan motivasi, dan cara lain yang perlu dilakukan untuk menambah kemampuan anak supaya tidak kesulitan dalam belajar.
Kesulitan belajar berkaitan erat dengan setiap pelajaran bagi siswa yang kemampuannya kurang. Oleh karena itu belajar secara formal sangatlah perlu sejak anak-anak memasuki sekolah lanjutan tingkatan pertama yang sudah bisa belajar dengan baik. Meskipun demikian masih banyak juga anak usia sekolah lanjutan tingkat pertama yang mengalami kesulitan atau keterlambatan belajar. Dengan adanya kesulitan-kesulitan tersebut, maka peran guru sebagai pembimbing sangat dibutuhkan
Dari beberapa masalah yang dihadapi oleh seorang anak yang disebutkan di atas, maka guru kelas sekaligus pembimbing berkewajiban memberikan bimbingan pada anak tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Pemberian motivasi kepada anak supaya mau belajar
b.    Pemberian tambahan belajar ataupun les privat pada anak tersebut
c.    Berkerja sama dengan orang tua murid  tentang perkembangan anaknya yang mengalami kesulitan belajar.
Dari bimbingan yang dilakukan ternyata hasil bimbingan yang dilakukan belum maksimal karena kendalanya perlu waktu yang lama untuk menghadapi siswa yang kesulitan belajar tersebut.





C.   Pembahasan Hasil Kegiatan

Berdasarkan konseptual dalam Kuliah Kerja Nyata Propesi (KKNP) ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah adalah :
a.      Mengajar 
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar.
Burton (dalam Usman, 1994:3) menegaskan “teaching is the guidance of learning activities”.  Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif.  Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.  (2) Pengertian institusional.  Mengajar berarti  the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. (3) Pengertian kualitatif.  Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
            Dalam hal ini mahasiswa KKNP di SMP Bakti nusa Walenrang yang dalam hal ini bidang ilmu yang penulis tekuni adalah Pendidikan Biologi setelah menghadap kepada guru pamong kemudian menyesuaikan dengan jadwal dan jam pelajaran maka guru pamong memberikan penulis sebanyak 1 kelas untuk di bimbing sekaligus ajang bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama di bangku kuliah, yang merupakan tantangan yang membuat penulis agak sedikit grogi sebelum melakukan proses belajar mengajar tersebut. Dari satu kelas tersebut ( kelas VII ) dengan pertemuan tiap kelas sebanyak 2 kali per minggu dan tiap pertemuan sebanyak 2 jam pelajaran jadi total selama satu minggu penulis melakukan 2 kali pertemuan di 1 kelas tersebut  jika di jumlah sebanyak 4 jam/minggu.
Awalnya penulis memang merasa sedikit deg-degan/ grogi sebelum mengajar tapi lama kelamaan penulis akhirnya bisa menguasai kelas dan dapat melanjutkan proses belajar mengajar dengan lancar, tapi memang terkadang dalam tiap kelas terdapat saja siswa yang mengganggu temannnya pada saat belajar tapi hal itu dapat diatasi dengan trik dan ilmu dari penulis yang mengeluarjkan jurus-jurus jitunya untuk mengatasi hal tersebut.
b.     Perpustakaan
Perpustakaan merupakan tempat bagi para siswa memperoleh referensi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan oleh guru yang merupakan jantung bagi tiap sekolah. Sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki  perpustakaan yang baik dengan pengelolaan yang bagus serta memiliki referensi bagi siswa dalam menambah wawasan serta minat bacanya.
Hal ini berbanding terbalik dengan perpustakaan yang berada di SMP Bakti nusa Walenrang, keadaan perpustakaan yang penuh dengan siswa yang mencari referensi untuk tugas-tugasnya tidak penulis temukan di sini. Justru hanya meja-meja yang ber jejera rapi tanpa satupun siswa yang datang untuk membaca. Mungkin karena kondisi perpustakaan ini siswa jadi malas ke perpustakaan. Hhal inilah yang membuat penulis berinisistif untuk melakukan make over terhadap  perpustakaan tersebutwalaupun  awalnya penulis tidak tau harus mulai dari mana karena kondisi perpustakaan yang seperti itu. Tapi dengan semangat yang penulis miliki sehingga penulis bisa melakukan sedikit-demi sedikit perubahan mulai dari meja yang kusam serta penuh dengan coretan-coretan di make over menjadi meja yang  cantik dengan mengubah catnya.
Kemudian penulis dibantu siswa melakukan pengecatan ruang perpustakaan dengan warna-warna yang ceria sehingga dapat merubah suasana pengunjung, sebagai tambahan penulis memberikan tambahan kata–kata  motivasi yang di tempel di dinding dan meja perpustakaan sehingga kelihatan sangat menarik.
Tidak cukup sampai disitu penulis pun turut berpartisipasi dalam pencatatan pengunjung yang datang ke perpustakaan sebagai pustakawan, jika di hotel-hotel ibarat recepcionist.  Suasana yang berbeda inilah yang membuat siswa yang lewat di depan perpustakaan ingin tahu “ada apakah di perpustakaan ?” karena ingin tahunya inilah siswa  masuk ke perpustakan.
   
c.      Bimbingan belajar
a)    Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut A J Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya.
Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Jadi, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
b)    Latar Belakang Bimbingan Belajar
Suatu kegiatan yang dilaksanakan sudah pasti memiliki latar belakang. Demikian pula halnya dengan layanan bimbingan belajar. Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh beberapa hal, sebagai berikut:
1.    Adanya criterion referenced evaluation yang mana mengklasifikasikan siswa berdasarkan keberhasilan mereka dalam menguasai pelajaran. Dan kualifikasi itu, antara lain :
a. Siswa yang benar-benar dapat meguasai pelajaran.
b. Siswa yang cukup menguasai pelajaran.
c. Siswa yang belum dapat menguasai pelajaran.
2.     Adanya kemampuan/tingkat kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh tiap siswa yang mana berbeda dengan siswa yang lainnya. Dimana klasifikasi siswa tersebut antara lain :
a.  Siswa yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.
b.  Siswa yang prestasiya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan berdasarkan tes kemampuanbelajarnya.
c.  Siswa yang prestasinya ternyata lebih rendah dai apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.
3.    Adanya penerapan waktu untuk menyelesaikan suatu program belajar. Dan klasifikasi siswa dalam hal ini antara lain :
a. Siswa yang ternyata dapat menyelesaikan pelajaran lebih cepat dari waktu yang disesuaikan.
b. Siswa yang dapat menyelesaikan pelajaran sesuai waktu yang telah disesuaikan.
c. Siswa yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4.    Adanya penggunaan norm referenced yang mana membandingkan prestasi siswa yang satu dengan yang lainnya. Dan klasifikasi siswa berdasarkan perstasinya itu antara lain :
a. Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
b. Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di sekitar nilai rata-rata dari kelompoknya.
c. Siswa yang prestasinya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi kelompoknya.
Setelah mengetahui begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh setiap siswa dalam kegiatan belajarnya, maka diperlukanlah suatu bentuk layanan bimbingan belajar. Hal ini dimaksudkan agar para siswa yang memiliki permasalahan dalam belajarnya dapat segera memperoleh bantuan atau bimbingan dalam kegiatan belajar yang diperlukannya. Jadi, layanan bimbingan belajar sangat diperlukan oleh semua orang yang sedang melakukan proses atau kegiatan belajar.
3.   Jenis Layanan Bimbingan Belajar dalam Kaitannya dengan PBM
Seorang guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar harus tetap berporos pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu jenis layanan bimbingan belajar yang berkaitan dengan Proses Belajar Mengajar. Maka jenis layanan bimbingan belajar dalam konteks Proses Belajar Mengajar yang dapat dan seyogianya dijalankan oleh para guru, antara lain :
a. Mengumpulkan informasi mengenai diri siswa
b. Memberikan informasi mengenai berbagai kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa.
c. Menempatkan siswa dengan kelompok belajar yang sesuai
d. Memberikan program belajar yang sesuai
e. Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
f. Membuat rekomendasi tentang kemungkinan usaha selanjutnya
g. Melakukan remedial teaching

















BAB    III    
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan  hasil pengamat pada saat mengajar, di perpustakaan serta melakukan bimbingan Biologi di SMP Bakti nusa  penulis mengambil simpulan :
1.    Mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2) memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3) memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.
2.    Perpustakaan sebagai jantung sekolah harus mendapat perhatian yang lebih guna meningkatkan minat baca siswa di smp bakti nusa, selain itu pengelolaan yang baik juga harus dilakukan dengan menambah berbagai referensi serta buku-buku yang juga merupakan kebutuhan bagi siswa.
3.    Bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.
B. Saran
Sesuai dengan tema yang ada maka untuk meningkatkan mutu pendidikan dibidang  biologi  memerlukan pengembangan metode pembelajaran. Ketika didalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Propesi (KKNP) Peserta  belum memaksimalkan perannya maka diharapkan saran untuk dijadikan sebagai bahan acuan kedepannya. Jadi persiapan yang matang sebelum melaksanakan KKNP sangat di butuhkan guna memaksimalkan KKNP tersebut. Serta meningkatkan ketrampilan untuk menjadi seorang guru professional perlu di dikembangkan terkhusus di bidang ke profesiannya.

LAPORAN INDIVIDU HASIL KEGIATAN
KULIAH KERJA NYATA PROFESI (KKNP)
MAHASISWA UNIVERSITAS  COKROAMINOTO PALOPO




PADA

SMP BAKTI NUSA



OLEH

DIANA
NPM. 0803409107






 


















LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN 2011



 








LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL KEGIATAN
KULIAH KERJA NYATA PROFESI (KKNP)




Mengajar

PADA

SMP BAKTI NUSA 



Bosso, 21   April 2011


Mengetahui,
Camat Walenrang




H. DJAWIL, S.Sos
NIP. 19571229 198103 1 006

Mahasiswa




DIANA.
NPM. 0803409107




Menyetujui,

Dosen Pembimbing,





P.R. Lande, S.H., M.H.
NIP. 131430671
Ketua LPPM UNCP, 





Drs. Muh. Ilyas, M.Pd
NIP. 19650721 199103 1 003

ii
 


DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL..........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
A.   Latar Belakang Kegiatan......................................................................
B.   Identifikasi kegiatan .............................................................................
C.   Tujuan dan manfaat kegiatan ..............................................................
BAB II TINJAUAN UMUM PELAKSANAAN KKNP ...........................................
A.   Uraian materi Pembekalan...................................................................
B.   Gambaran Umum Pelaksanaan Kegiatan ..........................................
C.   Faktor Pendukung dan Penghambat  Pelaksanaan Kegiatan KKNP..  
BAB III DESKRIPSI HASIL KEGIATAN .........................................................
A.   Tinjauan konsep kegiatan ....................................................................
B.   Relefansi kegiatan dengan bidang keprofesian ..................................
C.   Pembahasan hasil kegaiatan................................................................
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
A.   Simpulan ..............................................................................................
B.   Saran  ..................................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................






iii
 


iii
 
 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...