BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Nama
“ organiik” merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19 yang dipercaya bahwa
senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis
vitalis-life-force. Kebanyakan senyawa kimia murni dibuat secara artifisial.
Senyawa
organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung
unsur-unsur lain seperti nitrogen,oksigen, fosfor, halogen, dan belerang.
Defenisi
asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa
organik pasri berasal dari organismehidup, namun telah dibuktikan bahwa ada
beberapa perkecualiaan.
I.2 PERUMUSAN MASALAH
1.
Untuk
mengetahui jenis-jenis ikatan ion
2.
Untuk
mengetahui cara pembentukan molekul
3.
Fungsi
dari ion
I.3 KEGUNAAN
Kegunaan
makalah ini yaitu sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian selain itu
juga makalah ini berfungsi untuk memberikan kita penambahan wawasan tentang apa
itu struktur molekul organik.
BAB II
PEMBAHASAN
STRUKTUR MOLEKUL ORGANIK
II.1
IKATAN ION
Logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti
amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan Ikatan ion (atau ikatan
elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara
ion-ion kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara
dua ion yang berbeda muatan.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida).
Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron,
membentuk kation (Na+), sedangkan atom-atom klor menerima elektron
untuk membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling
tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.
Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl
Ø Ikatan
Kovalen Polar
Lebih
kuat ke salah 1 atom.Ikatan kovalen polar atau ikatan polar dimana
elektron-elektron menghabiskan lebih banyak waktunya untuk berada di dekat
salah s Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika pasangan elektron ikatan (PEI)
tertarik atu atom.
Contohnya
pada :
Meskipun atom H dan F sama-sama menarik
pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan F lebih besar daripada atom H.
Akibatnya atom F menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada
atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah F (akibatnya terjadi semacam
kutub dalam molekul HF). Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan
keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Ø Teori ikatan valensi
Dalam kimia, teori ikatan valensi atau teori
ikatan valens [1] menjelaskan
sifat ikatan kimia dalam
suatu molekul dari
sudut valensi atom [2].
Teori ini menyimpulkan suatu aturan bahwa atom pusat dalam suatu molekul
cenderung untuk membentuk ikatan elektron ganda sesuai dengan batasan geometris
seperti kurang lebih ditentukan oleh aturan oktet.
Pada
tahun 1916, G.N. Lewis mengusulkan
suatu ikatan kimia yang terbentuk melalui interaksi dua elektron yang
berbagi ikatan (shared bonding electron) dengan representasi molekul
seperti struktur Lewis.
Dengan menggunakan teori Heitler-London (1927),
untuk pertama kalinya dimungkinkan untuk menghitung sifat hidrogen berdasarkan
pertimbangan mekanika kuantum.
Dua konsep utama lain dalam teori ikatan valensi adalah resonansi (1928)
dan hibridisasi
orbital (1930)
yang dikembangkan oleh Linus
Pauling.
Ø Muatan
formal
dihitung Muatan formal adalah muatan
yang dimiliki oleh atom-atom yang terdapat di dalam suatu molekul atau ion
poliatomik apabila atom-atom tersebut dianggap memiliki keelektronegatifan yang
sama.
Besarnya muatan formal (QF) dapat dengan
persamaan berikut:
Dimana
: NA = Jumlah electron valensi
NLP =
Jumlah pasangan electron bebas
NBP = jumlah
pasangan electron ikatan
Contoh 1 H2O
Muatan formal atom O : QF (O)
= 6 – 4 - ½ x4 = 0
Muatan formal atom H : QF (H)
= 1 - ½ x 2 = 0
Ø Gugus fungsional
dalam molekul,
yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi
kimia pada
molekul tersebut. Se (istilah dalam kimia organik)
adalah kelompok gugus khusus pada bergugus fungsional sama memiliki
reaksi kimia yang sama atau mirip.
II.2 Bentuk
molekul
1. Teori Domain Elektron
●Bentuk molekul tergantung pada susunan ruang pasangan elektron ikatan (PEI
dan pasangan elektron bebas (PEB) atom pusat dalam molekul. Dapat dijelaskan
dengan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi atau teori VSEPR (Valence
Shell Electron Pair Repultion)
● Molekul kovalen terdapat pasangan-pasangan elektron baik PEI maupun PEB.
Karena pasangan-pasangan elektron mempunyai muatan sejenis, maka tolak-
menolak antarpasangan elektron. Tolakan (PEB - PEB) > tolakan (PEB - PEI) >
tolakan (PEI - PEI)
● Adanya gaya tolak-menolak menyebabkan atom-atom yang berikatan
membentuk struktur ruang yang tertentu dari suatu molekul dengan demikian
bentuk molekul dipengaruhi oleh banyaknya PEI maupun PEB yang dimiliki pada
atom pusat.
● Bentuk molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatannya
Contoh molekul CH4 memiliki 4 PEI
●Bentuk molekul tergantung pada susunan ruang pasangan elektron ikatan (PEI
dan pasangan elektron bebas (PEB) atom pusat dalam molekul. Dapat dijelaskan
dengan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi atau teori VSEPR (Valence
Shell Electron Pair Repultion)
● Molekul kovalen terdapat pasangan-pasangan elektron baik PEI maupun PEB.
Karena pasangan-pasangan elektron mempunyai muatan sejenis, maka tolak-
menolak antarpasangan elektron. Tolakan (PEB - PEB) > tolakan (PEB - PEI) >
tolakan (PEI - PEI)
● Adanya gaya tolak-menolak menyebabkan atom-atom yang berikatan
membentuk struktur ruang yang tertentu dari suatu molekul dengan demikian
bentuk molekul dipengaruhi oleh banyaknya PEI maupun PEB yang dimiliki pada
atom pusat.
● Bentuk molekul ditentukan oleh pasangan elektron ikatannya
Contoh molekul CH4 memiliki 4 PEI
2. Merumuskan Tipe Molekul
1) Atom pusat dilambangkan dengan A
2) Domain elektron ikatan dilambangkan dengan X
3) Domain elektron bebas dinyatakan dengan E
1) Atom pusat dilambangkan dengan A
2) Domain elektron ikatan dilambangkan dengan X
3) Domain elektron bebas dinyatakan dengan E
Tabel tipe molekul
Jumlah
Pasangan Elektron Ikatan (X)
|
Jumlah
Pasangan Elektron Bebas (E)
|
Rumus (AXnEm)
|
Bentuk
Molekul
|
Contoh
|
2
|
0
|
AX2
|
Linear
|
CO2
|
3
|
0
|
AX3
|
Trigonal
planar
|
BCl3
|
2
|
1
|
AX2E
|
Bengkok
|
SO2
|
4
|
0
|
AX4
|
Tetrahedron
|
CH4
|
3
|
1
|
AX3E
|
Piramida
trigonal
|
NH3
|
2
|
2
|
AX2E2
|
Planar bentuk
V
|
H2O
|
5
|
0
|
AX5
|
Bipiramida
trigonal
|
PCl5
|
4
|
1
|
AX4E
|
Bipiramida
trigonal
|
SF4
|
3
|
2
|
AX3E2
|
Planar bentuk
T
|
IF3
|
2
|
3
|
AX2E3
|
Linear
|
XeF2
|
6
|
0
|
AX6
|
Oktahedron
|
SF6
|
5
|
1
|
AX5E
|
Piramida
sisiempat
|
IF5
|
4
|
2
|
AX4E2
|
Sisiempat
datar
|
XeF4
|
Dengan menggunakan teori VSEPR maka kita dapat meramalkan
bentuk geometri suatu molekul. Dalam artikel ini maka akan di contohkan
menentukan bentuk geometri molekul XeF2, XeF4, dan XeF6. Diantara
molekul-molekul tersebut ada yang memiliki pasangan elektron bebas dan ada yang
tidak, jadi molekul-molekul tersebut adalah contoh yang bagus untuk lebih
memahami teori VSEPR.
Pertama kita harus mementukan struktur lewis masing-masing molekul. Xe memiliki jumlah elektron valensi 8 sedangkan F elektron valensinya adalah 7.(lihat gambar dibawah)
Lewis XeF2 seperti gambar sebelah kiri, dua elektron Xe masing-masing diapakai untuk berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga meninggalkan 3 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe. Hal yang sama terjadi pada molekul XeF4 dimana 4 elektron Xe dipakai untuk berikatan dengan 4 elektron dari 4 atom F, sehingga meninggalkan 2 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe.
Lihat gambar diatas XeF2 memiliki 2 pasangan elekktron terikat (PET) dan 3 pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada XeF2, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF2 adalah trigonal bipiramid. Karena terdapat 3 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi ekuatorial pada kerangka trigonal bipiramid, sedangkan PET akan menempati posisi aksial yaitu pada bagian atas dan bawah. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 2 PET dan 3 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul linear. Jadi bentul molekul XeF2 adalah linier. (lihat gambar dibawah).
Lihat gambar strutur lewis XeF4 memiliki 4 pasangan elekktron terikat (PET) dan 2 pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 6 pasangan elektron yang terdapat pada XeF4, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF4 adalah oktahedral. Karena terdapat 2 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi aksial pada kerangka oktahedral, sedangkan PET akan menempati posisi ekuatorial. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 4 PET dan 2 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul yang disebut segiempat planar. Jadi bentul molekul XeF2 adalah segiempat planar.(lihat gambar
dibawah).
Bentuk molekul akan sama dengan susunan ruang elektron yang ada pada atom pusat jika tidak pasangan elektron bebas.
Perhatikan gambar berbagai bentuk molekul berikut ini !
X : atom pusat
E : pasangan elektron bebas
Pertama kita harus mementukan struktur lewis masing-masing molekul. Xe memiliki jumlah elektron valensi 8 sedangkan F elektron valensinya adalah 7.(lihat gambar dibawah)
Lewis XeF2 seperti gambar sebelah kiri, dua elektron Xe masing-masing diapakai untuk berikatan secara kovalen dengan 2 atom F sehingga meninggalkan 3 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe. Hal yang sama terjadi pada molekul XeF4 dimana 4 elektron Xe dipakai untuk berikatan dengan 4 elektron dari 4 atom F, sehingga meninggalkan 2 pasangan elektron bebas pada atom pusat Xe.
Lihat gambar diatas XeF2 memiliki 2 pasangan elekktron terikat (PET) dan 3 pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 5 pasangan elektron yang terdapat pada XeF2, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF2 adalah trigonal bipiramid. Karena terdapat 3 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi ekuatorial pada kerangka trigonal bipiramid, sedangkan PET akan menempati posisi aksial yaitu pada bagian atas dan bawah. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 2 PET dan 3 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul linear. Jadi bentul molekul XeF2 adalah linier. (lihat gambar dibawah).
Lihat gambar strutur lewis XeF4 memiliki 4 pasangan elekktron terikat (PET) dan 2 pasangan elektron bebas (PEB) jadi total ada 6 pasangan elektron yang terdapat pada XeF4, hal ini menandakan bahwa geometri molekul atau kerangka dasar molekul XeF4 adalah oktahedral. Karena terdapat 2 PEB maka PEB ini masing masing akan menempati posisi aksial pada kerangka oktahedral, sedangkan PET akan menempati posisi ekuatorial. Posisi inilah posisi yang stabil apabila terdapat atom dengan 4 PET dan 2 PEB sehingga menghasilkan bentuk molekul yang disebut segiempat planar. Jadi bentul molekul XeF2 adalah segiempat planar.(lihat gambar
dibawah).
Bentuk molekul akan sama dengan susunan ruang elektron yang ada pada atom pusat jika tidak pasangan elektron bebas.
Perhatikan gambar berbagai bentuk molekul berikut ini !
X : atom pusat
E : pasangan elektron bebas
II.3 RESONANSI DALAM STRUKTUR LEWIS
Kita menggambarkan struktur Lewis dari Ozon (O3),
aturan oktet akan terpenuhi jika kita menem patkan ikatan rangkap dua di antara
atom O pusat dengan salah satu dari dua atom O ujung. Karena itu kita dapat
menggambarkan ikatan rangkap dua baik dengan atom O pada ujung kiri maupun
kanan, dan keduanya merupakan struktur yang identik.
Gambar
1.1 Struktur Lewis Ozon
Faktanya kedua struktur ini tidak ada yang benar karena
panjang ikatan dua ikatan O ternyata memiliki nilai yang sama diantara panjang
O – O dan O=O, padahal menurut struktur diatas, kedua ikatan pada atom O pusat
akan memiliki panjang yang berbeda dikarenakan ikatan tunggal akan memiliki
panjang ikatan yang lebih panjang dibandingkan dengan ikatan rangkap.
Keanehan
pada ikatan O3 ini
dapat diatasi dengan menggunakan konsep resonansi, pada struktur resonansi terdapat dua atau lebih
struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat
dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis. Istilah
resonansi itu sendiri berarti penggunaan
dua atau lebih struktur lewis untuk menggambarkan molekul tertentu. Dalam kasus ozon ini, struktur
resonansi dari molekul O3 dapa
digambarkan dengan menggunakan kedua struktur Lewisnya.
Gambar
1.2 Struktur resonansi Ozon
Istilah resonansi sering disalahartikan dengan mengatakan
bahwa molekul seperti ozon berpindah secara cepat dari satu struktur resonansi
ke satu striktur resonansi lain. Namun hal ini tidaklah tepat karena perlu
diingat bahwa tidak satupun dari struktur resonansi yang diberikan dapat
menggambarkan secara tepat struktur resonansi yang sesungguhnya, yang merupakan
struktur tesendiri yang unik dan stabil. Konsep resonansi hanyalah sebuah cara
untuk menggambarkan model ikatan tersebut Contoh lainnya dari molekul yang
beresonansi adalah benzena (C6H6), ion NO2-, dan ion NO3‑.
Oleh karena banyaknya struktur yang terbentuk apabila
mengalami resonansi maka dalam penggambaran struktur lewis nya dengan
mendistribusikan kepadatan elektron yang sama di antara ikatan. Biasanya
ditandai dengan garis putus-putus. Untuk molekul benzena (C6H6),
biasanya digunakan lambang lingkaran didalam struktur benzen yang menunjukan
distribusi yang merata dari ikatan sekeliling cincin karbon.
Gambar
1.6. Garis putus-putus pada NO2- dan NO3- dan lambang lingkaran pada C6H6
Molekul-molekul yang mengalami resonansi dalam pembentukan
ikatan kimia akan memiliki energi yang lebih rendah atau sering disebut dengan
energi resonansi. Dengan adanya energi resonansi menandakan molekul yang
mengalami resonansi lebih stabil daripada molekul dengan ikatan kimia yang
biasa.
Orbital atom adalah sebuah fungsi matematika yang menggambarkan
perilaku sebuah elektron ataupun sepasang elektron bak-gelombang dalam sebuah
atom.[1] Fungsi ini dapat digunakan
untuk menghitung probabilitas penemuan elektron dalam sebuah atom pada daerah
spesifik mana pun di sekeliling inti atom. Dari fungsi inilah kita dapat
menggambarkan sebuah grafik tiga dimensi yang menunjukkan kebermungkinan lokasi
elektron. Oleh karena itu, istilah orbital atom dapat pula secara langsung
merujuk pada daerah tertentu pada sekitar atom yang ditentukan oleh fungsi
matematis kebermungkinan penemuan elektron.[2] Secara spesifik, orbital
atom menyatakan keadaan-keadaan
kuantum yang mungkin dari suatu elektron dalam sekumpulan
elektron di sekeliling atom.
Walaupun beranalogi dengan planet mengelilingi Matahari,
elektron tidak dapat digambarkan sebagai partikel padat, sehingga orbital atom
pula tidak akan menyerupai lintasan revolusi planet. Analogi yang lebih akurat
adalah membandingkan orbital atom dengan atmosfer (elektron) yang berada di
sekeliling planet kecil (inti atom). Orbital atom dengan persis menggambarkan
bentuk geometri atmosfer ini hanya ketika terdapat satu elektron yang ada dalam
atom. Ketika elektron yang lebih banyak ditambahkan pada atom tersebut,
elektron tambahan tersebut cenderung akan mengisi volume ruang di sekeliling
inti atom secara merata sehingga kumpulan elektron (kadang-kadang disebut
"awan elektron")[3] tersebut
umumnya cenderung membentuk daerah probabilitas penemuan elektron yang
berbentuk bola.
Orbital atom dan orbital
molekul elektron. Orbital-orbital pada gambar di atas disusun
seiring dengan meningkatnya energi. Perhatikan bahwa orbit atom adalah
fungsi dari tiga variabel (dua variabel sudut, dan satu variabel jari-jari r).
Penggambaran di atas adalah sesuai dengan komponen sudut orbital, namun
tidaklah sepenuhnya dapat mewakili keseluruhan bentuk orbital yang ada.
Gagasan bahwa elektron dapat berevolusi di sekeliling ini
atom dengan momentum sudut yang pasti diargumenkan dengan penuh keyakinan
oleh Niels Bohr pada tahun 1913,[4] dan fisikawan Jepang Hantaro
Nagaoka pun telah mempublikasi hipotesis perilaku orbit
elektron seawal tahun 1904.[5] Namun adalah
penyelesaian persamaan Schrödinger pada
tahun 1926 untuk gelombang elektron pada atom yang memberikan fungsi matematis
orbital atom modern.[6]
Oleh karena berbeda dengan "orbit" mekanika
klasik, istilah "orbit" elektron pada atom digantikan dengan
istilah orbital, yang diciptakan oleh kimiawan Robert Mulliken pada tahun 1932.[7] Orbital atom umumnya
dideskripsikan sebagaifungsi gelombang "bak hidrogen"
dengan bilangan kuantum n, l, m yang
berkorespondensi dengan energi, momentum sudut, dan arah momentum sudut
pasangan elektron secara berurutan. Tiap-tiap orbital (ditentukan oleh
sehimpunan bilangan kuantum yang berbeda) yang secara maksimal hanya dapat
menampung dua elektron ini memiliki nama klasiks,p,d,
dan f. Nama-nama ini berasal dari karakteristik yang terpantau pada
garis spektroskopi masing-masing, yaknisharp, principal, diffuse,
dan fundamental. Nama orbital setelah orbital f dinamakan
secara alfabetis mulai dari]
Gaya Antar Molekul
Gaya
Tarik Dipol – dipol
Molekul yang mempunyai momen
dipol permanen dikatakan sebagai polar
Perhatikan bahwa anak panah
yang menyatakan kepolaran digambar dari muatan positif parsial ke muatan
negatif parsial.
Arah vektor menuju ke atom yang lebih elektronegatif ujung plus menunjukkan ke atom yang kurang elektronegatif. Gaya tarik antar dua molekul polar disebut Gaya tarik dipol-dipol. Tarikan ini lebih kuat dari pada tarikan antara molekul-molekul non polar. |
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat kita
simpulkan bahwa struktur molekul ion
merupakan senyawa kimia sangat penting
dalam kehidupan manusia terutama senyawa organik,selain itu kerangka karbon
monosakarida juga berfunsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul
organik kecil lainnya.
III.2 SARAN
saya
berharap agar dalam mata kuliah ini lebih diperbanyak praktikumnya, sehingga
mahasiswa dapat cepat mengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia.org/wiki/kimia_organik
www.niamwebs.com/sdb/struktur-molekul-ion
www.denyrendra.net/struktur -organik
No comments:
Post a Comment