Monday, 21 May 2012

Makalah aromatic dan senyawanya


suatu fakta memperlihatkan bahwa senyawa benzen meskipun memiliki ikatan rangkap dua akan tetapi tidak dapat bereaksi dengan KMnO4 ( dioksidasi ) dan mengalami reaksi adisi elektrofilik seperti halnya senyawa alkena...........



BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Suatu fakta memperlihatkan bahwa senyawa benzen meskipun memiliki ikatan rangkap dua akan tetapi tidak dapat bereaksi dengan KMnO4 (dioksidasi) dan mengalami reaksi adisi elektrofilik seperti halnya senyawa alkena.
Hal ini disebabkan senyawa benzen yang memiliki ikatan rangkap berselang seling dapat beresonansi sehingga karakter ikatan rangkapnya menjadi hilang.
Bukti bahwa karakter ikatan rangkap hilang adalah dari panjang ikatan dari masing-masing ikatan dalam benzen. Jika ikatan rangkap masih ada panjang ikatan C=C seharusnya adalah 1.34 Å dan ikatan tunggal 1.54 Å. Kenyataannya panjang ikatan C-C dari benzen adalah sama yaitu 1.40 Å
Bukti lain secara termodinamik adalah mengukur panas hidrogenasi. Seharusnya untuk panas hidrogenasi sikloheksena adalah 28.6 kcal per mole. Untuk tiga ikatan rangkap dari 1,3,5 sikloheksatriena seharusnya panas hidrogenasi adalah 85.8 kcal per mole. Akan tetapi kenyataannya benzen memiliki panas hidrogenasi lebih rendah sebesar 36 kcal/mole. Dan selisih energi ini disebut energi resonansi dari benzen yang merupakan karakteristik dari senyawa aromatik
I.2 PERUMUSAN MASALAH
  1. Untuk mengetahui golongan-golongan senyawa aromatik
  2. Untuk mengetahui ikatan kovalen
  3. Mekanisme reaksi
I.3 KEGUNAAN
  1. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan acuan untu pembaca
  2. Dapat menambah wawasan
  3. Dapat bermanfaat bagi semua khususnya saya pribadi





BAB II
PEMBAHASAN
II.1 SYARAT SENYAWA AROMATIK
Tidak semua senyawa yang memiliki ikatan rangkap yang berselangseling dengan ikatan tunggal (memiliki ikatan rangkap terkonjugasi) dapat digolongkan sebagai senyawa aromatik Penggambaran orbital molekul dapat lebih menjelaskan sifat kearomatisan dari benzen. Benzen memiliki bentuk segi enam planar yang seluruh atom Cnya berupa sp2 dengan panjang ikatan C-C semuanya sama. Pada orbital ikatan yang energi paling rendah dimana 12 elektron valensi cincin benzen mengalami overlaping sempurna sehingga secara termodinamika dan kimia lebih stabil orbital molekul benzen
Yang termasuk senyawa aromatik syaratnya adalah:
1.          Atom-atom sp2 dalam cincin terorientasi dalam bentuk molekul planar (mendekati planar), yang orbital p paralel satu sama lain dengan arah yang sama
2.          Memenuhi kaidah Huckel yaitu л = 4n+2 untuk senyawa aromatik harga n harus bilangan bulat.
Untuk senyawa siklopentaene meskipun elektron phynya ada 10, akan tetapi atom Hidrogen yang keluar dari sistim phy yang planar menyebabkan molekul ini tidak aromatik.
Lain halnya dengan kasus senyawa anulen dibawah ini
Atom H pada senyawa anulen menempati ruang tertentu ditengah-tengah molekul sehingga tidak mengganggu planariti dari sistim phi sehingga senyawa ini dikatakan aromatis.
Turunan benzen monosubstitusi dinamai sebagai berikut:
1.        Benzen merupakan nama induk, jika benzen tersubstitusi dengan rantai lain maka benzen dinamakan sebagai fenil.
2.        Benzen yang tersubstitusi dengan dua atom lain diberinama menggunakan awalan orto (terletak pada posisi 1,2) meta (1,3) dan para (1,4).
3.        Jika terdapat tiga substituen maka posisi substituen diberi nomor sesuai dengan prioritasnya menurut alfabet
Beberapa senyawa aromatik memiliki nama trivial seperti:
Beberapa nama trivial diatas dirujuk sebagai induk. Jika terdapat dua atau substituen dan salah satu dipakai sebagai induk dan yang lain substituen
Contoh lainnya:
II.2 REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK PADA CINCIN AROMATIK
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa senyawa aromatik berbeda dengan senyawa alkena alifatik seperti terlihat pada contoh dibawah ini:
Senyawa aromatik bereaksi dengan halogen bukan melalui reaksi adisi akan tetapi melalui reaksi substitusi (penggantian) dengan elektrofil sehingga dinamakan substitusi elektrofilik. Reaksi terjadi dibantu oleh katalis atau penambahan reagen tertentu.
Reaction Type
Typical Equation
Electrophile   E(+)
Halogenation:
C6H6
+   Cl2 & heat
    FeCl3 catalyst
  ——> 
C6H5Cl   +   HCl
Chlorobenzene
Cl(+) or Br(+)
Nitration:
C6H6
+   HNO3 & heat
    H2SO4 catalyst
  ——> 
C6H5NO2   +   H2O
Nitrobenzene
NO2(+)
Sulfonation:
C6H6
+   H2SO4 + SO3
    &
heat
  ——> 
C6H5SO3H   +   H2O
Benzenesulfonic acid
SO3H(+)
Alkylation:
Friedel-Crafts
C6H6
+   R-Cl & heat
    AlCl3 catalyst
  ——> 
C6H5-R   +   HCl
An Arene
R(+)
Acylation:
Friedel-Crafts
C6H6
+   RCOCl & heat
    AlCl3 catalyst
  ——> 
C6H5COR   +   HCl
An Aryl Ketone
RCO(+)









II.3 MEKANISME REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK

Mekanisme reaksi terjadi melalui dua tahap reaksi. Tahap pertama berjalan dengan lambat yang merupakan tahap penentu laju reaksi, dimana elektrofil mulai membentuk ikatan sigma dengan cincin benzen yang kemudian membentuk keadaan intermediet berupa ion benzenonium. Tahap kedua, hilangnya proton pada keadaan intermediet sehingga menghasilkan benzen tersubstitusi.
Ø  Beberapa contoh substusi elektrofilik lain:
Klorinasi:
Sulfonasi
Alkilasi dengan pereaksi Friedel-craft

Keterbatasan Reaksi Friedel-Craft

1.         Reaksi terbatas untuk alkil halida, aril atau vinil halida tidak bereaksi
2.         Reaksi tak terjadi jika cincin mengandung substituen yang bersifat menarik elektron yang kuat seperti –NO2, -CN, SO3H, CHO, COR, -COOH, -COOR, -NR3+
3.         Dapat terjadi multi substituen
4.         Dapat terjadi penataan ulang karbocation terutama alkil halida 1o
Ø  Untuk Reaksi Asilasi
Disubstitusi Elektrofilik pada Cincin Aromatik
Senyawa benzen dapat tersubstitusi lebih lanjut dengan elektrofil lain membentuk disubstitusi atau trisubstitusi. Pada tahap pembentukkan disubstitusi, substituen yang terdapat pada cincin benzen dapat mengarahkan posisi substituen berikutnya. Hal ini tergantung sifat induksi dari substituen yaitu apakah susbstituen yang ada merupakan pendonor elektron (I+) atau penarik elektron (I-).
Contoh: pengarah orto-para
Ø  Pengarah Meta
Apabila terdapat lebih dari satu substituen pada cincin, atau adanya substituen pengaktifasi yang kuat, maka reaksi mengarah secara regiochemistry (arah tertentu).
II.4 Golongan aromatik dengan suatu golongan terikat pada cincin benzen.
Ø  Kasus dimana penamaan didasarkan pada benzen
·         Klorobenzen
Ini merupakan contoh sederhana dimana sebuah halogen terikat pada cincin benzen. Penamaan sudah sangat jelas.
Penyederhanaannya menjadi C6H5Cl. Sehingga anda dapat (walau mungkin tidak!) menamainya fenilklorida. Setiap kalo anda menggambar cincin benzen dengan sesuatu terikat padanya sebenarnya anda menggambar fenil. Untuk mengikat sesuatu anda harus membuang sebuah hidrogen sehingga menghasilkan fenil.
·         Nitrobenzen
Golongan nitro, NO2, terikat pada rantai benzen.
Formula sederhananya C6H5NO2.
·         Metilbenzen
Satu lagi nama yang jelas. Benzen dengan metil terikat padanya. Golongan alkil yang lain juga mengikuti cara penamaan yang sama.Contoh, etilbenzen. Nama lama dari metilbenzen adalah toluen, anda mungkin masih akan menemui itu.
Formula sederhananya C6H5CH3.
·         (Klorometil)benzen
Variasi dari metilbensen dimana satu atom hidrogen digantikan dengan atom klorida. Perhatikan tanda dalam kurung,(klorometil) . Ini agar anda dapat mengerti bahwa klorin adalah bagian dari metil dan bukan berikatan dengan cincin.
Jika lebih dari satu hidrogen digantikan dengan klorin, penamaan akan menjadi (diklorometil)benzene atau (triklorometil) benzen. Sekali lagi perhatikan pentingnya tanda kurung.
·         asam benzoik (benzenecarboxylic acid)
Asam benzoik merupakan nama lama, namun masih umum digunakan -lebih mudah diucapkan dan ditulis. Apapun sebutannya terdapat asam karboksilik, -COOH, terikat pada cincin benzen.
Ø  Kasus dimana penamaan berdasarkan Fenil
Ingat bahwa golongan fenil adalah cincin benzen yang kehilangan satu atom karbon - C6H5.
·         fenilamine
Fenilamin adalah amin primer yang mengandung -NH2 terikat pada benzen.
Nama lama dari fenilamin adalah anilin, dan anda juga dapat menamakanya aminobenzene.
·         fenileten
Molekul eten dengan fenil berikatan padanya. Eten adalah rantai dengan dua karbon dengan ikatan rangap. Karena itu fenileten berupa:
Nama lamanya Stiren -monomer dari polystyren.
·         feniletanon
Mengandung rantai dengan dua karbon tanpa ikatan rangkap. Merupakan golongan adalah keton sehingga ada C=O pada bagian tengah. Terikat pada rantai karbon adalah fenil.
·         feniletanoat
Ester dengan dasar asam etanoik. Atom hidrogen pada -COOH digantikan dengan golongan fenil.
·         fenol
Fenol memiliki -OH terikat pada benzen sehingga formulanya menjadi C6H5OH.
II.5 Senyawa Aromatik dengan lebih dari suatu golongan terikat pada cincin benzen.
Ø  Menomori cincin
Salah satu golongan yang terikat pada cincin diberi nomor satu.
Posisi yang lain diberi nomor 2 sampai 6. Anda dapat menomorinya searah atau berlawanan arah dengan jarum jam. Sehingga menghasilkan nomor yang terkecil. Lihat contoh untuk lebih jelas
Contoh:
·         Menambah atom klorin pada cincin
Semuanya berdasar pada metilbenzen dan dengan itu metil menjadi nomor 1 pada cincin.
Mengapa 2-Klorometilbenzen dan bukan 6-klorometil benzen? Cincin dinamai searah jarum jamdalam kasus ini karena angka 2 lebih kcil dari angka 6.
·         asam 2-hidrobenzoik
Juga disebut sebagai asam 2-hidroksibenzenkarbolik. Ada -COOH terikat pada cincin dan karena penamaan berdasarkan benzoik maka golongan benzoik menjadi nomor satu. Pada posisi disampingnya terdapat hidroksi -OH
Ø  SENYAWA AROMATIK
Senyawa alifatis : turunan metana
Senyawa aromatis : turunan benzen (simbol Ar = aril)
Permulaan abad ke-19 ditemukan senyawa-senyawa organik 
yang mempunyai bau (aroma) yang karakteristik yang 
berasal dari tumbuh-tumbuhan (damar benzoin, cumarin, asam sinamat dll)
BENZEN =C6H6
Senyawa aromatis yang paling sederhana
Berasal dari batu bara dan minyak bumi
Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air,
larut dalam kebanyakan pelarut organik, mudah terbakar 
dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi)
Pengunaan Benzen :
Ø    Dahulu sebagai bahan bakar motor
Ø    Pelarut untuk banyak zat
Ø    Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, 
detergen, insektisida, anhidrida asam maleat,    

Orientasi Interaksi Dari Substituen

Antagonis atau Tidak-Cooperative

Mendorong atau Cooperative

D = Gugus pendorong elektron (pengarah ortho/para)
W = Gugus Penarik Electron (pengarah meta)




                                                                       BAB III
KESIMPULAN SARAN
III.1 KESIMPULAN
Senyawa aromatik bereaksi dengan halogen bukan melalui reaksi adisi akan tetapi melalui reaksi substitusi (penggantian) dengan elektrofil sehingga dinamakan substitusi elektrofilik. Reaksi terjadi dibantu oleh katalis atau penambahan reagen tertentu. Penyederhanaannya menjadi C6H5Cl. Sehingga anda dapat (walau mungkin tidak!) menamainya fenilklorida.
 Senyawa aromatis yang paling sederhana berasal dari batu bara dan minyak bumi Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air,larut dalam kebanyakan pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi)
III.2 SARAN
            Dalam matakuliah ini praktek lebih bermanfaat bagi mahasiswa karena lebih cepat dipahami dibandingkan teori tanpa praktek.

DAFTAR PUSTAKA

            www.ernizzz.host22.com/aromatik
            www.kamusilmiah.com/tag/senyawa aromatk
            wapedia.mobi/id/aromaterapi


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...