Kita sebagai manusia biasa tak perna lupu dari dosa yang kita perbuat baik itu secara langsung ataupun yang tidak kita sengaja atau tanpa kita sadari....di dalam ajaran ISLAM perbuatan yang merugikan, membahayakan dan merusak orang lain itu adalah dosa....
Terkadang kita merasa tidak melakukan dosa padahal tanpa kita sadari mungkin kita telah melakukannya dan kita santai saja tanpa bertaubat atas apa yang telah kita perbuat padahal ajal/sakratul maut dapat menghampiri kita sewaktu2 tanpa memandang kapan dan dimana kita berada
dari itu saya mengajak saudara2 semua untuk senantiasa bertaubat karena kita tahu bahwa ALLAH maha pengasih lagi maha penyayang,,setiap kita melakukan taubat bila itu didasari hati yang tulus dan ridho memohon ampunanNYA pasti ALLAH memberikan ampunanNYA,,
Untuk itu dalam postingan kali ini saya menyertakan bimbingan atau tata cara melaksanakan sholat taubat :
Adapun ketentuan shalat taubat adalah sama seperti mengerjakan shalat
sunnah lainnya. Dalam hati kita hanya berniat mengerjakan shalat sunnah
taubat dua rakaat karena Allah. Ada yang menganjurkan dalam rakaat
pertama setelah membaca surat Al-Fatihah, membaca Al-Kafirun dan pada
rakaat kedua surat Al-Ikhlas.
Setelah rangkaian shalat ini dikerjakan, memperbanyak bacaan istighfar termasuk amalan yang sangat dianjurkan
“Astaghfirullahal
‘azhim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaihi,
tawbata ‘abdin zhoolimil la yamliku linafsihi dhorraw wala naf’aw wala
mawtaw wala hayyaw wala nusyura’
Artinya :
Hamba mohon
ampunan kepada Allah yang Mahaagung yang tidak ada Tuhan selain Dia.
Tuhan yang Mahahidup dan tetap dalam kedirian-Nya. Hamba bertaubat
kepada-Nya seperti taubatnya hamba yang berbuat zhalim yang sama sekali
tidak memiliki kekuatan atas dirinya dalam berbuat mudharat dan manfaat,
dalam kematian dan kehidupan maupun kebangkitan nanti.
Bahkan,
bacaan Sayyidul Istighfar, Raja Istighfar, seperti yang banyak ditulis
di buku-buku, oleh Rasulullah saw sangat dianjurkan dibaca. Berikut
adalah bacaan dari Sayyidul Istighfar saya tulis kembali,
“Allahumma
anta Rabbi la ilaha illa anta khalaqtani, wa ana ‘abduka wa ana ‘ala
ahdika wa wa’dika ma-statha’tu, a’udzu bika min syarri ma shana’tu,
abu’u laka bini’matika ‘alayya wa abu’u bidzanbi fa-ghfir li, fainnahu
la yaghfirudz-dzunuba illa anta”
Artinya :
Ya Allah,
Engkau adalah Tuhanku, yang tiada Tuhan yang pantas disembah melainkan
Engkau. Tuhan yang telah menciptakan diriku. Aku adalah hamba-Mu dan aku
ada dalam perjanjian-Mu, yang dengan segala kemampuanku aku laksanakan
perintah-Mu. Aku berlindung dari segala perbuatan buruk yang aku lakukan
kepada-Mu. Engkau telah mencurahkan nikmat-Mu kepadaku, sedangkan aku
senantiasa berbuat dosa. Ampunilah dosaku karena tidak ada yang dapat
mengampuni dosa kecuali Engkau. (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan
Hakim)
Rasulullah saw membiasakan membaca doa itu dan beliau
menyebutnya sebagai Sayyidul Istighfar atau Raja Istighfar. Bahkan
Rasulullah saw mengaskan , barangsiapa yang membaca sayyidul istighfar
pada sore hari dan hamba Allah itu meninggal pada malam harinya hingga
matahari terbit, ia berhak masuk surga. Barangsiapa yang membaca
sayyidul istrighfar pada pagi hari, kemudian hamba Allah itu meninggal
pada siang harinya (mulai terbit matahari hingga terbenamnya), ia berhak
masuk surga.
Taubat yang secara bahasa artinya ‘kembali’,
ternyata bisa mengembalikan kita dari jalan yang salah menuju jalan yang
benar. Beberapa ulama menuliskan tentang beberapa syarat agar taubat
seseorang diterima Allah Swt.
1.Berhenti dari kesalahan atau dosa
yang telah diperbuat. Syarat pertama ini akan terwujud dengan sikap
tegas kita dalam usaha untuk tidak mengulangi kesalah atau dosa yang
telah diperbuat. Masih memberikan toleransi atau berhubungan dengan
kemaksiatan berarti sikap mendua yang pada akhirnya akan memberikan
jalan bagi setan untuk kesekian kalinya kita terjerumus. Lingkungan
pergaulan akan sangat berperan dalam memberikan arti keberhasilan
seseorang untuk bertaubat.
2. Menyesali atas perbuatan yang telah
dilakukan baik lisan maupun hati sesuai dengan firman Allah, “Keduanya
berkata: “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan
jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.(QS. Al-A’raf :
23). Tidak menangguhkan taubat adalah salah satu bentuk dari aplikasi
penyesalan.
3.Niat bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi
perbuatan salah dan dosa lagi. Niat inilah diantara cirri-ciri yang
terdapat pada seseorang yang serius untuk kembali ke jalan-Nya. Ha itu
akan membuat kita akan terjaga dari kejatuhan kembali di tempat yang
sama.
4.Menyelesaikan urusan dengan orang yang pernah
dizhalimi. Syarat ini apabila kesalahan dan dosa yang dilakukan
menyangkut hak dan kehormatan orang lain. Misalnya jika kita telah
mengambil barang orang lain, kita harus segera mengembalikannya. Atau,
bila kita telah merendahkan, menghina atau menyakiti seseorang tentunya
harus segera meminta maaf.
Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa
yang merusak nama baik atau harta benda orang lain, maka mintalah maaf
kepadanya sekarang, sebelum datang hari dimana tidak berlaku lagi mata
uang. Kalai ia punya amal kebaikan, maka sebagian amal baiknya tadi akan
diambil sesuai dengan kadar aniaya yang telah dilakukan. Kalau ia tidak
punya amal baik, maka dosa orang lain yang dizhaliminya tadi akan
diambil dan ditambahkan kepadanya”. (HR. Bukhari)
Semoga ini dapat bermanfaat terutama bagi saya pribadi dan khususnya untuk semua saudara2 yang membuntuhkan tata cara pelaksanaan sholat taubat
Akhir kata saya ucapkan assalamu alaikum Wr.Wb
fatahilla64@gmail.com
No comments:
Post a Comment