BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi
walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi.Komunikasi terjadi
dalam hampir setiap kegiatan manusia. Untuk lebih tegas dapat dikatakan bahwa banyak
kegiatan manusia yang hanya bisa terjadi dengan bantuan komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari
satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara
tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal.Komunikasi dalam pendidikan merupakan
unsur yang sangat penting kedudukannya . bahkan ia sangat besar peranannya
dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering
berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi oleh
faktor komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan.
Selain itu,komunikasi juga merupakan
sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan
adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu
adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling
membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses
komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau
pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu
akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana
penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar , hal
terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam
proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam
komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan
proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan, dan juga
bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi.
Selain itu,Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif
tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi
efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta
didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan,
sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan
perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
B.
Rumusan masalah
Ada pun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini
yaitu:
1.
Apakah
pengertian komunikasi pendidikan!
2.
Bagaimana
jenis-jenis komunikasi dalam pelaksanaan pendidikan!
3.
Bagaimana
prinsip-prinsip komunikasi dalam efektivitas pelaksanaan pendidikan!
4.
Bagaiman
Komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan pendidikan!
5.
Bagaimana peran komunikasi dalam pendidikan!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian komunikasi pendidikan
Sebelum kita melangkah lebih jauh mengenai peran komunikasi dalam
efektivitas pendikan, maka terlebih dahulu kita harus pengetahui apa pengertian
dari komunikasi, pendidikan dan komunikasi pendidikan tersebut.
Komunikasi secara sederhana, dapat
didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melelui/tanpa media yang menimbulkan akibat tertentu. Kegiatan
komunikasi pada prinsipnya adalah aktifitas pertukaran ide atau gagasan secara
sederhana, dengan demikian kegiatan komunikasi itu dapat dipahami sebagai
kegiatan penyampaian ide atau pesan arti dari suatu pihak ke pihak lain, denagan
tujuan komunikasi yaitu menghasilkan kesepakatan bersama terhadap ide atau
pesan yang disampaikan tersebut. Sedangkan pendidikan dapat di artikan sebagai
usaha orang dewasa dalam mendewasakan peserta didiknya agar menjadi dewasa dan
menjadi manusia yang seutuhnya
Jadi, komunikasi pendidikan dapat diartikan sebagai proses perjalanan pesan
atau informasi yang menambah bidang atau peristiwa-peristiwa pendidikan.
Komunikasi ini sifatnya tidak netral lagi, tetapi sudah dipola untuk
memperlancar tujuan-tujuan pendidikan. Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
guru kelas kepada muridnya, dan komunikasi yang terjadi dan dirancang oleh
orang tua untuk mendidik dan memahamkan kepada anaknya, itu semua merupakan
bentuk-bentuk komunikasi pendidikan. Salah satu cirinya adalah berlangsung dan
dirancang denagn maksud untuk mengubah perilaku sasaran kearah yang lebih baik
di masa yang akan datang.
Komunikasi pendidikan merupakan komunikasi yang sudah merambah atau
menyentuh dunia pendidikan dan segala aspeknya dan merupakan proses komunikasi
yang dipola dan dirancang secara khusus untuk mengubah perilaku sasaran
tertentu kearah yang lebih baik. Sasaran atau komunikan disini maksudnya adalah
sekelompok orang, yang mana dalam proses pendidikan disini adalah murid atau
siswa.
B.
Jenis-jenis komunikasih dalam pelaksanaan pendidikan
Kemunikasi merupakan cara untuk memudahkan atasan untuk
menyampaikan sesuatu kepada bawahannya begitupun sebaliknya.oleh karena itu,
kita membutuhkan komunikasi yang baik dalam pendidikan agar pelaksanan
pendidikan dapat berjalan dengan baik. Untuk mencapai semua itu maka komunikasi
dalam pelaksanaan pendidikan digolongkan dalam berbagai jenis yaitu:
1.
Komunikasi
ke bawah dan ke atas
Komunikasi dari
bawah keatas atau dari atas kebawah merupakan komunikasi yang di sampaikan oleh
atasan ke bawahan atau bawahan ke atasan. Komunikasi yang disampaikan oleh
atasan kebawahannya biasnya berupa perintah-perintah atau intruksi-intruksi
sedangkan dari bawahan keatasan biasanya berupasaran-saran atau keluhan
mengenai pelaksanaan pendidikan.
2.
Komunikasi
formal dan informal
Komunikasi
formal, yaitu komunikasi yang disampaikan dengan menggunakan saluran-saluran
yang telah ada seperti rapat, sedangkan komunikasi informal merupakan
komunikasi yang diadakan karena adanya kepentingan-kepentingan perorang atau
kelompok.
3.
Komunikasih
lisan dan tertulis
Komunikasi
dalam bentuk lisan biasanya dilakukan jika komunikasi tersebut penting dan
dianggap pribadi, sedangkan komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang
disampaikan dalam bentuk surat yang berisiakan hal-hal yang penting mengenai
pelaksanaan pendidikan denagn menggunakan bahasa yang resmi.
C.
Prinsip-prinsip komunikasi dalam efektivitas pelaksanaan pendidikan
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi
walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi, komunikasi ada
dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan dimasjid; bahkan ia sanggup
menyentuh segala aspek kehidupan kita. Artinya, hampir seluruh kegiatan
manusia, dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi.
Bidang pendidikan misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan
komunikasi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi , dengan
kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi.
Bagaimana mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa
berkomunikasi, atau memberi kuliyah tanpa berbicara. Semuanya membutuhkan
komunikasi.
Disamping itu, komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat,
mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri.
Seseorang biisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak
berkomunikasi.
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran
lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :
1.
Komunikasi
adalah suatu proses simbolik
Komunikasi
adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu
titik, tetapi terus berkelanjutan.
2.
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
Setiap
orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut
sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah
(komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu
stimulus.
3.
Komunikasi
punya dimensi isi dan hubungan.
Setiap
pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita
bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan
proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan
mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.
4.
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai
tingkat kesengajaan
Setiap
tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari
tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak
direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan
secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul
disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai)
5.
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan
waktu
Pesan
komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun
non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung,
kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
6.
Komunikasi
melibatkan prediksi peserta komunikasi.
Tidak
dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang
berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa
pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka
orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat
seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
7.
Komunikasi
itu bersifat sistemik
Dalam
diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang
berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal
seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi
mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
8.
Semakin mirip latar belakang sosial budaya
semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
9.
Komunikasi
bersifat nonsekuensial
Proses
komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan
respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima
dan dimengerti.
10.
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan
transaksional
Konsekuensi
dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu
dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi
diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
11.
komunikasi bersifat irreversibleSetiap orang
yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak
dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka
efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
12.
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan
berbagai masalah
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
D.
Komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan pendidikan
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah
antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon
sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat
lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :
a. Kejelasan
Hal ini dimaksudkan
bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara
jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi
ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang
disampaikan.
c. Konteks
Konteks atau sering
disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang
disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu
terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi
yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas,
sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap
e. Budaya Aspek ini tidak saja
menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan
etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang
diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal,
agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Terkait dengan proses
pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah
materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik
yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus
didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang dosen. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung
secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati
ke hati, karena diantara keduabelah pihak terdapat hubungan saling mempercayai.
Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang
berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Dalam kegiatan belajar
mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi
hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan
komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua
belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka
tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif
terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung
jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi
dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator
dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan
kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam
pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan mahasiswa,
maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada
lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi
yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami
dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta
kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.
E.
Peran komunikasi dalam pendidikan
Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan melalui lembaga-lembaga
pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan
kedudukannya.
Pendidikan bukan sekadar mengajari anak-anak supaya menjadi lebih
baik, menjadi pintar, atau sekadar berkomunikasi dengan mereka yang isinya
memberi nasehat supaya mereka berperilaku baik.
Tujuan Pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Dalam
menyajikan materi pelajarannya pendidik sebaiknya bukan hanya dengan metode
ceramah saja sebaiknya juga dengan metode diskusi .Selanjutnya tujuan akhir
dari komunikasi tersebut (metode diskusi)adalah untuk mencapai keberhasilan
pendidikan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
komunikasi pendidikan dapat diartikan sebagai proses perjalanan pesan atau
informasi yang menambah bidang atau peristiwa-peristiwa pendidikan. Komunikasi
ini sifatnya tidak netral lagi, tetapi sudah dipola untuk memperlancar
tujuan-tujuan pendidikan.
Orang yang masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi
walaupun bukan berarti semua perilaku adalah komunikasi, komunikasi ada
dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor dan dimasjid; bahkan ia sanggup
menyentuh segala aspek kehidupan kita. Oleh karena itu, komunikasi juga
berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian
kedewasaannya bermandiri. Seseorang biisa banyak tahu karena banyak mendengar,
banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.
B.
Saran
Dalam hal penyusunan makalah ini tentu tidak terlepas dari
kesalahan. Ibarat kata pepatah, tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena
itu, kami dari penyusun meminta saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
untuk mencapai kesempurnaan makalah ini.
C.
Daftar pustaka
Husain
Usman. 2010. Manajemen. Jakarta : Bumi aksara.
Terry George, R.Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Bumi
Akskara.
www.google.com.
No comments:
Post a Comment