Pemanfaatan Lahan Pekarangan Secara Optimal
Tanpa banyak disadari bahwa lahan pekarangan bila dikelola secara
optimal dan terencana dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi
menunjang kebutuhan gizi keluarga disamping sekaligus untuk keindahan
(estetika). Lahan pekarangan dapat dikembangkan sebagai apotik hidup
dengan menanami tanaman obat keluarga (TOGA) dan gizi hidup dengan
menanam berbagai buah-buahan dan sayuran. Dalam mengelola lahan
pekarangan sebaiknya kita menyusun suatu perencanaan penataan lahan
pekarangan sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan
secara optimal dan produktif secara berkelanjutan.
Berikut panduan perencanaan dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan:
1. Pengolahan Lahan (Tanah)
Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Lahan perlu dibersihkan
dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan
kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah.
Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk
tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak
terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif
dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan
pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP, KCl,
dan Urea) secara berimbang.
2. Menentukan Jenis Tanaman
Pilihlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik
untuk obat atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak, mengkudu) dan
keperluan dapur (cabe, tomat, sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi
keluarga (pepaya , pisang , jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam
beragam jenis tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan hama
dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang
memiliki figure menarik misalnya tanaman mengkudu yang memiliki bentuk
daun yang lebar, tanaman kencur dengan bentuk daun yang unik dan
sebagainya.
3. Menentukan Tata Letak Tanaman
Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup
sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari
bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti
buah-buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis
tanaman yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap
tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu
diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari
serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara.
Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kondisi
lingkungan misalnya jangan sampai menghalangi jalan masuk, menghalangi
pandangan, dan sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun
tetangga.
4. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang
harus selalu diperhatikan. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan
lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi
nutrisi tanaman dari tanah selain untuk keberhsihan dan keindahan.
Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam
tanah dalam-dalam karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa
tanaman dan serasah ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk
organik atau kompos. Pemberian air dengan cara penyiraman secara
kontinyu sangat penting terutama pada tanaman yang berumur muda dan
baru tumbuh, untuk selanjutnya aktivitas penyiraman ini dapat
disesuaikan dengan kondisi lingkungan lahan pekarangan apakah
kekeringan atau basah (lembab). Salah satu upaya untuk mempertahankan
ketersediaan air di lahan pekarangan adalah dengan membuat kolam.
Demikian beberapa saran berupa panduan perencanaan yang mungkin
bermanfaat khususnya bagi mereka yang memiliki kegemaran berkebun untuk
dapat mengoptimalkan lahan sekitar rumah sehingga menjadi lahan
pekarangan yang memiliki multifungsi.
No comments:
Post a Comment