Friday, 4 May 2012

  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan kendala utama dalam budidaya pertanian. Keberadaan OPT berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman budidaya. Hal ini sangat merugikan petani, terutama kerugian dalam bentuk materi (pertumbuhan tanaman terganggu, hasil produksi menurun, bahkan hingga gagal panen).
Selama ini pengendalian terhadap OPT dilakukan oleh petani dengan menggunakan pestisida kimia. Namun sayangnya, pengendalian yang dilakukan petani kurang bijak. Banyak petani awam yang menggunakan pestisida kimia secara berlebihan (melebihi dosis) dengan anggapan hama akan lebih cepat mati jika diberikan pestisida dalam jumlah banyak. Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan petani tentang pengendalian OPT yang tepat (terpadu). Dampak dari penggunaan pestisida kimia ini antara lain hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia, dan kecelakaan bagi pengguna. Oleh karena itu perlu dicari cara pengendalian OPT yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengendalikan OPT adalah dengan penggunaan pestisida nabati yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan di lingkungan sekitar. Pestisida nabati merupakan senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan yang digunakan untuk memberantas organisme pengganggu tumbuhan berupa hama dan penyakit tumbuhan maupun tumbuhan pengganggu (gulma). Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu.
Alam sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman. Memang ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan pestisida nabati antara lain: degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari, memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian, toksisitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman pada manusia dan lingkungan, memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif, dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia, phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman, serta murah dan mudah dibuat oleh petani. Oleh karena terbuat dari bahan alami atau nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang. Kekurangannya, pengaplikasian pestisida nabati pada tanaman harus lebih sering dilakukan daripada jika menggunakan pestisida kimia.
Pestisida nabati sebenarnya relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, dan bahan dasarnya pun relatif mudah didapat. Namun kemampuan petani dalam memanfaatkan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati masih rendah. Perlu dikakukan sebuah pelatihan pembuatan pestisida nabati yang kemudian dapat diterapkan dalam pengendalian OPT pada tanaman yang dibudidayakan oleh para petani.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...