SISTEM PERSAMAAN LINEAR DALAM BENTUK MATRIKS
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Dengan
mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan anugerah-Nya sehingga Makalah Matematika Lanjut yang berisi tentang
“Persamaan Linier dan Aturan Cramer” ini dapat diselesaikan dengan baik.Kami
berharap agar Makalah Matematika Lanjut ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
oleh pembaca sekalian terutama untuk mereka yang senang dengan materi yang kami
guna menambah wawasan dan ilmu mengenai Ilmu matematika.Kami menyadari bahwa
tidak ada yang sempurna di dunia ini, apalagi Makalah Matematika Lanjut yang
dibuat ini. Makalah Matematika Lanjut ini memang masih jauh dari sempurna,baik
dalam hal isi, maupun penyajiannya. Karena itu kami mengharapkan segala sara
dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk memperbaiki Makalah
Matematika Lanjut ini agar lebih layak untuk dibaca.Akhir kata, kami
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya bila ada kata-kata yang
salah dan semoga Makalah Matematika Lanjut ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1 SISTEM PERSAMAAN
LINEAR
A. Pengertian
Persamaan Linear
Persamaan linear adalah
sebuah persamaan aljabar, yang tiap sukunya mengandung
konstanta, atau perkalian konstanta dengan variabel tunggal. Persamaan ini dikatakan
linear sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan sebagai garis lurus dalam
Sistem koordinat
Kartesius.
Bentuk umum untuk persamaan linear
adalah
Dalam hal ini, konstanta m akan
menggambarkan gradien garis, dan konstanta b merupakan titik potong garis
dengan sumbu-y. Persamaan lain, seperti x3, y1/2,
dan xy bukanlah persamaan linear.
Bentuk
umum :
dimana
x1, x2, . . . , xn variabel tak diketahui, aij
, bi,
i
= 1, 2, . . . , m; j = 1, 2, . . . , n bil. diketahui.
Ini
adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel.
B. Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan linear yang rumit, seperti di sebut di
atas, bisa ditulis dengan menggunakan hukum aljabar agar menjadi bentuk yang
lebih sederhana. Seperti contoh, huruf besar di persamaan merupakan konstanta,
dan x dan y adalah variabelnya.
Ø Bentuk Umum
Dimana konstanta A dan B bila dijumlahkan, hasilnya
bukan angka nol. Konstanta dituliskan sebagai A ≥ 0, seperti yang telah
disepakati ahli matematika bahwa konstanta tidak boleh sama dengan nol. Grafik
persamaan ini bila digambarkan, akan menghasilkan sebuah garis lurus dan setiap
garis dituliskan dalam sebuah persamaan seperti yang tertera diatas. Bila A
≥ 0, dan x sebagai titik potong, maka titik koordinat-xadalah ketika
garis bersilangan dengan sumbu-x (y = 0) yang digambarkan dengan rumus -c/a.
Bila B≥ 0, dan y sebagai titik potong, maka titik koordinat- y
adalah ketika garis bersilangan dengan sumbu-y (x = 0), yang digambarkan
dengan rumus -c/b.
Ø Bentuk standar
Di mana, a dan b jika dijumlahkan,
tidak menghasilkan angka nol dan a bukanlah angka negatif. Bentuk standar ini
dapat diubah ke bentuk umum, tapi tidak bisa diubah ke semua bentuk, apabila a
dan b adalah nol.
Ø Bentuk titik potong gradien
Sumbu-y
Dimana m merupakan gradien dari garis persamaan, dan
titik koordinat y adalah persilangan dari sumbu-y. Ini dapat
digambarkan dengan x = 0, yang memberikan nilai y = b. Persamaan
ini digunakan untuk mencari sumbu-y, dimana telah diketahui nilai dari
x. Y dalam rumus tersebut merupakan koordinat y yang anda taruh
di grafik. Sedangkan X merupakan koordinat x yang anda taruh di
grafik.
Sumbu-x
Dimana m merupakan
gradien dari garis persamaan, dan c adalah titik potong-x, dan
titik koordinat x adalah persilangan dari sumbu-x. Ini dapat
digambarkan dengan y = 0, yang memberikan nilai x = c. Bentuk y/m
dalam persamaan sendiri berarti bahwa membalikkan gradien dan mengalikannya
dengan y. Persamaan ini tidak mencari titik koordinat x, dimana
nilai y sudah diberikan.
C. Sistem persamaan linear lebih dari dua variabel
Sebuah persamaan linear bisa mempunyai lebih dari dua
variabel, seperti berikut ini:
di mana
dalam bentuk ini, digambarkan bahwa a1 adalah koefisien untuk
variabel pertama, x1, dan n merupakan jumlah variabel
total, serta b adalah konstanta.
D. Penyajian Sistem Persaman Linear Dalam Matriks
SPL BENTUK MATRIKS
Strategi Menyelesaikan Spl:
Mengganti
SPL lama menjadi SPL baru yang mempunyai penyelesaian sama (ekuivalen) tetapi
dalam bentuk yang lebih sederhana.
Contoh:
Diperoleh
penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3. Terdapat kaitan menarik antara bentuk SPL dan
representasi matriksnya. Metoda ini berikutnya disebut dengan METODA ELIMINASI
GAUSS.
E. BENTUK
ECHELON – BARIS DAN ECHELON – BARIS TEREDUKSI
Matriks yang memenuhi kondisi
(1),(2),(3) disebut matriks bentuk echelon –baris tereduksi.
Contoh bentik matriks
echelon – baris tereduksi :
Contoh bentuk echelon
–baris :
Ø Bentuk
umum echelon-baris
Ø Bentuk
umum echelon-baris tereduksi
Dilambangkan * dapat
diisi bilangan real sebarang METODE GAUSS-JORDAN
Ø Bentuk
Echelon –Baris:
Misalkan SPL disajikan
dalam matriks berikut:
Maka
SPL ini mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.
Matriks
ini disebut bentuk echcelon – baris tereduksi.
Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adalah sbb:
1. Jika
suatau baris matriks tidak nol semua maka elemen tak nol pertama adalah 1.baris
ini disebut mempunyai leading 1.
2. Semua
baris yang terdiri dari nol semua dikumpulkan dibagian bawah.
3. Leading
1 pada matriks lebih atas posisinya lebih kiri daripada leading 1baris
berikutnya.
4. Setip
kolom yang memuat leading 1, elemen lainya semuanya 0.
II.2 MATRIKS
A. Pengerttian
Matriks
Matriks adalah
susunan atau kumpulan dari elemen-elemen yang tersusun teratur dalam baris dan
kolom berbentuk bujursangkar atau persegi panjang.
Dalam lingkungan sekolah dapat kita jumpai daftar yang berkaitan
dengan jumlah siswa sekolah berdasarkan pada nilai rata-rata matapelajaran pada
tiap semester yang disajikan dalam bentuk tabel.
Matriks suatu bentuk
notasi matematik yang mempunyai peran sangat besar dalam perkembangan sain dan
teknologi, misalkan pada permasalahan yang berkaitan dengan ilmu ekonomi
seringkali orang memakai matriks dalam menyelesaikannya, masalah yang berkaitan
dengan transportasi yaitu bagaimana memilih lintasan yang terpendek yang
pemecahannya dapat dilakukan dengan matriks, demikian pula bagaimana orang
dapat menentukan banyaknya campuran yang akan dibuat sehingga menghasilkan
suatu produk yang mempunyai keuntungan basar dan masih banyak lagi contoh-
contoh yang menunjukkan bahwa matriks mempunyai peranan besar.
B. Jenis-jenis
Matriks
Pada subbab ini akan
dibahas mengenai jenis matriks atau matriks khusus yang sering dijumpai dalam
penerapan yaitu :
1. Berdasarkan
ordo Matriks dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
- Matriks Bujursangkar adalah matriks yang memiliki ordo n x n atau banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom yang terdapat dalam mtriks tersebut. Matriks ini disebut juga dengan matriks persegi berordo n.
Contoh :
- Matriks Baris adalah Matriks Baris adalah matriks yang terdiri dari satu baris
Contoh : A
= ( 2 1 3 -7 )
- Matriks Kolom adalah Matriks Kolom adalah matriks yang terdiri dari satu kolom.
Contoh :
- Matriks Tegak adalah suatu matriks yang banyaknya baris lebih dari banyaknya kolom.
Contah :
- Matriks datar adalah Matriks yang banyaknya baris kurang dari banyaknya kolom.
Contoh :
2. Berdasarkan elemen-elemen
penyusunnya matriks dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :
- Matriks Nol adalah Suatu matriks yang setiap unsurnya 0 berordo m x n, ditulis dengan huruf O.
contoh :
- Matriks Diagonal adalah suatu matriks bujur sangkar yang semua unsurnya , kecuali unsur-unsur pada diagonal utama adalah nol.
Contah :
- Matriks Segi Tiga adalah suatu matriks bujur sangkar yang unsur-unsur dibawah atau diatas diagonal utama semuanya 0 .
Contoh :
Dimana Matriks
C disebut matriks segi tiga bawah dan matriks D disebut matriks segitiga atas.
- Matriks Skalar adalah matriks diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya sama.
Contoh :
- Matriks Identitas atau Matriks Satuan adalah matriks diagonal yang unsur-unsur pada diagonal utama semuanya satu ditulis dengan huruf I.
Contoh :
- Matriks Simetri adalah suatu matriks bujur sangkar yang unsur pada baris ke-i kolom ke-j sama dengan unsur pada baris ke-j kolom ke-i sehingga aij = aji .
Contoh :
C. Operasi Aljabar Pada Matriks
Operasi
aljabar pada matriks berlaku operasi penjumlahan , pengurangan dan perkalian
matriks yaitu
1.
Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan
dan pengurangan 2 matriks atau lebih dapat dilakukan jika
memenuhi
syarat perlu sebagai berikut :
misalkan
matriks A dan B dijumlahkan atau dikurangkan a ± b maka
(a)
Ukuran dari matriks A = Ukuran matriks B
(b) Penjumlahan atau pengurangan dilakukan terhadap elemen-elemen yang
letaknya bersesuaian
2.
Perkalian Skalar dengan Matriks.
Perkalian
matriks A berukuran m x n dengan skalar k ≠ 0 adalah matriks
kA berukuran m x n yang
elemen elemennya diperoleh dengan mengalikan elemen elemen matriks A dengan
skalar k.
3. Perkalian Matriks dengan
Matriks.
Jika Matriks A = (aij)berukuran
m x n dan matriks B = (jkb) berukuran pxq maka perkalian AB dapat
dilakukan jika banyaknya kolom dari matriks A = banyaknya baris dari matriks B
( n = p )
D. MATRIKS INVERS
Pada bagian ini akan dibahas tentang invers dari suatu matriks dan
cara mencari inversnya, sifat-sifat dasar dari suatu matriks yang mempunyai
invers. Sebelum membahas tentang matriks invers terlebih dahulu dijelaskan
beberapa jenis matriks yang akan berkaitan secara langsung dengan matriks
invers. Sebuah matriks dikatakan matriks nol, jika semua anggota
dari matriks tersebut nol semuanya. Sedangkan ukuran dari matriks nol tersebut
tergantung pada matriks kawannya.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Kelebihan dari metode
Matriks :
1. Sistematika
pengerjaan mencari solusi lebih sederhana, karena dalam pengerjaan tinggal
mensubstitusi parameter-parameter yang diketahui kedalam bentuk rumus umum dan
juga tidak berhubungan dengan konstanta tak diketahui seperti pada metode
Koefisien Tak Tentu dan Variasi Parameter. Ini mengakibatkan
kesalahan dalam pengerjaan akan sangat menjadi kecil.
2. Dengan
perkembangan perangkat lunak dibidang Matematika seperti, perangkat lunak
Mathematica dan Maple, akan sangat memudahkan pengerjaan dengan metode Matriks
ini. Hal ini akan menstimulir, khususnya mahasiswa Matematika untuk
menggunakan perangkat lunak dibidang Matematika.
3. Dalam
penurunan metode Matriks ini, khususnya mahasiswa Matematika, menambah wawasan
tentang aplikasi dari konsep-konsep
dasar Matematika, khususnya konsep Matriks, Linearitas dan Identitas Euler,
pada masalah PD Linear Orde Dua tak Homugen untuk mencari solusi partikulir
Kelemahan dari metode Matriks ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
dapat memahami penurunan konsep metode Matriks diperlukan pengetahuan tentang
metode Koefisien tak Tentu terlebih dahulu.
2. Apabila
pengetahuan mengenai perangkat lunak Mathematica dan sejenisnya tidak
dimiliki, penyelesaian solusi Partikulir untuk PD yang mempunyai
bentuk r(x) hasil perkalian fungsi
eksponensial dengan polinom berderajat tinggi n > 2 akan
menjadi sedikit rumit, karena dalam proses penyelesaian akan menemukan matriks
berukuran besar dalam penentuan invers matriks.
3. Bentuk
fungsi r(x) yang dapat diselesaikan dengan
metode Matriks ini hanya terbatas dalam bentuk-bentuk perkalian antara fungsi
eksponensial dan polinom, karena metode ini diturunkan dari metode Koefisien
tak Tentu.
No comments:
Post a Comment