Jagung manis (Zea mays saccharata. Sturt L ) merupakan komoditi pangan yang baru di Indonesia. Jagung manis semakin populer dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibanding jagung biasa.
Permintaan konsumen terhadap jagung manis terus meningkat antara lain
dibuktikan oleh adanya peningkatan produksi jagung nasional. Oleh karena itu prooduksi tanaman jagung manis perlu ditingkatkan diantaranya melalui intensifikasi pertanian
Pemupukan merupakan salah satu program intensifikasi yang dapat memperbaiki produktifitas lahan dan tanaman.
Pengambilan dan pengurasan hara secara terus menerus melalui hasil
panen tanpa diimbangi dengan pengembalian hara melalui pemupukan organik
dan anorganik akan menjadikan tanah semakin kurus, miskin hara dan tidak produktif.
Memperhatikan kondisi tersebut pemakaian pupuk organik akan menjadi penting saat ini dan masa yang akan datang.
Penggunaan pupuk organik diharapkan dapat mengurangi ketergantungan
petani terhadap penggunaan pupuk kimia sehingga dapat mengurangi
pencemaran lingkungan selain itu pemberian pupuk organik yang berupa
pupuk kandang ayam diharapkan menjadi alternatif dalam meningkatkan
pertanian yang berwawasan lingkungan.
Salah satu teknis budidaya jagung yang perlu mendapat perhatian adalah takaran dan frekuensi pemberian pupuk. Dikarenakan pada masa pertumbuhan vegetatif kebutuhan tanaman akan unsur hara cukup besar, maka cara pemberian dan frekuensi pemberian menjadi hal yang tidak dapat dikesampingkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan hasil jagung manis,
yaitu penggunaan dosis pupuk kandang ayam dan frekuensi pemberian yang
tepat diharapkan menjadi unsur hara dalam tanah lebih tersedia bagi
tanaman, sehingga menghasilkan jagung manis dengan kuantitas dan kualitas yang baik.
Hipotesis, diduga terjadi interaksi dosis dan pemberian pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis, diduga pemberian dosis pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Frekuensi pemberian berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis
Penelitian dilaksanakan di Desa Bawang, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang pada bulan Juni sampai Agustus 2004. Ketinggian tempat 500 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), yang disusun secara faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah frekuensi pemberian yang terdiri dari dua taraf yaitu F1 = Satu kali (saat tanam) F2 = Dua kali (2 minggu sebelum tanam dan saat tanam).Faktor kedua adalah dosis pukand ayam : D0 = Tanpa pukand ayam D1 = Pukand ayam 108 g/tanaman (10 t/ha) D2 = Pukand ayam 162 g/tanaman (15 t/ha) D3 = Pukand ayam 216 g/tanaman(20 t/ha)
Parameter pertumbuhan yang diamati yaitu : panjang tanaman, jumlah daun (helai),luas daun, diameter batang, panjang akar, panjang tongkol diameter tongkol (cm). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong pada bagian tengah tongkol, lberat segar tongkol dengan klobot, berat segar tongkol tanpa klobot, berat basah biomassa, kadar gula dalam biji.
Hasil
analisis ragam menunjukkan Perlakuan dosis dan frekuensi pemberian
pupuk kandang ayam tidak menunjukkan interaksi yang nyata terhadap semua
parameter pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Perlakuan dosis pupuk kandang ayam dosis 15 ton/ha memberikan pengaruh nyata bila dibandingkan dosis yang lain. Perlakuan frekuensi pemberian pupuk kandang ayam satu kali (F1)
yaitu umur 2 minggu sebelum tanam memberikan pengaruh lebih baik jika
dibandingkan dengan pemberian 2 minggu sebelum tanam dan 5 minggu
setelah tanam (pemberian 2 kali).
No comments:
Post a Comment