Thursday 14 June 2012

Teknik Budidaya Tanaman Wortel (Daucus carota L).


1. Sistematika Tanaman Wortel
Dalam sistem tumbuh-tumbuhan (taksonomi) , tanaman wortel diklasifikasikan sebagai berikut :
Devisio                  : Spermatophyta
Sub devisio           : Angiospermae
Kelas                     : Dicotyledon
Ordo                      : Umbelliferales
Family                   : Umbelliferae
Genus                    : Daucus
Species                  : Daucus carota L (Cahyono, 2002 dalam (Pohan, 2008)).
Susunan tubuh tanaman wortel terdiri atas daun dan tangkainya, batang dan akar. Secara keseluruhan wortel merupakan tanaman setahun, ang tumbuh tegak hingga 30-100 cm atau lebih (Cahyono, 2002 dalam (Keliat, 2008)).
2. Morfologi Tanaman Wortel.
2.1. Daun
Daun wortel bersifat majemuk menyirip ganda dua atau tiga, anak-anak daun berbentuk lanset (garis-garis). Setiap tanaman memiliki 5-7 tangkai daun yang berukuran agak panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan yang halus, sedangkan helaian daun lemas dan tipis.
2.2. Batang.
Batang tanaman wortel sangat pendek sehingga hampir tidak nampak, batang bulat, tidakberkayu, agak keras, dan berdiameter kecil (sekitar 1-1,5 cm). Pada umumnya batang berwarna hijau tua. Batang tanaman tidak bercabang, namun ditumbuhi oleh tangkaidaun yang berukuran panjang, sehingga kelihatan seperti bercabang.
2.3. Akar.
Tanaman wortel memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Dalam pertumbuhannya akar tunggang akan mengalami perubahan bentuk dan fungsi menjadi tempat penyimpanan cadangan makanan. Bentuk akar akan berubah menjadi besar dan bulat memanjang, hingga mencapai diameter 6 cm dan panjang sampai 30 cm, tergantung varietasnya. Akar tunggang yang telah berubah bentuk dan fungsi inilah yang sering disebut atau dikenal sebagai “Umbi Wortel”.
2.4. Bunga.
Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman, berbentuk payung berganda, dan berwarna putih atau merah jambu agak pucat. Bunga memiliki tangkai yang pendek dan tebal. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang yang sama. Bunga wortel yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji yang berukuran kecil dan berbulu (Cahyono, 2007 dalam (Keliat, 2008)).
2.5. Umbi.
Wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim, berbentuk semak yang dapat tumbuh sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun kemarau. Batangnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan memanjang. Warna umbi kuning kemerah-merahan, mempunyai karoten A yang sangat tinggi, Umbi wortel juga mengandung vitamin B, Vitamin c dan mineral (setiawan, 1995dalam (Pohan, 2008)).
Cahyono (2002) dalam (Rini, 2010) mengatakan bahwa pada awalnya hanya dikenal beberapa varietas wortel, namun dengan berkembangnya peradaban manusia dan teknologi, saat ini telah ditemukan varietas-varietas baru yang lebih unggul daripada generasi-generasi sebelumnya. Varietas-varietas wortel terbagi menjadi tiga kelompok yang didasarkan pada bentuk umbi, yaitu tipe Imperator, Chantenay, dan Nantes.
  • Tipe Imperator memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing (menyerupai kerucut), panjang umbi 20-30 cm, dan rasa yang kurang manis sehingga kurang disukai oleh konsumen.
  • Tipe Chantenay memiliki umbi berbentuk bulat panjang dengan ujung tumpul, panjang antara 15-20 cm, dan rasa yang manis sehingga disukai oleh konsumen.
  • Tipe Nantes memiliki umbi berbentuk peralihan antara tipe Imperator dan tipe Chantenay, yaitu bulat pendek dengan ukuran panjang 5-6 cm atau berbentuk bulat agak panjang dengan ukuran panjang 10-15 cm.
Dari ketiga kelompok tersebut, varietas yang termasuk ke dalam kelompok chantenay yang dapat memberikan hasil (produksi) paling baik, sehingga paling banyak dikembangkan.

1.      Sejarah Singkat Tanaman Wortel.
Wortel (Daucus carota L) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari luar negeri ang beriklim sedang. Tanaman wortel berasal dari Timur dekat (Asia Kecil, Iran, Transcaucasia),  Asia Tengah (Punjab, Kasmir< Afghanistan, dan lain-lain). Tanaman ini ditemukan tumbuh liar sekitar 6500 tahun yang lalu (Rukmana, 1995 dalam (Pohan, 2008)).
Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya.
2.      Syarat Tumbuh Tanaman Wortel.
Untuk tanaman wortel, tanah dan iklim menjadi bagian yang penting dalam mempengaruhi pertumuhan tanaman. Untuk menghasilkan umbi yang baik, tanaman wortel memerlukan tanah lempung yang berpasir, gembur, tidak tergenang air, dan pH sekitar 6,5. Tanaman wortel ini akan tumbuh dengan baik bila berada di daerah dengan ketinggian lebih dari 1000-1500 m dari permukaan air laut, kebutuhan suhu 15-21oC. Tanaman wortel dapat ditanam pada waktu musim kemarau asal dilakukan penyiraman (Pracaya, 2002 dalam (Manalu, 2007)).
3.      Teknik Budidaya Tanaman Wortel.
3.1. Penyiapan Benih.
Duryatmo, 2006 dalam (Keliat, 2008), mengatakan bahwa Wortel dikembangkan dengan bijinya. Biji ini disemaikan ditanah yang subur dan gembur. Bila tanahnya tidak gembur akan terbentuk umbi yang tidak sempurna.  Zacky (2010), menambahkan cara penyemaian benih yang baik yaitu Biji wortel di taburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Jarak barisan paling tidak 15 cm, kemudian kalau sudah tumbuh dapat dilakukan penjarangan sehingga tanaman wortel itu berjarak 3-5 cm satu sama lain. Kebutuhan benih untuk penanaman setiap are antara 150-200 gram. Para petani sayuran jarang menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai berkecambah setelah 8-12 hari.
3.2. Pengolahan Media Tanam.
  • Persiapan : Mula-mula tanah dicangkul sedalam 40 cm, dan diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 15 ton setiap hektarnya. Tanah yang telah diolah itu diratakan dan dibuat alur sedalam 1 cm dan jarak antara alur 15-20 cm.Areal yang akan dijadikan kebun wortel, tanahnya diolah cukup dalam dan sempurna, kemudian diberi pupuk kandang 20 ton/ha, baik dicampur maupun menurut larikan sambil meratakan tanah. Idealnya dipersiapkan dalam bentuk bedengan-bedengan selebar 100 cm dan langsung dibuat alur-alur/larikan jarak 20 cm, hingga siap ditanam.
  • Pembukaan Lahan: (1) Membuka Lahan, Babat pohon-pohon atau semak-semak maupun tanaman lain yang tidak berguna.Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma), batu kerikil dan sisa tanaman lain, dan (2) Mengolah Tanah,Olah tanah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor. Biarkan tanah di kering anginkan selama minimal 15 hari, agar keadaan tanah benar-benar matang.
  • Pembentukan Bedengan: Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah gembur. Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan 50-60 cm dan panjang tergantung pada keadaan lahan.
  • Pengapuran : Lakukan pengapuran bila pH tanah asam di bawah 5 dengan cara menaburkan bahan kapur seperti Calcit, Dolomit atau Zeagro 1 secara merata di permukaan tanah. Dosis kapur yang diberikan berkisar antara 0,75-10,24 ton/ha. Campurkan kapur dengan lapisan tanah atas (top soil) sambil dibalikan hingga benar-benar merata. Bila tidak turun hujan, tanah yang telah dikapur sebaiknya disiram (diairi) hingga cukup basah.
  • Pemupukan : Sebarkan pupuk kandang yang telah matang (jadi) sebanyak 15-20 ton/ha di permukaan bedengan, kemudian campurkan dengan lapisan tanah atas secara merata. Pada tanah yang masih subur (bekas kubis atau kentang), pemberian pupuk dapat ditiadakan. Ratakan permukaan bedengan hingga tampak datar dan rapi.
3.3. Teknik Penanaman. 
  • Penentuan Pola Tanaman: Tanah kebun dicangkul sedalam 30-40 cm dan digemburkan. Setelah itu di buat bedengan tanaman selebar kurang lebih 100 cm dan dibuat guritan dengan jarak kurang lebih 20 cm.
  • Pembuatan Lubang Tanam :Tanah diolah sedalam 30-40 cm hingga strukturnya gembur dengan menggunakan traktor/bajak dan alat cangkul.
  • Cara Penanaman :Tata cara penanaman (penaburan) benih wortel melalui tahap-tahap sebagai berikut: Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur-alur/garitan-garitan yang tersedia.Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.Buat alur-alur dangkal sejauh 5 cm dari tempat benih arah barisan (memanjang) untuk meletakkan pupuk dasar. Jenis pupuk yang diberikan adalah campuran TSP ± 400 kg (± 200 kg P2 O5/ha) dengan KCl 150 kg (± 75 kg K2O/ha).Sebarkan pupuk tersebut secara merata, kemudian tutup dengan tanah tipis.Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.
  • Pola Pertumbuhan Tanaman : Pertumbuhan awal tanaman wortel berlangsung lambat karena kemunculan kecambah dapat beragam dari 7 sampai lebih dari 20 hari, dan daun sejati pertama tidak berkembang hingga 3-4 minggu setelah tanam. Pertumbuhan yang lambat ini akan menyebabkan tanaman wortel tidak dapat bersaing dengan gulma yang tidak dikendalikan, dapat dengan mudah mengalahkan kecambah wortel. Akar tunggang, awalnya panjang, ramping, tumbuh vertikal, mulai memanjang dengan cepat dan mencapai panjang potensialnya dalam 12-24 hari setelah berkecambah ( Rubatzky, Vincent E dan Mas Yamaguchi, 1998 : 163 dan 168).
3.4. Teknik Pemiliharaan Tanaman.
  • Penjarangan dan Penyulaman : Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi
  • Penyiangan : Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan. Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan alat bantu kored/cangkul. Rumput liar yang tumbuh dalam parit dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Tanah di sekitar barisan tanaman wortel digemburkan, kemudian ditimbunkan ke bagian pangkal batang wortel agar kelak umbinya tertutup oleh tanah.
  • Pembubunan : Pendangiran dilakukan pada saat umur tanaman 1 bulan, yaitu pada saat tanaman akan membentuk umbi, terutama sehabis hujan. Saat pendangiran ini dilakukan juga pembubunan.
  • Pemupukan : Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan adalah urea atau ZA. Dosis pupuk yang adalah urea 100 kg/ha atau ZA 200 kg/ha. Waktu pemberian pupuk susulan dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat tanaman wortel berumur 1 bulan. Cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata dalam alur-alur atau garitan-garitan dangkal atau dimasukkan ke dalam lubang pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian segera ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah.
  • Pengairan dan Penyiraman : Pada fase awal pertumbuhannya, tanaman wortel memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram (diairi) secara kontinue 1-2 kali sehari, terutama pada musim kemarau. Bila tanaman wortel sudah tumbuh besar, maka pengairan dapat dikurangi. Hal penting yang harus diperhatikan adalah agar tanah tidak kekeringan.
  • Waktu Penyemprotan Pestisida : Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida Furadan 3 G atau Indofuran 3 G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
4. Teknik Pemanenan Wortel.
4.1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri tanaman wortel sudah saatnya dipanen adalah sebagai berikut:Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan sejak sebar benih atau tergantung varietasnya. Varietas Ideal dipanen pada umur 100-120 hari setelah tanam (hst). Varietas Caroline 95 hst., Varietas All Season Cross 120 hst., Varietas Royal Cross 110 hst., Kultivar lokal Lembang 100-110 hst. Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah). Khusus bila dipanen umur muda atau “Baby Carrot” dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: umur panen sekitar 50-60 hari setelah tanam. ukuran umbi sebesar ibu jari tangan, panjangnya antara 6-10 cm dan diameternya sekitar 1-2 cm.
4.2. Cara Panen
Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan. Tanaman yang baik dan dipelihara secara intensif dapat menghasilkan umbi antara 20-30 ton/hektar (Hanum, Chairani, 2008 : 280).
5. Tindakan Pasca Panen.
5.1. Pengumpulan
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada suatu tempat yang strategis, misalnya di pinggir kebun yang teduh, atau di gudang penyimpanan hasil.
5.2. Penyortiran dan Penggolongan
Pilih umbi yang baik sambil memisahkan umbi yang rusak, cacat, atau busuk secara tersendiri. Klasifikasikan umbi wortel yang baik berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
5.3. Penyimpanan
Simpan hasil panen wortel dalam wadah atau ruangan yang suhunya dingin dan berventilasi baik.
 5.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Ikat umbi wortel menjadi ikatan-ikatan tertentu sehingga praktis dalam pengangkutan dan penyimpanannya. Potong sebagian tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20 cm. Angkut hasil wortel ke pasar dengan menggunakan alat angkut yang tersedia di daerah setempat. Khusus untuk sasaran pasar Swalayan, Gelael, Hero, dan lain-lain di kota-kota besar, umbi wortel biasanya dikemas dalam kantong plastik atau kontainer polietilin bening.
 DAFTAR  PUSTAKA
  • Keliat, S. D. (2008). Analisis Sistem Pemasaran Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
  • Manalu, H. (2007). Analisis Finansial Usaha Tani Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
  • Pohan, R. A. (2008). Analisis Usaha Tani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
  • Rini, D. K. (2010). Respon Penawaran Wortel (Daucus carota) Di Kabupaten Boyolali. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
  • Keliat, S. D. (2008). Analisis Sistem Pemasaran Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
  • Manalu, H. (2007). Analisis Finansial Usaha Tani Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
  • Pohan, R. A. (2008). Analisis Usaha Tani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Wortel. (Skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara.
  • Rini, D. K. (2010). Respon Penawaran Wortel (Daucus carota) Di Kabupaten Boyolali. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

  •  

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...