Thursday 14 June 2012

budidaya tanaman cabai

BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabe merupakan suatu komoditas sayuran yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. berdasarkan asal usulnya, cabe berasal dari Peru. Ada yang menyebutkan bahwa bangsa Meksiko kuno sudah menggermari cabe semenjak tahun 7000 jauh sebelum Columbus menemukan benua Amerika (1492). Cristophus Colombus kemmudian menyebarkan dan mempopulerkan cabe dari benua Amerika ke Spanyol pada tahun 1492. pada awal tahun 1500-an, bangsa portugis mulai memperdagangkan cabe ke Makao dan Goa, kemudian masuk ke India, Cina dan Thailand. Sekitar tahun 1513 kerajaan Turki Usmani menduduki wilayah Portugis di Hormuz, teluk Persia. Disinilah memasyarakat di Hongaria. (Prajnanta 1995).
B. Nilai gizi
BAB II
KERANGKA KONSEP
  1. Botani Tanaman
1. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum annum L.
2. morfologi
a. akar
Cabai memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan yang menyebar ke semua arah hingga kedalaman 30-40 cm.
b. batang
Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau.
c. Daun
Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau
d. Bunga
Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun.
e. Buah
Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah.
f. Biji
Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm.
  1. Syarat tumbuh
1. Tanah
- Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik.
- Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 - 7,0
- Tanah tidak becek/ ada genangan air
- Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
- Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
- Suhu udara 16° - 32 ° C
- Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar
matahari cukup (10 - 12 jam).
  1. Tanah gambut
1. sifat fisik
Gambut tropis umumnya berwarna coklat kemerahan hingga coklat tua (gelap) tergantung tahapan dekomposisinya. Kandungan air yang tinggi dan kapasitas memegang air 15-30 kali dari berat kering, rendahnya bulk density (0,05-0,4 g/cm3) dan porositas total diantara 75-95% menyebabkan terbatasnya penggunaan mesin-mesin pertanian dan pemilihan komoditas yang akan diusahakan (Ambak dan Melling, 2000)
Sifat lain yang merugikan adalah apabila gambut mengalami pengeringan yang berlebihan sehingga koloid gambut menjadi rusak. Terjadi gejala kering tak balik (irreversible drying) dan gambut berubah sifat seperti arang sehingga tidak mampu lagi menyerap hara dan menahan air (Subagyo et al, 1996). Gambut akan kehilangan air tersedia setelah 4-5 minggu pengeringan dan ini mengakibatkan gambut mudah terbakar.
    1. sifat kimia
Ketebalan horison organik, sifat subsoil dan frekuensi luapan air sungai mempengaruhi komposisi kimia gambut. Pada tanah gambut yang sering mendapat luapan, semakin banyak kandungan mineral tanah sehingga relatif lebih subur.
Tanah gambut tropis mempunyai kandungan mineral yang rendah dengan kandungan bahan organik lebih dari 90%. Secara kimiawi gambut bereaksi masam (pH di bawah 4) Andriesse (1988). Gambut dangkal pH lebih tinggi (4,0-5,1), gambut dalam (3,1-3,9). Kandungan N total tinggi tetapi tidak tersedia bagi tanaman karena rasio C/N yang tinggi. Kandungan unsur mikro khususnya Cu, B dan Zn sangat rendah ( Subagyo et al, 1996).
BAB III
BUDIDAYA
1. Pengolahan Tanah
  • Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi mencangkul/ bajak dan pembuatan bedengan.
  • Ukuran bedengan tinggi ± 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan
petakan dengan j arak antar bedengan + 30 cm.
  • Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha.
  • Bila dipergunakan mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan
pemupukan pupuk kandang den bile dipergunakan mulsa dari limbah tanaman
seperti sisa-sisa tanaman dapat diberikan setelah penanaman bibit.
2. Persemaian
· Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 - 300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 %.
· Siapkan media semai dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi ± 20 cm, lebar ± 1 m dan panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ daun kelapa.
· Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar garitan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban tanah tetap baik agar biji cepat tumbuh
· Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan penanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai koker dapat digunakan daun pisang , daun kelapa atau kantong plastik. Bibit yang telah dikoker ditempatkan dibawah naungan persemaian.
· Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena sinar matahari.
3. Penanaman
· Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 – 7 helai.
· Pilih bibit yang tinggi den besarnya seragam. Tanam bibit dengan posisi tegak dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
· Siram tanaman secukupnya setelah tanam den penyiraman berikutnya dilakukan 2 hari sekali bila tidak ada hujan.
5. Pemeliharaan
  • Lakukan penyulaman bile ads tanaman yang mati pads pagi/ sore hari.
  • Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m.
  • Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
  • Hama dan penyakit yang wereng menyerang tanaman cabe adalah hama kutu, daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit busuk buah, bercak daun dan busuk batang.
  • Untuk Hama Kutu Daun Persik dapat dipakai Curacron , Tohuthion.
  • Hama ulat Grayak digunakan Methrin, Dimilin dan Atabron
  • Hama Trips digunakan Nogos, Nuracran, Malathion.
  • Penyakit Bercak Daun, Busuk Batang dan Busuk Buah digunakan Antracol, Dithane, M-45, Cupapit, Dipolatan AF.
7. Panen
  • Panenlah cabe, bila cabe warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih
belang hitam).
  • Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai tanaman tidak menghasilkan.
  • Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati – hati agar bunga, buah agar batang tidak rontok/ rusak.
  • Cabai
    Capsicum annum L.
    Nama umum
    Indonesia:Cabai, cabe merah, lombok gede (Jawa), cabe (Sunda),
    Inggris:chili pepper
    Pilipina:Siling Haba
    Cina:la jiao
    Capsicum annum
    Cabai

    Klasifikasi
    Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
         Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
             Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
                 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                     Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                         Sub Kelas: Asteridae
                             Ordo: Solanales
                                 Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
                                     Genus: Capsicum
                                         Spesies: Capsicum annum L.

    Kerabat Dekat
    Paprika, Cabai Rawit

     

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...