Thursday 14 June 2012

Tata Surya


alt
Salah satu planet itu seukuran Yupiter, yang satu lagi tiga kali lebih besar dari Bumi. Keduanya dianggap tiga kali lebih tua dari Bumi, dan terbentuk 12,8 miliar tahun yang lalu. (Daily Mail)
Temuan dua planet besar baru oleh teleskop di Chili adalah planet tertua yang terdeteksi di luar tata surya kita. Planet ini telah ada sejak sebelum Bima Sakti sepenuhnya terbentuk.
Dr Johny Setiawan, tim penemu planet-planet yang mengorbit bintang HIP 11952 mengatakan, "Jika terdapat peradaban cerdas di sana, tentu saja hal tersebut akan dapat menyajikan bagaimana alam semesta mulai berkembang setelah peristiwa Big Bang serta bagaimana galaksi dan bintang-bintang pertama terbentuk."

Planet-planet tersebut diperkirakan tiga kali lebih tua dari Bumi, dan terbentuk 12,8 miliar tahun yang lalu. Planet-planet itu berjarak sekitar 375 tahun cahaya dari tata surya kita.

Planet raksasa itu terdeteksi menggunakan 'kecepatan radial', di mana para astronom mengamati ‘getaran’ dalam cahaya bintang, karena adanya daya tarik dunia yang mengorbit.

Salah satu planet tersebut besarnya mirip dengan Yupiter, di tata surya kita. Yang lain ukurannya sekitar tiga kali Yupiter.
Jika di sana terdapat kehidupan, tentu cenderung sangat berbeda dari manusia.

Pembentukan planet itu bukan sejak adanya alam semesta awal, bintang-bintang itu 'miskin logam‘ – berat unsur-unsurnya kurang dari berat hidrogen dan helium. Setiawan mengatakan, "Kandungan besi hanya sekitar satu persen dari matahari kita. Saya ingin tahu darah semacam apa yang mereka miliki tanpa unsur besi-- pada saat itu, hampir tidak ada unsur-unsur berat yang tersedia.

Setiawan mengakui bahwa planet-planet itu kemungkinan terbentuk kemudian dalam siklus kehidupan bintang - tetapi ia mengatakan ini tidak mungkin.

“Biasanya pembentukan planet tak lama setelah pembentukan bintang, "katanya. "Generasi kedua planet tersebut kemungkian juga terbentuk setelah sebuah bintang mengalami kepunahan, namun hal ini masih dalam perdebatan."

Teori Terbentuknya Tata Surya






Bismillah, masih dalam artikel geografi, kali ini kita akan membahas tentang Teori Terbentuknya Tata Surya, apa dan bagaimana Teori Terbentuknya Tata Surya itu. Semoga apa yang pengarang buku ini tulis dapat bermanfaat untuk kita semua. Apabila Artikel ini bukan jawaban yang teman-teman cari, silahkan gunakan fasilitas pencarian diatas untuk menemukan artikel yang tepat. Selamat membaca Teori Terbentuknya Tata Surya.

Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut.


a. Teori nebula (Kant dan Laplace)

Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.

Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.


Gambar 3.2 Pembentukan tata surya menurut teori nebula 
(Sumber: Moh. Ma'mur Tanudidjaja, halaman 98)


b. Teori planetesimal (Moulton dan Chamberlain)

Moulton dan Chamberlain, berpendapat bahwa tata surya berasal dari adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.



Gambar 3.3 Pembentukan tata surya menurut teori planetesimal 
(Sumber: Moh. Ma'mur Tanudidjaja, halaman 99)




c. Teori pasang surut (Jeans dan Jeffreys)

Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.










Gambar 3.4 Pembentukan tata surya menurut teori pasang surut 
(Sumber: Moh. Ma'mur Tanudidjaja, halaman 100)


d. Teori bintang kembar (Lyttleton)

Teori bintang kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.



Gambar 3.5 Pembentukan tata surya menurut teori bintang kembar 
(Sumber: Moh. Ma'mur Tanudidjaja, halaman 98)


e. Teori awan debu (Weizsaecker dan Kuiper)

Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur, sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planet-planet.

Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya, tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar mengelilingi matahari.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...