MODUL 1
SEJARAH DAN PENGERTIAN PENYULUHAN PERTANIAN
Kegiatan Belajar 1
Sejarah Penyuluhan Pertanian
Sejarah
penyuluhan pertanian memberikan pengetahuan tentang latar belakang
kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian dalam mendukung keberhasilan
pembangunan pertanian. Hampir setiap negara memiliki sejarah dan
perkembangan penyuluhan pertaniannya masing-masing, dengan perbedaan
faktor-faktor yang melatar belakanginya. Amerika Serikat memiliki
sejarah penyuluhan yang berawal dari kebutuhan pendidikan pertanian,
kebutuhan menyampaikan informasi dan mendorong penerapan informasi
melalui kegiatan jasa penyuluhan. Di Inggris, perkembangan penyuluhan
diawali oleh kebutuhan menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
metode lebih sistematis, dan makin mendapat pengakuan dari masyarakat
karena tekanan perang yang membutuhkan produksi bahan pangan dari dalam
negeri. Di Thailand, perkembangan penyuluhan pertanian diawali dari
pembentukan satu departemen penyuluhan pertanian di tingkat pusat yang
sebelumnya bersifat sektoral. Penerapan sistem latihan dan kunjungan
makin meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan
pertanian di Thailand. Perkembangan penyuluhan pertanian di Indonesia
dapat dikelompokkan dalam masa sebelum kemerdekaan (tahun 1817-1941),
masa kemerdekaan (1945-1966), masa orde baru (1966-1998), dan masa
reformasi atau otonomi daerah (1998-sekarang). Pembangunan Kebun Raya di
Bogor pada tahun 1917 dengan tujuan mengenalkan jenis-jenis tanaman
baru, menandai awal pembangunan pertanian di Indonesia. Pada masa
sebelum kemerdekaan tersebut usaha memperbaiki pertanian rakyat
diterapkan dengan sistem tanam paksa dan kekuasaan pangreh praja. Pada
masa kemerdekaan, pendekatan dalam memperbaiki pertanian rakyat telah
diubah dari ketika jaman penjajahan, tetapi sistem komando tetap dari
satu pusat. Hal ini kurang menumbuhkan kesadaran masyarakat. Pada masa
orde baru, kegiatan penyuluhan pertanian mulai mendapat pengakuan dari
masyarakat petani sejalan dengan keberhasilan swasembada beras nasional.
Tetapi pendekatan sentralistik dan top-down tidak sesuai dengan
perkembangan masyarakat Indonesia yang makin memiliki keragaman dan
butuh pengakuan. Pada masa reformasi atau penerapan otonomi daerah,
pemerintah daerah mendapat kewenangan untuk mengatur dan mengurus
peningkatan kualitas SDM sesuai kemampuan dan kebutuhan daerah. Dengan
adanya peluang mengembangkan potensi wilayah, peran penyuluh pertanian
makin dibutuhkan untuk mendorong masyarakat petani memanfaatkan peluang
yang ada. Penyuluh harus mampu mengidentifikasi potensi dan kebutuhan
masyarakat petani setempat dan mampu menerapkan pendekatan penyuluhan
yang sesuai. Dengan demikian kemampuan, kualitas penyuluh perlu pula
ditingkatkan untuk dapat menghadapi perubahan-perubahan pada masa
reformasi dan otonomi daerah.
Kegiatan Belajar 2
Pengertian Penyuluhan Pertanian
Pengertian
penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dengan sistem pendidikan
nonformal untuk mengubah perilaku orang dewasa agar memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik, sehingga sasaran
dapat memilih dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif
pengetahuan yang ada untuk menyelesaikan permasalahan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraannya. Konsep-konsep penting terkait dengan
penyuluhan adalah: proses pendidikan (dengan sistem pendidikan nonformal
dan pendidikan orang dewasa), proses perubahan (menuju perilaku yang
lebih baik, sesuai yang diinginkan), dan proses pemberdayaan (memiliki
pengetahuan dan kemampuan baru). Penyuluhan pertanian lebih luas dan
lebih jauh dari sekedar kegiatan penerangan. Penyuluhan melibatkan
proses komunikasi umpan balik dan ada evaluasi terhadap perubahan
perilaku yang dicapai pada diri sasaran. Penyuluh pertanian merupakan
peran yang tidak mudah, harus mengubah usahatani dan perilaku petani
beserta masyarakatnya. Seorang penyuluh harus memiliki kompotensi
tertentu yang diperoleh dengan menguasai ilmu-ilmu pertanian,
pendidikan, psikologi, komunikasi, sosiologi, kepemimpinan, antropologi,
dan manajemen; serta ilmu-ilmu lain yang mendukung misal ilmu ekonomi.
Tingkat kedalaman dan keluasan dalam penguasaan ilmu-ilmu tersebut
tergantung tingkat spesialisasi penyuluh yang diinginkan, misal penyuluh
pertanian ahli (profesional) atau penyuluh pertanian lapangan
(subprofesional).
MODUL 2
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
Kegiatan Belajar 1
Tujuan Penyuluhan Pertanian
Sebagai
suatu kegiatan, penyuluhan pertanian dilakukan untuk mencapai suatu
keinginan atau tujuan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pendidikan
non-formal bagi petani dan keluarganya. Tujuan penyuluhan pertanian
adalah meningkatkan perilaku dan kemampuan petani sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraannya. Agar tujuan dapat dicapai melalui
kegiatan yang tepat, maka rumusan tujuan harus memenuhi kriteria yang
baik. Kriteria tujuan yang baik adalah spesifik (specific),
menggambarkan arah yang akan dicapai; dapat diukur (measurable), dapat
diketahui setiap kemajuan yang dicapai; dapat dicapai (achieveable),
memiliki dimensi jarak (remoteness); realistis (realistic), memiliki
kerangka jumlah dan jenis kegiatan yang dapat dicapai, memiliki jangka
waktu (time bond) sehingga dapat ditentukan lama pencapaiannya, serta
menjadi "motivasi" yaitu pernyataan tujuan harus dapat menggambarkan
dengan jelas "kebutuhan" dari orang-orang yang terlibat dalam pencapaian
tujuan. Tujuan suatu kegiatan penting dirumuskan dengan kriteria yang
baik, alasannya antara lain adalah: (a) untuk memprediksi waktu
pencapaian, (b) memprediksi kebutuhan sumber daya (manusia, finansial,
sarana dan prasarana), (c) memberikan pedoman dan arah kegiatan, (d)
mudah dilakukan monitoring dan evaluasi dalam usaha/kegiatan pencapaian
tujuan, serta mudah dilakukan perbaikan sebelum terjadi kesalahan yang
lebih besar. Rumusan tujuan perlu dilengkapi dengan rincian kegiatan
untuk mencapai tujuan. Jenis-jenis tujuan penyuluhan pertanian dibedakan
atas dasar: (a) dampak yang dihasilkan, (b) tingkatan tujuan, (c) waktu
pencapaian, (d) komponen perilaku sasaran yang akan diubah, dan (e)
aspek usahatani, Uraian satu jenis tujuan akan selalu terkait dengan
uraian jenis tujuan yang lain. Dalam menetapkan tujuan penyuluhan
pertanian, karakteristik sasaran penyuluhan harus dipahami sehingga
pencapaian tujuannya benar-benar diperuntukkan bagi peningkatan
kesejahteraan sasaran penyuluhan. Petani merupakan orang dewasa yang
telah memiliki karakteristik antara lain: (a) memiliki pengalaman, (b)
kematangan emosi, (c) mampu berinteraksi dengan lingkungannya, dan (d)
menyadari dan mampu berperan di masyarakat. Orang dewasa juga memiliki
konsep-konsep yang telah melekat pada dirinya, khususnya dalam proses
belajar; yaitu konsep diri, konsep pengalaman, konsep kesiapan belajar,
dan konsep orientasi atau perspektif waktu. Dari uraian konsep orang
dewasa, maka rumusan tujuan penyuluhan pertanian sebagai proses
pendidikan seharusnya disesuaikan dengan cara belajar orang dewasa,
yaitu: (1) cara belajar yang langsung dari pengalaman petani; (2) proses
belajar yang terjadi antara penyuluh dan petani dengan kedudukan sama;
(3) proses belajar yang dikembangkan atas dasar kebutuhan belajar akibat
tuntutan situasi setempat yang terus berubah; dan (4) suatu proses
belajar yang bersifat self-learning dan kemandirian warga belajar yang
berlangsung dalam situasi kehidupan yang nyata yang dituntut untuk dapat
diimplikasikan dalam kegiatan penyuluhan.
Kegiatan Belajar 2
Peranan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan
Pembangunan
merupakan upaya melakukan perubahan dan pembaharuan yang dilakukan oleh
suatu masyarakat menuju kondisi yang lebih baik. Pembangunan pertanian
merupakan salah satu aspek pembangunan tersebut. Keberhasilan
pembangunan pertanian berarti akan secara signifikan menentukan
kesejahteraan masyarakat Indonesia, sebab 56,50% rumah tangga di
Indonesia merupakan rumah tangga pertanian (hasil Sensus Pertanian tahun
2003). Pembangunan pertanian bukan hanya meningkatkan aspek ekonomi
saja, tetapi harus dibarengi dengan pembangunan aspek manusia. Petani
harus menjadi bagian dalam kegiatan pembangunan pertanian. Pengalaman
masa lalu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perubahan-perubahan lingkungan telah mempengaruhi arah pembangunan
pertanian yang lebih berorientasi pada pembangunan individu petani.
Peningkatan kualitas individu akan menentukan keterlibatan petani dalam
pembangunan, sehingga secara aktif berpartisipasi termasuk menikmati
hasil pembangunan. Dengan demikian, pembangunan pertanian memiliki
pengertian: sebagai upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat petani,
yaitu melalui peningkatan kapasitas, kualitas, profesionalitas, dan
produktivitas dirinya sehingga petani mampu secara dinamis memanfaatkan
peluang dan mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan yang merupakan kendala untuk meraih kesejahteraan yang
diidamkan. Saat ini, pembangunan pertanian mengarah pada pembangunan
sistem dan usaha agribisnis, yang memerlukan dukungan SDM petani yang
baik. SDM petani harus mencerminkan sebagai masyarakat: (1) teknologi,
(2) terbuka dan transparan, serta (3) madani. Untuk menghasilkan SDM
petani dengan kualitas tersebut, perlu upaya pemberdayaan petani, yaitu
melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan
proses pendidikan non-formal bagi petani agar memiliki kualitas perilaku
sesuai pembangunan, sehingga penyuluhan merupakan penggerak dan
pemercepat pembangunan. Penyuluhan pertanian memiliki peran penting,
yaitu sebagai kegiatan yang merupakan katalis, pendamping, perantara,
dan penemu solusi bagi pembangunan pertanian. Keberhasilan penyuluhan
pertanian ditentukan pula oleh profesionalitas penyuluh, yang memiliki
tugas utama sebagai pembimbing, pendorong, motivator, komunikator, dan
lain-lain.
MODUL 3
FALSAFAH DAN PRINSIP-PRINSIP PENYULUHAN
Kegiatan Belajar 1
Falsafah Penyuluhan Pertanian
Untuk
dapat melakukan suatu kegiatan dengan benar, diperlukan pemahaman
terhadap alasan-alasan yang mendasari dilakukannya suatu kegiatan.
Berfalsafah adalah proses berpikir mencari kebenaran terhadap suatu
kejadian, dan hasil jawabannya merupakan dasar-dasar pemikiran yang akan
dijadikan sebagai landasan kerja suatu kegiatan. Landasan tersebut
selanjutnya diperlukan untuk memberikan arah dan merupakan pedoman bagi
suksesnya kegiatan yang dilaksanakan. Dengan demikian, falsafah
penyuluhan pertanian merupakan landasan atau dasar-dasar pemikiran dalam
penyuluhan, sebagai pengarah dan pedoman dalam memberikan kegiatan
penyuluhan dengan benar. Aliran falsafah umum yaitu idealisme, realisme,
dan pragmatisme merupakan acuan bagi pengembangan aliran falsafah yang
lain termasuk falsafah pendidikan dan falsafah penyuluhan pertanian.
Idealisme, berpendapat bahwa kebenaran ada dalam pikiran manusia,
sehingga untuk memperoleh jawaban kebenaran terhadap suatu fenomena
adalah dengan melakukan proses berpikir secara terus melalui metode
dialectica atau metode tanya jawab. Realisme, menekankan bahwa kebenaran
sudah ada di dunia atau di alam dan memiliki bentuk nyata yang terpisah
dari manusia. Dengan demikian untuk menemukan jawaban kebenaran,
manusia harus terus berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan alam dan
lingkungannya (seeing is believing). Pragmatisme, menekankan bahwa
kebenaran ada dalam pengalaman manusia dan berbeda untuk setiap manusia,
sehingga untuk menemukan kebenaran, manusia harus melakukan atau
berbuat agar memiliki pengalaman (learning by doing), dan berlatih
memecahkan masalah (problem solving) untuk mendapatkan pengalaman.
Ketiga aliran falsafah tersebut cenderung diterapkan secara kombinasi.
Falsafah penyuluhan pertanian yang penting dipahami antara lain ada 6
yaitu: falsafah pentingnya individu, falsafah membantu diri sendiri,
falsafah mendidik, falsafah demokrasi, falsafah kerja sama, dan falsafah
kontinyu atau terus menerus. Kegiatan Penyuluhan Pertanian juga
menganut falsafah pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantoro,
yaitu: Hing ngarso sung tulodo, Hing madyo mangun karso, Tut wuri
handayani. Artinya: seorang pendidik termasuk penyuluh harus memahami
kondisi sasaran didik, penyuluh harus memberi informasi dan teladan,
kemudian menumbuhkan kemampuan inovatif dan kreatif, dan memberi peluang
untuk berkembang sesuai minat petani serta memberi dorongan. Jika
dikaitkan dengan peran penyuluh, maka falsafah ini menekankan peran
penyuluh sebagai motivator, fasilitator, dan partner.
Kegiatan Belajar 2
Prinsip-prinsip Penyuluhan Pertanian
Prinsip
adalah pedoman atau pegangan kerja yang berupa konsep yang lebih
bersifat konkrit dan operasional untuk melakukan suatu kegiatan. Prinsip
juga merupakan rumusan suatu kegiatan yang bersifat relatif lebih
operasional dibandingkan falsafahnya. Tujuan atau manfaat prinsip adalah
memberikan arah dan batasan yang lebih jelas dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan. Dengan demikian, prinsip penyuluhan pertanian
adalah pedoman atau pegangan kerja yang lebih konkrit dan operasional
dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian, yang
disepakati pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan penyuluhan. Prinsip
penyuluhan pertanian menurut Leagans (1961) adalah paling sederhana
namun bersifat mendasar, terfokus pada sasaran didik, yaitu kegiatan
yang harus dilakukan berkaitan dengan pengembangan individu petani, dan
belum secara jelas melibatkan faktor lingkungan maupun komponen-komponen
luar yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan. Prinsip-prinsip tersebut
adalah: (1) prinsip mengerjakan, sebanyak mungkin melibatkan masyarakat
untuk mengerjakan atau menerapkan sesuatu, (2) prinsip akibat,
memberikan akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat, dan (3)
prinsip asosiasi, dikaitkan dengan kegiatan lainnya atau pengalaman
sebelumnya yang dimiliki oleh petani. Prinsip-prinsip penyuluhan
pertanian menurut Wiriaatmadja (1973) dikembangkan relatif lebih
terperinci dibandingkan Leagans, dengan memperhatikan faktor peserta
didik (petani) dan faktor lingkungan termasuk komponen-komponen di luar
petani yang terlibat dalam penyelenggaraan penyuluhan. Misalnya: potensi
wilayah dengan karakteristik masyarakatnya, institusi peneliti,
pendidikan, penyuluh, serta perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
maupun sumber informasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) Penyuluhan
pertanian seyogianya diselenggarakan menurut keadaan-keadaan yang
nyata, (2) Penyuluhan pertanian seharusnya ditujukan kepada kepentingan
dan kebutuhan sasaran, (3) Penyuluhan pertanian ditujukan kepada seluruh
anggota keluarga, (4) Penyuluhan pertanian adalah pendidikan untuk
demokrasi, (5) Harus ada kerja sama yang erat antara penyuluhan,
penelitian, dan pendidikan, (6) Rencana-rencana kerja sebaiknya disusun
bersama oleh penduduk setempat dan penyuluh pertanian, (7) Penyuluhan
pertanian adalah luwes dan dapat menyesuaikan diri kepada
perubahan-perubahan, (8) Metode demonstrasi adalah gagasan dasar bagi
penyuluhan pertanian, dan (9) Penilaian hasil penyuluhan pertanian harus
didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi pada sasaran.
Prinsip-prinsip penyuluhan pertanian menurut Dahama dan Bhatnagar (1980)
relatif terperinci dan komponen individu penyuluh lebih diperhatikan
lagi misalnya kemampuan atau spesialisasi penyuluh yang harus selalu
ditingkatkan. Prinsip tersebut menekankan bahwa kegiatan penyuluhan
pertanian harus memperhatikan: (1) Minat dan kebutuhan nyata petani, (2)
Organisasi masyarakat bawah, (3) Keragaman budaya masyarakat setempat,
(4) Perubahan budaya pasti terjadi, sehingga pelaksanaannya harus
hati-hati dan bijak, (5) Kerja sama dan partisipasi semua orang, (6)
Demokrasi dalam penerapan ilmu, (7) Belajar sambil bekerja, (8)
Penggunaan metode yang sesuai, (9) Kepemimpinan ditumbuhkan, (10)
Spesialis penyuluh yang selalu terlatih, (11) Segenap keluarga
dilibatkan, dan (12) Kepuasan petani yang diutamakan. Penyuluhan
pertanian merupakan sistem pendidikan, sehingga terdapat proses
belajar-mengajar di antara sasaran didik yang umumnya orang dewasa.
Jadi, prinsip penyuluhan juga harus menganut prinsip dalam pendidikan
orang dewasa. Padmowihardjo (2001) menjelaskan 7 prinsip belajar orang
dewasa terutama untuk kegiatan penyuluhan pertanian, yaitu: (1) Orang
dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh mengambil bagian
dalam setiap kegiatan, (2) Orang dewasa belajar dengan baik apabila
menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari, (3)
Orang dewasa belajar dengan sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari
bermanfaat dan praktis, (4) Dorongan dan semangat dan pengulangan yang
terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik, (5) Orang
dewasa belajar dengan sebaik mungkin apabila dia mempunyai kesempatan
untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya, dan
keterampilannya dalam waktu yang cukup, (6) Poses belajar dipengaruhi
oleh pengalaman yang lalu dan daya fikir warga belajar, (7) Saling
pengertian yang baik yang sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang
dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.
MODUL 4
SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN
Kegiatan Belajar 1
Pengertian dan Komponen Sistem Penyuluhan Pertanian
Sistem
penyuluhan pertanian merupakan suatu bentuk/perangkat dari unsur-unsur
penyuluhan pertanian yang menghidupkan pengelolaan pertanian secara
teratur dan terpadu. Dalam sistem penyuluhan pertanian keterpaduan
antar- komponennya itu diarahkan/ditujukan untuk mengubah keadaan
petani/nelayan dan keluarganya agar mampu mengelola usahataninya
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Komponen-komponen dalam sistem penyuluhan pertanian menurut Slamet (2001) terdiri dari:
1. Sasaran penyuluhan, adalah kelompok petani yang merupakan pihak yang terlibat secara langsung dengan proses produksi.
2. Penyuluh, merupakan jembatan antara petani dengan sumber-sumber informasi.
3. Kelembagaan petani, sebagai wadah kumpulan petani yang terlibat secara langsung dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
4.
Kelembagaan sistem agribisnis, wadah pelaku agribisnis yang tidak hanya
berorientasi pada proses produksi, tetapi juga pada penanganan
pascapanen dan pemasarannya.
5. Lembaga pendidikan, sebagai lembaga
yang mempersiapkan penyuluh agar memiliki kemampuan yang lebih tinggi
baik dari segi teknik bertani maupun cara penyampaian informasi kepada
petani.
6. Lembaga penelitian, merupakan lembaga yang menyediakan penemuan-penemuan baru untuk diintroduksikan pada petani.
7.
Sumber informasi, berupa pihak-pihak yang memiliki informasi yang
bermanfaat bagi petani sebagai pengguna informasi, atau bagi pihak lain
yang memegang peranan dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Dalam
sistem penyuluhan pertanian, tiap-tiap komponen memiliki fungsi dan
peran sendiri-sendiri, namun dalam menjalankan fungsi dan perannya itu
harus tercipta suatu kerja sama yang erat sehingga tujuan penyuluhan
dapat dicapai
Kegiatan Belajar 2
Tujuan dan Strategi Kerja Sama dalam Sistem Penyuluhan Pertanian
Sistem
penyuluhan pertanian memerlukan kerja sama antarkomponen yang berada
dalam sistem itu sendiri. Kerja sama tersebut ditujukan untuk mencapai
optimalisasi sumber daya yang ada, baik sumber daya regional maupun
nasional. Tujuan kerja sama diarahkan ke dalam sistem penyuluhan
pertanian yang lebih profesional dengan reorientasi penyuluhan pertanian
sebagai berikut: (1) dari instansi ke kualitas penyuluh, (2) dari
pendekatan top down ke bottom up, (3) dari hierarki kerja vertikal ke
horizontal, (4) dari pendekatan instruktif ke partisipatif/dialogis, dan
(5) dari sistem kerja linier ke jaringan. Kerja sama dalam sistem
penyuluhan pertanian juga ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan
pemerintah, seperti: (1) meningkatkan produksi pangan, (2) merangsang
pertumbuhan ekonomi, (3) meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan
masyarakat pedesaan, serta (4) mengusahakan pertanian yang
berkelanjutan. Pendekatan yang dilakukan kepada petani guna mencapai
tujuan tersebut adalah dengan mengupayakan pemberdayaan petani dengan
memberikan kebebasan pada petani untuk turut berpartisipasi dalam
pembangunan. Dalam menciptakan kerja sama dalam sistem penyuluhan
pertanian, diperlukan strategi yang tepat agar memperoleh hasil yang
tepat dan optimal. Strategi tersebut adalah dengan melibatkan
sektor-sektor penting di luar petani yang dapat bermanfaat bagi
keberlangsungan usahataninya. Keterlibatan sektor lain di luar petani
seperti penelitian atau informasi pasar dapat dijembatani oleh penyuluh
untuk memudahkan sampainya informasi kepada petani. Namun yang paling
penting, dalam membangun sistem penyuluhan pertanian yang berorientasi
ke arah yang lebih modern, maka petani sebagai sasaran penyuluhan harus
mempunyai posisi utama, yaitu petani mempunyai hak untuk menentukan yang
terbaik buat mereka sendiri.
MODUL 5
SASARAN PENYULUHAN PERTANIAN
Kegiatan Belajar 1
Karakteristik dan Keadaan Sosial Budaya Sasaran
Sasaran
utama dalam kegiatan penyuluhan pertanian adalah masyarakat petani
termasuk keluarganya. Walaupun secara harfiah pengertian sasaran
mengarah pada kesan objek suatu kegiatan, tetapi dalam hal ini sasaran
penyuluhan sudah diarahkan untuk menjadi subjek atau orang yang
mempunyai peranan utama dalam pembangunan pertanian. Dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan, penting bagi seorang penyuluh untuk memahami
sasarannya. Memahami sasaran berarti memahami pula ciri-ciri utama
sasaran penyuluhan yang sebagian besar merupakan masyarakat pedesaan.
Ciri-ciri tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pelaku
kebijakan dalam menentukan program pembangunan di pedesaan. Selain ciri
pribadi masyarakat sasaran, perlu pula diketahui tentang karakteristik
wilayah penyuluhan serta karakteristik sosial budaya masyarakat sasaran.
Karakteristik wilayah penyuluhan berkaitan dengan struktur fisik
wilayah serta pola pemukiman masyarakat pada umumnya. Struktur fisik
wilayah sasaran berkaitan dengan ciri-ciri geografis wilayah, dari hal
tersebut penyuluh dapat memperhitungkan waktu pelaksanaan kegiatan
penyuluhan. Pola pemukiman biasanya mencerminkan kehidupan sosial yang
umumnya terdapat pada wilayah tersebut. Karakteristik sosial budaya
sasaran merupakan faktor sensitif dan merupakan faktor terpenting yang
perlu mendapat perhatian. Karakteristik ini menyangkut nilai-nilai,
norma sosial, pola pelapisan sosial, struktur kekuasaan dan pengaruh,
serta adanya organisasi sosial yang kuat di antara masyarakatnya.
Kegiatan Belajar 2
Perilaku dan Kebutuhan Sasaran
Perilaku
dan kebutuhan sasaran merupakan dua hal yang penting untuk diketahui
dan dipahami oleh penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
pertanian. Oleh karena sasaran penyuluhan adalah manusia dewasa maka
perilaku dan kebutuhan yang harus dipahami adalah perilaku dan kebutuhan
orang dewasa. Faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku sasaran dapat
berasal dari dalam diri sasaran maupun berasal dari pengaruh luar.
Perilaku atau kebiasaan sasaran tersebut ada yang mendukung kelancaran
kegiatan penyuluhan, tetapi ada pula yang menghambat. Umumnya
kebiasaan-kebiasaan yang memperlancar kegiatan penyuluhan didasarkan
atas kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok yang mereka harapkan
dari terlaksananya program penyuluhan. Sedangkan kebiasaan yang
menghambat biasanya disebabkan adanya sikap yang kaku serta adat
istiadat yang dipegang teguh. Kebutuhan seseorang terdiri dari beberapa
tingkatan, biasanya berkaitan dengan kondisi perekonomian yang tengah
dialaminya. Kebutuhan ini sangat berkaitan erat dengan motivasi
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi atau
dorongan-dorongan yang ada dalam diri seseorang dapat berasal dari
dalam, seperti adanya keinginan, harapan, dan tujuan hidup, dapat pula
berasal dari luar seperti adanya tekanan dari luar. Adapun sasaran
penyuluhan mengikuti kegiatan penyuluhan didasarkan pada
kebutuhan-kebutuhan: perbaikan kesejahteraan, rasa tanggung jawab pada
diri sendiri, keluarga, serta masyarakat, keinginan berprestasi,
menemukan hal-hal baru, melepaskan diri dari beban utang, aktualisasi
diri, memperoleh jaminan di hari tua, bersosialisasi dengan masyarakat,
serta keinginan untuk memperoleh kekuasaan.
Kegiatan Belajar 3
Kelompok dan Organisasi Sasaran
Masyarakat
pedesaan di Indonesia sangat kental dengan kehidupan berkelompok.
Kelompok ini terbentuk karena ada kepentingan-kepentingan bersama
disertai adanya keterikatan sosial yang sudah mendarah daging sejak
zaman dahulu. Yang paling terlihat dalam pola kehidupan berkelompok
dalam masyarakat pedesaan adalah kelompok yang didasarkan atas kesamaan
mata pencaharian. Karena pada umumnya mereka bermata pencaharian sebagai
petani (termasuk beternak, budidaya ikan, atau nelayan) maka organisasi
yang dikenal dan diarahkan oleh pemerintah adalah kelompok tani.
Kelompok tani diarahkan oleh pemerintah dalam upaya pembangunan
pertanian dalam skala nasional. Struktur organisasi kelompok tani
diupayakan seragam dengan mengacu pada pola kehidupan masyarakat yang
sudah ada sejak dulu, yaitu dengan menempatkan tokoh-tokoh masyarakat
sebagai pemimpin sekaligus unsur pengaruh yang kuat bagi masyarakat
dalam menyelipkan program-program pemerintah tersebut. Manfaat
terbentuknya kelompok tani dirasakan sangat kuat, baik untuk kemajuan
petani, maupun bagi kelancaran pelaksanaan program penyuluhan. Untuk
menjaga keberlangsungan program-program yang akan datang, sebaiknya
konsep kelompok tani tetap memegang teguh ciri khas kepemimpinan
masyarakat pedesaan yang bersifat nonformal.
MODUL 6
PERANAN PENYULUHAN DAN ORGANISASI PENYULUHAN PERTANIAN
Kegiatan Belajar 1
Peranan Penyuluhan Pertanian
Dalam
kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia, penyuluh pertanian lebih
cenderung menggambarkan seseorang yang bertugas ke lapangan mengunjungi
petani untuk menyampaikan program penyuluhan yang dirancang oleh
pemerintah. Pernyataan tersebut tidak seluruhnya benar, tetapi juga
tidak salah. Secara garis besar, penyuluh adalah orang yang bekerja atau
berkecimpung dalam kegiatan penyuluhan yang melakukan komunikasi pada
sasaran penyuluhan, sehingga sasarannya itu mampu melakukan proses
pengambilan keputusan dengan benar. Adapun jenis-jenis penyuluh tidak
hanya mereka yang turun secara langsung ke lapangan menemui petani,
tetapi juga mereka yang merancang program penyuluhan berdasarkan
kebutuhan umum dari sasaran penyuluhan. Berdasarkan pengertian tersebut
di atas, penyuluh dihadapkan pada peran-peran yang harus dimainkan,
sesuai dengan kondisi dan harapan sasaran penyuluhan. Penyuluh dapat
memposisikan dirinya sebagai motivator, edukator, fasilitator,
dinamisator, organisator, penasihat, penganalisis dan lain-lain, yang
peranannya itu akan membawa manfaat terutama bagi petani sebagai sasaran
penyuluhannya. Sehubungan dengan berbagai peran tersebut, penyuluh
dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan antara lain: kemampuan
berkomunikasi, berpengetahuan luas, bersikap serta mampu menempatkan
dirinya sesuai dengan karakteristik sasaran penyuluhan. Terdapat
berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik secara
internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain: tingkat
pendidikan, motivasi, kepribadian dan harga diri serta keadaan sosial
budaya penyuluh. Adapun faktor eksternalnya antara lain: manajemen
organisasi penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh penyuluh
dalam menjalankan tugasnya serta tingkat partisipasi sasaran yang berada
di bawah koordinasinya. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh
pihak pimpinan organisasi sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mengupayakan peningkatan kompetensi penyuluh.
Kegiatan Belajar 2
Organisasi Penyuluhan Pertanian
Secara
umum organisasi penyuluhan pertanian dibentuk untuk memperlancar
kegiatan pendekatan pada petani dalam mengintroduksikan program
pembangunan pertanian. Organisasi penyuluhan pertanian merupakan suatu
kumpulan atau kelompok yang mengkoordinasikan unit-unit kegiatan
pembangunan pertanian dalam bentuk penyuluhan pertanian yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Tujuan
organisasi penyuluhan pertanian adalah juga merupakan tujuan para
anggotanya. Dengan demikian selain untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat petani, organisasi penyuluhan juga seharusnya mempunyai
tujuan untuk meningkatkan peran penyuluh yang menjadi anggotanya. Hal
ini sangat diperlukan karena akan berdampak terhadap kinerja yang ada
pada diri penyuluh, sehingga mampu menjalankan perannya dengan baik.
Organisasi penyuluhan pertanian mempunyai manfaat yang sangat penting
bagi pengembangan peran penyuluh. Melalui organisasi penyuluhan
pertanian, penyuluh diharapkan mampu untuk memahami latar belakang
sosial budaya sasaran, mempunyai kaitan yang erat dengan pusat-pusat
informasi, melakukan pendekatan dengan para pemimpin masyarakat, dan
lain-lain. Adanya organisasi penyuluhan pertanian di Indonesia tidak
terlepas dari pembentukannya pertama kali pada zaman penjajahan Belanda.
Berbagai perubahan terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, mulai
dari pembentukan yang sederhana dengan tujuan dan kegiatan yang
sederhana sampai sekarang telah menjadi satu kesatuan sistem penyuluhan
yang melibatkan kerja sama di antara berbagai pihak yang merencanakan
pembangunan.
MODUL 7
KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Kegiatan Belajar 1
Pengertian, Tujuan, dan Proses Komunikasi
Ada
beberapa definisi tentang komunikasi yang dikemukakan oleh para pakar.
Namun demikian, dalam konteks penyuluhan pertanian, komunikasi merupakan
suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari penyuluh kepada
petani dan keluarganya, tetapi proses tersebut baru terhenti jika
sasaran telah memberikan tanggapan berupa perubahan perilaku. Ditinjau
dari segi manfaatnya, ada beberapa tujuan komunikasi yaitu tujuan yang
bersifat informatif, pengaruh atau persuasif, dan hiburan. Tujuan
komunikasi yang jelas mengandung beberapa dimensi, yaitu dari segi
"siapa" yang menjadi sasaran komunikasi dan "bagaimana" hasil yang
diinginkan oleh pengirim dan penerima. Proses komunikasi dikembangkan
oleh para pakar mulai dari model linear yang paling awal sampai model
interaktif yang mutakhir. Model linear menggambarkan proses komunikasi
sebagai aliran yang bersifat satu arah yaitu dari sumber kepada penerima
pesan, sedangkan model interaktif menggambarkan proses komunikasi
sebagai proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dan semua
pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai
ada saling pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh semua pihak. Oleh
karena itu, model komunikasi tidak lagi bersifat linear (garis lurus),
tetapi bersifat memusat atau konvergen. Dalam proses komunikasi, ada
beberapa komponen atau unsur yang tidak dapat dihilangkan salah satunya
karena masing-masing merupakan bagian yang pokok. Unsur-unsur tersebut
adalah sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima
(receiver), tujuan (objective), dan perlakuan (treatment).
Kegi
No comments:
Post a Comment