Padi kerdil disebabkan oleh bakteri xanthomonas oryzae kini terjadi di Kecamatan Tanon kabupaten Sragen. Bakteri xanthomonas oryzae itu membuat tanaman padi sulit tumbuh, yang membuat daun padi berubah jadi kuning.
Padi yang sudah terserang bakteri xanthomonas oryzae ini tidak menghasilkan bulir padidan menjadi Padi kerdil.
Padi kerdil juga pernah menyerang di Desa Pringanom Masaran Sragen akibat virus. Padi kerdil di Tanon kisaran 72 hektar (ha). Serangan bakteri xanthomonas oryzae dalam tingkatan sedang, terjadi pada 16 ha lahan tanaman padi, untuk sebanyak 56 ha lahan lain mengalami serangan kategori ringan. Untuk serangan ringan oleh bakteri xanthomonas oryzae adalah 10% daun pada lahan tersebut telah terserang bakteri.
Sejumlah petani menilai kejadian padi tidak tumbuh di sawah mereka disebabkan oleh virus kerdil namun anggapan ini salah, karena di dapatkan penyebab padi kerdil ini adalah bakteri xanthomonas oryzae. Perbedaan dari penyebab penyakit padi kerdil ini berakibat pada penanganannya. Apabila penyebab penyakit padi kerdil adalah virus, maka tanaman padi harus dimusnahkan. Akan tetapi jika disebabkan oleh bakteri, pemusnahan tanaman padi tidak perlu dilakukan.
Serangan bakteri Xampomonas Oryzae dapat diatasi dengan menambah penggunaan unsur hara kalium (K) pada pupuk yang disebarkan disawah. Petani cenderung minim menggunakan pupuk yang mengandung unsur hara K. Sumber unsur K, yaitu pupuk KCL yang akhir akhir ini langka di wilayah Sragen. Kelangkaan pupuk KCL tersebut memicu petani makin banyak memakai pupuk Urea.
clik link di bawah ini untuk memperoleh informasi yang lainnya.
No comments:
Post a Comment